Yogyakarta - Andong berbasis aplikasi online dilaunching di Yogyakarta. Moda transportasi tradisional berpadu teknologi digital yang ditarik kuda ini tarifnya Rp 150.000 per jam.
GrabAndong, begitu namanya. Tarifnya relatif murah, karena bisa dinaiki 4-6 orang sekali order. Di sepanjang Malioboro, ada enam titik penjemputan. Sedangkan total GrabAndong saat ini 26 mitra andong.
Ketua Paguyuban Andong DIY Purwanto mengatakan, andong berbasis online lebih menguntungkan kedua pihak, pengemudi maupun penumpang. Keuntungannya adalah kepastian tarif.
"Tarif (GrabAndong) dibuat standar, Rp 150.000 per jam. Tidak perlu tawar menawar seperti andong yang belum berbasis online," kata dia di Yogyakarta, Sabtu 24 Agustus 2019.
Menurut dia, tarif Rp 150.000 per jam relatif murah. Sekali angkuta dibatasi maksimal enam orang. Ini berkaitan dengan kapasitas andong atau kereta juga stamina kuda.
Namun dia menjamin, kuda yang dipakai untuk GrabAndong kondisinya sehat dan terawat. Untuk menjadi mitra GrabAndong, kuda harus diseleksi dulu. "Tentunya, kuda harus sehat dan terawat. Itu standarnya," kata dia.
Purwanto mengatakan, untuk perawatan kuda, setiap harinya juga selalu diawasi secara intensif. Mulai dari perawatan seperti membersihkan kuda, merawat sepatu kuda, bahkan memandikannya.
"Setiap hari, andong kami jalan maksimal 6-7 jam. Itu pun ketika kuda berhenti, kami selalu memberi air minum," ujar Purwanto.
Perusahaan Grab juga mendukung perawatan kuda untuk GrabAndong ini. Salah satunya menggandeng Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk kesehatan hewan.
Sekretaris Fakultas Kedokteran Hewan UGM Dr. drh. Yuriadi, M.P mengatakan, kuda yang digunakan untuk andong di GrabAndong merupakan kuda yang perawatannya dijaga ketat. Dalam hal nutrisi, setiap harinya paguyuban memberi porsi pakan kuda yang cukup.
"Mereka juga memberi jamu agar stamina kuda tetap terjaga. Jika ada yang sakit, kami akan mengecek kondisinya," kata Yuriadi.
Paguyuban Andong menyisihkan, penghasilannya yang didapat dari GrabAndong untuk biaya perawatan dan kesehatan kuda. Dengan demikian, kuda-kuda yang digunakan untuk GrabAndong dijamin merupakan kuda yang kondisi kesehatannya terjaga dan terawat.
Menteri Pariwisata Arief Yahya saat peluncuran GrabAndong di Titik Nol Yogyakarta, Jumat 23 Agustus 2019 malam, menyebutkan, GrabAndong merupakan kombinasi transportasi tradisional dan teknologi digital. Dia berrharap AndongGrab semakin meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Yogyakarta.
Menurut dia, GrabAndong merupakan kelanjutan kemitraan dalam mendukung pariwisata Indonesia bertagline ‘Wonderful Indonesia’. Terobosan ini untuk meningkatkan kualitas moda transportasi lokal ikonik yang dapat memberikan pengalaman baru dan unik bagj wisatawan.
Menpar mengatakan, Indonesia merupakan negara yang kaya budaya dan keindahan alam. "Wonderful Indonesia sudah menjadi inisiatif berkelanjutan dari Kementerian Pariwisata mempromosikan destinasi wisata," kata Arief. []
Baca juga:
- OTT di Yogyakarta, Sultan: Seperti Dagelan
- Tak Direstui Mahasiswa Yogyakarta Ini Kirim Video Mesum
- Maskapai Asing Belum Terbang ke YIA Yogyakarta, Ini Alasannya