Sungai Sigeaon Jorok dengan Sampah Plastik

Membuang sampah sembarangan ke Sungai Sigeaon, Kabupaten Tapanuli Utara belum terkikis dari sebagian besar warga.
Sampah kemasan plastik di sepanjang Sungai Sigeaon Tarutung, Tapanuli Utara, Senin 1 Juli 2019. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang)

Tarutung - Kebiasaan membuang sampah secara sembarangan ke Sungai Sigeaon, Kabupaten Tapanuli Utara belum terkikis dari sebagian besar warga Kecamatan Sipoholon dan Kecamatan Tarutung.

Tanpa sadar, sebenarnya tumpukan sampah organik dan anorganik yang mereka buang ke sungai akan jadi bom waktu bagi kelestarian sungai yang merupakan salah satu ikon daerah itu.

Sungai ini unik karena membelah Kota Tarutung sebagai ibu kota Kabupaten Tapanuli Utara. Alurnya memanjang dari Kecamatan Sipoholon hingga Kecamatan Tarutung. 

Kota ini juga dihubungkan dua jembatan tua yang dibangun pada masa penjajahan Belanda. Di bawah jembatan ini pula air Sungai Sigeaon mengalir.

Sungai ini tergantung warga penghuni sepanjang Sigeaon, termasuk para pengusaha di sini. Jika bersih akan jadi daya tarik juga

Pantauan Tagar, di sisi sungai tampak sampah plastik kemasan bertumpuk, persis di belakang puluhan warung kuliner yang berderet di sepanjang ruas Jalan Diponegoro, Kota Tarutung.

Salah seorang pengunjung, P Napitupulu mengatakan, budaya buang sampah sembarangan pemilik warung dan warga patut disesalkan. 

"Mengapa sampah-sampah ini dibiarkan ya, tidak lama lagi ini akan jadi momok, masalah terburuk mengurangi nilai jual lokasi wisata kuliner ini," katanya.

Dia memberi saran agar Sungai Sigeaon dan kawasan sekitarnya harus tetap dijaga kebersihannya, bukan saja oleh pengunjung tapi juga para pemilik warung.

"Sungai ini tergantung warga penghuni sepanjang Sigeaon, termasuk para pengusaha di sini. Jika bersih akan jadi daya tarik juga," terang dia mengaku warga Kabupaten Toba Samosir.

Pengunjung lain bernama Maju Simanungkalit mengatakan hal serupa. Menurut dia, pemerintah setempat harus peduli dan proaktif memantau kondisi sungai.

"Karena ini wilayah kelurahan di dalam Kecamatan Tarutung, camat dan lurah harus proaktif menata dan mengawasi," katanya.

Kemudian Dinas Lingkungan Hidup setempat juga bertanggung jawab untuk membersihkan secara rutin semak belukar di sepanjang bantaran sungai.

"Yang mengelola anggaran kebersihan setahu saya ada dinas lingkungan hidup, mereka juga harus lebih proaktif," kata Maju.

Sedangkan Camat Tarutung Renhard Lumbantobing menyebut, pada awalnya kesepakatan telah dibuat antara Kelurahan X Tarutung dengan puluhan pengusaha di sepanjang Sigeaon. Intinya menjaga kebersihan.

Pihaknya kemudian sudah mengalokasikan anggaran untuk membangun jamban umum di sana agar bisa dipakai warga sehingga tak membuang kotoran langsung ke sungai.

"Untuk menjaga kebersihan Pemerintah Kelurahan X kota Tarutung akan membangun dua titik WC umum untuk pengunjung," kata Renhard. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Pemimpin G7 Janjikan Dana Infrastruktur Ketahanan Iklim
Para pemimpin dunia menjanjikan 600 miliar dolar untuk membangun "infrastruktur ketahanan iklim" perang Ukraina juga menjadi agenda utama