Suka Duka Driver Ojol Semarang Sejak Wabah Corona

Dampak pandemi virus Corona atau Covid-19 sangat dirasakan driver ojek online (ojol) di Kota Semarang.
Acara diskusi ojek online dengan dinas kebudayaan dan pariwisata di Semarang. (Foto: Tagar/Yulianto)

Semarang - Dampak pandemi virus Corona atau Covid-19 sangat dirasakan driver ojek online (ojol) di Kota Semarang. Apalagi bagi mereka yang memang bekerja full time sebagai driver ojol.

Perubahan kondisi ini disebabkan sejak diberlakukannya libur sekolah dan kampus-kampus yang menghentikan sementara kegiatan perkuliahan. Begitu juga dengan imbauan pemerintah untuk Work From Home (WFH) untuk pekerja.

Dengan alasan tersebut, secara otomatis membuat penghasilan dari ojol menurun drastis. "Iya, dampak Corona pasti sangat kerasa mas, karena orderan jadi sepi banget. Sekolah dan kampus saat ini juga libur,"kata salah satu Ojol, Nur, yang  biasanya  mangkal di kantor Balai Kota Semarang, Sabtu, 28 Maret 2020.         

Kata dia, dengan adanya imbauan untuk menghindari penggunaan transportasi umum, customer menjadi takut bepergian menggunakan ojol. 

"Meskipun ada, saat ini penumpang menjadi waspada saat naik ojek online. Kemarin saya sempat dapat penumpang, dia bawa helm sendiri, pakai masker sendiri dan sama sekali tidak ada kontak sama driver," ucapnya.

Saya antar orderan makanan, customer minta makanan itu ditaruh di depan rumah ya, terus uangnya dilempar begitu saja ke arah saya.

Begitu juga saat driver ojol sedang menjemput penumpang, mereka ternyata sudah menyiapkan masker dan helm sendiri. Bahkan, bayar dengan non tunai. 

Saat dibonceng, penumpang duduknya agak jauh dan tidak kontak maupun pegang jaket driver. "Diperjalanan juga tidak ngobrol, hanya memberikan aba-aba seperlunya saja, yaitu mengarahkan driver saat mau dekat rumah yang dituju dengan kata-kata kiri dan kanan," ujar Nur. 

Senada dengan driver ojol lainnya, Muhlisin mengakui adanya penurunan pendapatan karena Corona di Indonesia yang semakin mewabah. 

Dia mengatakan sebelum virus tersebut mewabah di Indonesia, pendapatan per hari yang diperolehnya mencapai sekitar Rp 150-170 ribu, bahkan sudah tutup 20 poin, dan pulang lebih awal. Berbeda dengan sekarang ini, dirinya hanya membawa pulang Rp 100 ribu. 

"Itu pun agar bisa nutup target 20 poin, harus sampai larut malam," tutur Muhlisin.

Selain order lebih sedikit, dia juga butuh waktu yang lama sampai malam hari untuk capai target 20 poin. "Ini saja, saya baru dapat orderan makanan 9 kali, kumpulkan 12 poin. Sama baru dapat 3 orang penumpang. Jadi tinggal 5 poin lagi nutup target poin," ucap dia.     

Banyak pengalaman kurang menyenangkan yang dirasakan Muhlisin sejak virus Covid-19 merebak di Tanah Air. "Misalnya saat saya antar orderan makanan, customer minta makanan itu ditaruh di depan rumah ya, terus uangnya dilempar begitu saja ke arah saya. Dalam hati saya merasa sedih, tapi saya maklumi, karena kondisinya seperti ini," katanya.  

Tak hanya orderan sepi, namun saat ini gerak mereka juga dibatasi. Hal itu dibuktikan ketika driver ojol mangkal bergerombol di sekitar Stasiun Poncol Semarang untuk menunggu orderan penumpang, namun dibubarkan polisi yang sedang melakukan patroli.

"Harapan kami ada diskon kepada customer agar tetap ada order, bonus poin ojol supaya bisa diturunkan, tidak seperti  sekarang 20 poin bisa  diturunkan menjadi 15 atau 16 poin dengan bonus 80 ribu," ucapnya.

Muhlisin juga meminta setiap driver ojol dibekali dengan masker dan antiseptik. "Sedangkan pemerintah bisa benar-benar merealisasikan anggaran driver ojol masuk daftar penerima jaring pengaman sosial," tutur dia. []

Baca juga:

Berita terkait
Driver Ojol Tidur, Dikira Tewas Jadi Korban Corona
Video memperlihatkan seorang driver ojek online (ojol) tergeletak di jalan, viral di dunia maya. Belakangan diketahui kalau sang driver ketiduran.
Driver Gojek Jateng-DIY Dapat Vitamin Cegah Covid-19
Ribuan mitra Gojek Jateng-DIY mendapat perlengkapan kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
Jakarta Darurat Covid-19, Anies Sorot Driver Ojek
Gubernur DKI Anies Baswedan menyorot driver ojek online dan pangkalan setelah Jakarta berstatus Tanggap Darurat Bencana Covid-19.
0
SDR: Kenapa KPK Tak Kunjung Panggil Gubernur DKI, Dispora, Bank DKI & FEO
Sementara dalam kepentingan penanganan kasus dugaan korupsi, baik Mabes Polri dan KPK tentunya akan merujuk pada hasil pemeriksaan BPK.