Rembang - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jawa Tengah menargetkan membawa pulang minimal 40 medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua. Target ini dinilai realistis mengingat di ajang sebelumnya, Jawa Tengah mampu mengumpulkan 32 emas.
"Analisis kami adalah untuk menambahkan medali, dengan posisi kemarin 32 medali untuk besok ya di atas 40 lah, insya Allah 60 medali," kata Ketua KONI Jawa Tengah Subroto saat ditemui di Pendopo Museum Kartini, Kamis, 6 Februari 2020.
PON 2020 di Papua rencananya digelar mulai 20 Oktober-2 November mendatang. Atlet-atlet terbaik Jawa Tengah akan bertanding memperebutkan podium tertinggi melawan atlet unggulan 34 provinsi se-Indonesia.
Analisis kami adalah untuk menambahkan medali, dengan posisi kemarin 32 medali untuk besok ya di atas 40 lah, insya Allah 60 medali.
Menurut Subroto, selain berkaca hasil PON sebelumnya, target yang ia patok juga melihat kemampuan atlet Jawa Tengah yang akan ditampilkan. Dirinya mengungkapkan sejumlah atlet unggulan Jateng siap tampil maksimal di ajang olahraga terbesar Tanah Air yang diadakan empat tahun sekali itu.
Harapan mendulang emas lebih banyak juga muncul setelah mengetahui sejumlah cabang olahraga yang sebelumnya ditiadakan, nanti dipertandingkan lagi. "Karena ada beberapa unggulan yang tidak dipertandingkan, sekarang dipertandingkan kembali," kata dia.
Menurutnya, ada 10 cabang olahraga andalan Jawa Tengah yang berpotensi untuk mendulang medali emas. Salah satunya cabor woodball. Atlet-atlet woodball Jawa Tengah saat pra-PON lalu mampu meraih juara umum.
"Pada pra-PON kemarin atlet woodball kami mendapat lima medali emas. Mudah-mudahan ini bisa dipertahankan dan ditambah medali-medali dari cabang olahraga yang lain," ucapnya.
Guna mewujudkan target, KONI Jawa Tengah juga telah menyiapkan sejumlah strategi. Di antaranya mengedepankan sport intelligent, yakni strategi melihat kemampuan lawan tading dan memetakan kemampuan prestasi yang dimiliki Jawa Tengah dengan provinsi lain.
Karena itu, pola pembinaan para atlet akan mendasarkan hasil pengamatan dan pemetaan tersebut. Dan hal itu bisa efektif jika dikelola melalui kegiatan training camp sentralisasi. "Mudah-mudahan para pengurus bisa optimal untuk membangun peningkatan prestasi atlet," ujar Subroto. []
Baca juga:
- Pemulangan Atlet Jatim dari China Ganggu PON Papua
- Kementerian PUPR Selesaikan Arena PON Papua 2020
- Wali Kota Semarang Akui DnS Academy Terbaik Jateng