Warga Taput Menanti Optimalisasi Bendung Sigeaon

Warga di dua kecamatan Kabupaten Taput berharap realisasi pembangunan jaringan irigasi primer bendungan Sigeaon di Sipoholon
Bendung Sigeaon 1650 hektar Tapanuli Utara dibangun sejak tahun 2014 silam, 7 Juni 2019. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang)

Tarutung  -  Warga di dua kecamatan Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara berharap  optimalisasi pembangunan jaringan irigasi primer bendungan Sigeaon di Sipoholon. Seluas 1.650 hektare lahan pertanian menerima manfaat pembangunan.

Bendungan di sebelah barat sudah selesai dan langsung dirasakan manfaatnya ratusan lahan persawahan warga di Kecamatan Sipoholon. Sementara bendungan di titik timur terkendala karena adanya keberatan warga soal ganti rugi lintasan jaringan irigasi.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II Kementerian PUPR yang sudah mengalokasikan anggaran kemudian menganulir pembangunan di titik timur bendungan pada tahun 2017 lalu.

Pembangunan bendungan itu sendiri dimulai sejak tahun 2014 lalu dengan prediksi mampu menyediakan pengairan untuk 1.650 hektare lahan persawahan petani dua kecamatan, yakni Sipoholon dan Tarutung. Upaya itu terwujud atas usulan masyarakat dua kecamatan karena kebutuhan pengairan pertanian mereka.

"Adanya keberatan warga di hulu membuat kelanjutan pembangunan jaringan terkendala. Kami petani di hilir berharap pembangunan jaringan untuk membutuhi pengairan di Desa Hutauruk," kata Robin Simanungkalit (55), pemilik lahan tadah hujan di Desa Hutauruk Hasundutan, Jumat 7 Juni 2019.

Harapan serupa terungkap dari petani Desa Hutabarat Parbaju, Kecamatan Tarutung. Petani dengan lahan 300 hektare meminta optimalisasi jaringan irigasi ke lahan mereka.

"Jika kelak jaringan irigasi bisa terbangun pola indeks penanaman dua kali satu tahun bisa dilakukan petani 300 hektare. Dan budi daya ikan tawar akan hidup kembali," terang Amir Hutabarat (47) warga tani Desa Hutabarat Partali.

Pantauan Tagar, pasca tuntasnya jaringan pengairan di sebelah barat bendungan Sigeaon, ratusan hektare lahan persawahan warga Desa Simanungkalit Sipoholon, petani kembali menuai hasil panen raya berlimpah sejak dua tahun terakhir.

"Akhirnya kami bisa kembali bertanam padi di lahan yang sempat kritis akibat kekeringan lima tahun silam. Bahkan bercocok tanam dua kali setahun sebenarnya sudah bisa kami lakukan," kata K Simanungkalit (53) mengapresiasi fasilitas irigasi yang berlimpah air.

Informasi diperoleh Tagar dari Kepala Dinas PUPR Tapanuli Utara Anggiat Rajagukguk, menyebut Balai Wilayah Sungai Sumut II sudah merencanakan kembali kelanjutan jaringan.

"Tahun ini perencanaan kembali, kemungkinan tahapan lelang dijadwalkan tahun 2020. Di program akan membangun jaringan irigasi kembali hingga bisa mengakomodir pengairan sawah 1.650 hektare di Sipoholon dan Tarutung," terang Anggiat, Jumat 7 Juni 2019.[]

Artikel lainnya

Berita terkait
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.