Surabaya - Seorang anak berusia 1,5 tahun di Surabaya menjadi korban kekerasan ayah kandung, berinisial WDD. Beruntung balita tersebut ditemukan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Surabaya saat melakukan penertiban di sekitar rumah WDD di Kelurahan Rangkah, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Sabtu 3 Juli 2019 kemarin
Mendapati balita tersebut, petugas Satpol PP Surabaya melapor ke Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Surabaya.
Kepala BPB Linmas Surabaya, Eddy Christitjanto mengatakan saat ditemukan pertama kali, balita tersebut dalam kondisi tangannya diikat dan hanya mengenakan popok.
"Awanya Satpol PP yang mendapat informasi dari warga dan selanjutnya kami teruskan dan turun ke lokasi. Ternyata benar kami dapati balita dalam kondisi terikat tangannya dan hanya mengenakan popok," ungkap Eddy, dihubungi melalui selulernya, Minggu 4 Juli 2019.
Saat akan diamankan, ayah korban bersikeras dan sempat berseteru karena tak ingin anaknya dievakuasi oleh petugas BPB Linmas. Eddy menduga WDD mengalami gangguan jiwa, sehingga tega mengikat anaknya.
"Informasinya ayahnya itu agak gangguan jiwa," sambung Eddy.
Katanya takut anaknya hilang atau ketabrak mobil kalau ditinggal
Setelah diamankan, WDD diamankan ke Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih Surabaya. Sementara sang balita diamankan oleh Dinas Pengendalian Pendudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya.
"Anaknya kita bawa, kita mandikan dan kita serahkan, terus kita kirim ke Liponsos Kalijudan itu," katanya.
Terpisah, Ketua RT 02 RW 03, Kelurahan Rangkah, Sriyono mengatakan WDD sebenarnya mempunyai tujuh orang anak. Hanya saja, enam anak WDD dibawa oleh sang ibu yang pergi meninggalkan balita tersebut dan ayahnya.
"Istri WDD pergi meninggalkan rumah dan membawa enam anaknya yang lain. Mungkin karena tidak ingin kehilangan anak terakhirnya, ia sampai tega mengikat anaknya," ujarnya.
Apalagi, balita tersebut terbilang sebagai anak yang aktif. "Ayahnya kerja serabutan. Katanya takut anaknya hilang atau ketabrak mobil kalau ditinggal," ungkap Sriyono.
Setelah kejadian tersebut, Sriyono pun mengingatkan kepada WDD untuk tidak lagi mengikat tangan anaknya saat sedang bekerja.[]
Baca juga:
- Kekerasan Anak di Pessel Tertinggi Kedua di Sumbar
- Lima Kasus Kekerasan Anak Paling Menonjol 2018-2019