Sultan Minta Sirip Malioboro Yogyakarta Ditata

Uji coba Malioboro bebas kendaraan bermotor akan berlanjut. Gubernur DIY Sri Sultan HB X minta siri-sirip Malioboro juga perlu ditata.
Seorang pengayuh becak tampak senang dengan Suasana Malioboro saat dilakukan uji coba pedestrian pada Selasa, 19 November 2019. (Foto : Tagar/Ratih Keswara)

Yogyakarta - Uji coba bebas kendaraan bermotor di Malioboro rencananya masih terus berlanjut. Terakhir uji coba di ruas jalan sepanjang 1,4 kilometer (Km) tersebut dilakukan pada Selasa, 19 November 2019 lalu. Uji coba ini bagian dari rencana mewujudkan Kawasan Malioboro sebagai semi pedestrian.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengatakan sampai saat ini belum menerima laporan terkait evaluasi pelaksanaan uji coba semi pedestrian Malioboro. Namun poin yang perlu digarisbawahi adalah dampak kemacetan di ruas jalan di sekitar kawasan Malioboro.

Raja Keraton Yogyakarta ini mengatakan sejumlah pihak terkait perlu melakukan survei terlebih dahulu, termasuk soal rekayasa lalu lintas. Evaluasi uji coba Malioboro bebas kendaraan bermotor untuk menemukan pilihan dan solusi lain.

“Semuanya kan harus diperbaiki, termasuk pengaturan jalan-jalan sirip Malioboro. Intinya kita tidak bisa mempeluas kota, beban sosialnya juga tinggi. Jadi sistem manajemen traffic itu sesuatu yang penting,” kata Sultan HB X di Kepatihan Yogyakarta, Rabu, 20 November 2019.

Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji menegaskan, uji coba pedestrian Malioboro akan terus dilakukan di berbagai situasi. Hal ini untuk melihat pengaruh dan dampaknya bagi semua pihak agar upaya menjadikan Malioboro sebagai kawasan pedestrian bisa diwujudkan.

Semuanya kan harus diperbaiki, termasuk pengaturan jalan-jalan sirip Malioboro.

Menurut dia uji coba Malioboro bebas kendaraan bermotor tidak akan berhenti sampai kemarin saja. Uji coba pasti akan terus dilakukan. "Uji coba akan dilakukan saat PKL (pedagang kaki lima) berjualan, saat tidak ada PKL, dan bisa jadi uji cobanya nanti saat weekend,” ujar Aji, sapaan akrab Kadarmanta Baskara Aji.

Aji mengatakan uji coba pedestrian Malioboro ini untuk melihat dampaknya, baik ekonomi maupun dampak lalu lintas. Hasil uji coba pada Selasa 19 November 2019 kemarin pun saat ini masih dikaji oleh Dinas Perhubungan DIY.

“Kami sendiri sedang menunggu laporan hasil uji coba. Kepentingan semua pihak harus dipertemukan. Kalau hanya melihat dari sisi para pejalan kaki dan wisatawan yang sedang berlibur, tentu senang,” imbuhnya.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY ini mengatakan uji coba tersebut juga untuk melihat apakah PKL tetap bisa berdagang, atau apakah ditemukan kesulitan akses yang lewat di sekitar Malioboro. Itu semua perlu ditelaah. Dinas Perhubungan DIY menjadi pihak yang akan membuat telaah lengkap.

“Hasil telaahnya pun akan dikoordinasikan juga dengan seluruh pihak terkait, baik para komunitas di Malioboro maupun Pemerintah Kota Yogyakarta,” paparnya.

Sebelumnya, Jalan Malioboro ditutup pada Selasa 19 November 2019 mulai pukul 09.00-21.00 WIB. Uji coba penutupan ini dilakukan di luar jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya, yaitu Selasa Wage. Konsep rekayasa lalu lintas yang diterapkan saat uji coba pedestrian pun sama seperti saat Selasa Wage.

Jalan Malioboro dari ujung utara hingga Titik Nol Kilometer harus bebas dari kendaraan. Kendaraan bermotor yang masih diperbolehkan melintas saat uji coba adalah Trans Jogja dan kendaraan khusus pelayanan publik, seperti kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan yang menyiram tanaman, kendaraan sampah, dan mobil patroli. []

Baca Juga:

Berita terkait
Uji Coba Semi Pedestrian Malioboro Yogyakarta Sukses
Uji coba semi pedestrian Malioboro berlangsung sukses. Tidak kendaraan bermotor yang melewati ruas jalan itu, kecuali Trans Jogja.
Besok Jalan Malioboro Yogyakarta Ditutup 12 Jam
Malioboro tidak hanya ditutup saat Selasa Wage. Besok saat Selasa Pon juga diujicobakan ditutup atau bebas kendaraan bermotor.
Pahlawan Kebersihan Siber.Kom Malioboro Diluncurkan
Sistem kebersihan berbasis komunitas diluncurkan di Malioboro. Mereka dengan sukarela memungut sampah di kawasan yang menjadi ikon Yogyakarta.