Status Gunung Sinabung Masih Siaga, ESDM: Masyarakat Waspada

Pemerintah mengimbau masyarakat maupun wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari Gunung Sinabung.
Gunung Sinabung memuntahkan material vulkanik ke udara saat meletus, di Karo, Sumatera Utara, Indonesia, Senin, 10 Agustus 2020. Gunung berapi yang bergemuruh itu meletus Senin, mengirimkan kolom material vulkanik 5.000 ribu meter ke langit. (Foto: AP/Sugeng Nuryono)

Jakarta - Pemerintah mengimbau masyarakat maupun pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Sinabung. Hal ini menyusul data pengamatan visual dan instrumental Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM yang melaporkan adanya guguran awan panas dengan jarak luncur 1000 - 2000 meter pada Kamis, 29 Oktober 2020.

Namun aktivitas erupsi tersebut cenderung menurun. Laporan terakhir yang dirilis oleh pos pengamatan Gunung Sinabung pada Jumat, 31 Oktober 2020 tengah malam menunjukkan gunung yang berlokasi di Sumatera Utara ini  sudah terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II. 

Dalam keterangan tertulis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, disebutkan bahwa terlihat asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah timur, tenggara dan selatan. 

Sementara untuk suhu udara sekitar 16-26 derajas Celcius dengan intensitas curah hujan 21 mm per hari. "Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar," seperti yang dilansir oleh magma.esdm.go.id.

PVMBG Kementerian ESDM mengimbau apabila terjadi hujan abu, masyarakat memakai masker jika keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Selain itu, mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.

Melalui rekaman seismograf selama 30 Oktober 2020 tercatat Gunung Sinabung mengalami dua kali gempa awan panas guguran. Ada 77 kali gempa guguran, 11 kali gempa hembusan, 16 kali gempa low frequency, 9 kali gempa hybrid/fase banyak, dan 2 kali gempa tektonik jauh.

Kementerian ESDM berharap masyarakat  tetap mengikuti arahan pemerintah  atau bisa mengikuti perkembangan informasi gunung tersebut melalui aplikasi MAGMA. Selain itu, menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Sinabung terdekat, melalui laman resmi media sosial PVMBG (twitter: @vulkanologi_mbg, instagram: @pvmbg_kesdm) dan laman website https://vsi.esdm.go.id/

Sebagai informasi, Gunung Api Sinabung  mengalami erupsi sejak tahun 2013. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 5 September 2020 menghasilkan tinggi kolom erupsi berwarna kelabu setinggi 800 meter di atas puncak. Sementara tingkat aktivitas diturunkan menjadi Level III (Siaga) sejak tanggal 20 Mei 2019 pukul 10:00 WIB.

Adapun untuk keperluan penerbangan, Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 05 September 2020, pukul 05:34:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3260 m di atas permukaan laut atau sekitar 800 m di atas puncak. []

Berita terkait
Kesiapan Pemkab Karo Antisipasi Erupsi Sinabung
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, mengalami erupsi. Meski tidak berdampak signifikan, kesiapsiagaan tetap menjadi perhatian pemda setempat.
Erupsi Sinabung, BNPB Imbau Masyarakat Pakai Masker
Masyarakat diimbau agar tetap mengenakan masker pascaerupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Abu Vulkanik Sinabung Bakal Masuk Aceh
BMKG memperkirakan abu vulkanik Gunung Sinabung, Sumatera Utara bakal berdampak ke Aceh.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.