Studi EHRA Dinkes Kudus, 109 Desa Berisiko Sanitasi Rendah

Dinas Kesehatan Kudus menyebut 109 desa punya indeks risiko sanitasi rendah. Hal ini berdasar studi EHRA.
Dinkes Kudus memaparkan hasil studi EHRA yang menyebut ratusan desa punya risiko sanitasi rendah. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Kudus - Sebanyak 109 desa dan kelurahan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diketahui memiliki indeks risiko sanitasi (IRS) rendah. Hal ini terungkap dari hasil studi environment health risk assasment (EHRA) yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kudus.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Anik Retno melalui Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Olahraga, Yuni Saptorini mengatakan hasil studi ERHA yang dilakukan pihaknya menunjukkan data yang bervariasi.

"Hasil datanya bervariasi, ada desa yang masuk kategori IRS kurang berisiko, risiko sedang, tinggi hingga sangat tinggi," ujarnya, Rabu, 18 November 2020.

Risiko dari masing-masing desa berbeda.

Dari studi tersebut, Yuni menyebut ada sebanyak 50 desa yang masuk kategori IRS kurang berisiko dan 59 desa dengan IRS risiko sedang. Untuk kategori IRS risiko tinggi ada 15 desa dan 8 desa masuk kategori IS risiko sangat tinggi.

"IRS kurang berisiko antara lain Desa Gondosari dan Demangan. Risiko sedang ada Desa Bae dan Bakalankrapyak. Risiko tinggi Desa Gamong dan Golantepus. Desa dengan risiko sanitasi sangat tinggi ada Banget dan Glagahwaru," ungkap Yuni.

Ada beberapa variabel yang menjadikan desa-desa ini memiliki indek risiko sanitasi yang beragam. Variabel tersebut meliputi perilaku masyarakat dalam penggunaan sumber air, pengelolaan limbah domestik, persampahan, genangan air dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Baca juga: 

IRS didapat dari hasil penghitungan komulatif dari variabel yang menjadi faktor resiko sanitasi di masing-masing desa. Hal inilah yang selanjutnya, membuat nilai dan kategori IRS masing-masing desa berbeda.

"Risiko dari masing-masing desa berbeda. Ada yang berisiko karena persampahan dan PHBS. Ada juga yang berisiko karena pengolahan limbah domestik dan genangan air. Beda-beda," ucap dia.

Yuni menambahkan hasil studi EHRA akan diserahkan ke Bappeda Kudus untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SKK).

"Dengan adanya dokumen EHRA dan sinergitas antar OPD. Kami berharap Kabupaten Kudus bisa memiliki SSK. Dengan begitu, harapan Kudus Sanitasi Sehat bisa terwujudkan," pungkas dia. []

Berita terkait
Memotret Perilaku Warga Kudus terhadap Kesehatan Lingkungan
DKK Kudus, Jawa Tengah, menggelar rapat diseminasi hasil studi ERHA untuk penyusunan strategi sanitasi kabupaten.
Cara Warga Kudus Mengelola Aliran Sungai di Daerahnya
Sejumlah sungai di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dikelola oleh warga setempat dengan manjadikannya sebagai tempat wisata. Ini sungainya.
Keren, Berugenjang Kudus Sukses Setop BAB Sembarangan
Desa Berugenjang di Kudus sukses menyetop perilaku BAB sembarangan warganya. Kementerian Kesehatan mengganjar dengan penghargaan.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.