Yogyakarta - “Ini bagi saya memang ada pihak yang ingin mengambil manfaat. Gejayan itu kan peristiwa 1998. Saya kira jangan mudah terpancing saja, ini memang ada gerakan yang secara sistematis ingin membangunkan macan tidur."
Hal tersebut disampaikan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X ketika ditemui Tagar, Senin, 23 September 2019, usai menghadiri Rapat Koordinasi Tim Pengendali Inflasi daerah (TPID) DIY di Hotel Grand Inna Yogyakarta.
Sri Sultan mengimbau masyarakat, mahasiswa, pelajar di Yogyakarta jangan mudah terpancing.
Anak-anak sekarang itu kan tidak seperti tahun 1998. Berarti kan yang mendesain itu ya dari pihak zaman kita-kita saja.
Imbauan tersebut menyikapi aksi Gejayan Memanggil yang digelar para mahasiswa di Yogyakarta pada Senin, 23 September 2019.
“Anak-anak sekarang itu kan tidak seperti tahun 1998. Berarti kan yang mendesain itu ya dari pihak zaman kita-kita saja. Harapan saya teman-teman tidak terpancing, saya tidak tahu apa pelajar yang datang itu paham betul. Itu kan by design saja,” uajrnya.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Inspektur Jenderal Ahmad Dofiri mengatakan pihaknya telah melakukan langkah preventif terkait aksi Gejayan Memanggil. Sejak pagi personelnya diterjukan untuk berjaga-jaga.
“Sampai saat ini para mahasiswa masih menyerukan aksi mereka dengan damai. Tentu aksi semacam ini kita fasilitasi sepanjang sesuai aturan. Yang terpenting saat mengadakan aksi dilakukan dengan damai, tidak membuat keributan, tidak dilakukan dengan tindakan yang anarkis,” ujarnya.
Dofiri mengatakan pantauan terakhir aksi masih berjalan damai. Pihaknya akan menutup jalan, melakukan rekayasa lalu lintas agar masyarakat tidak terganggu.
Aksi Gejayan Memanggil digelar para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, berkumpul menyuarakan kondisi politik-hukum di Indonesia saat ini terkait RKUHP, UU KPK, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertahanan. []