Skema Giratori, Jalur Kawasan Malioboro Yogyakarta yang Baru

Pemda DIY akan melakukan uji coba rekayasa lalu lintas Malioboro selama dua pekan dengan skema giratori. Berikut penjelasannya.
Uji coba rekayasa lalu lintas di sekitar kawasan Malioboro Yogyakarta. (Foto: Humas Pemda DIY)

Yogyakarta - Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berencana kembali melakukan uji coba rekayasa lalu lintas dalam rangka mewujudkan Malioboro sebagai kawasan pedestrian. Uji coba akan dilakukan sekitar dua minggu, mulai 3 November mendatang hingga 15 November 2020.

Plt. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Ni Made Dwi Panti Indrayanti menuturkan, kawasan Malioboro saat ini sedang diajukan sebagai bagian dari World Heritage ke UNESCO. “Penataan transportasi menjadi salah satu poin penting," katanya dalam konferensi pers secara daring, Sabtu, 31 Oktober 2020.

Baca Juga:

Menurutnya, kawasan Malioboro adalah pusat ekonomi di Kota Yogyakarta namun kondisi lalu lintasnya crowded atau macet sehingga perlu adanya penanganan rekayasa dan manajemen lalu-lintas. Tujuannya agar benar-benar Malioboro bisa mendukung fungsi-fungsi yang diharapkan dalam rangka menuju World Heritage tersebut. "Jadi, kami harapkan dukungan semua masyarakat Yogyakarta terhadap uji coba ini,” ujar Made.

Penataan transportasi menjadi salah satu poin penting.

Saat uji coba, pemberlakukan rekayasa lalu lintas dilakukan dengan skema giratori atau berlawanan arah jarum jam. Akan berlaku satu arah, khusus di sekitar Kawasan Malioboro, yakni Jalan Mayor Suryotomo, Jalan Mataram, Jalan Abu Bakar Ali, Jalan Pembela Tanah Air, dan Jalan Letjen Suprapto. Untuk Jalan Malioboro, kendaraan bermotor dilarang melintas. "Kecuali bus Trans Jogja, kendaraan kepolisian, kendaraan layanan kesehatan, pemadam kebakaran dan kendaraan patroli bisa lewat sana," katanya.

Rekayasa Lalin MalioboroUji coba rekayasa lalu lintas di sekitar kawasan Malioboro Yogyakarta. (Foto: Humas Pemda DIY)

Ia berharap, uji coba ini akan mendukung penataan secara tertib transportasi yang memang menjadi bagian dari rekomendasi, dari dossier tim kebudayaan untuk mendukung kawasan filosofis ini.

Made menambahkan, masyarakat juga diharapkan dapat merasakan manfaat adanya rekayasa lalu lintas ini. “Masyarakat nantinya diharapkan dapat merasakan bagaimana kenyamanan yang ada di sana khususnya yang melintas di Jalan Malioboro karena memang sudah tidak terganggu lagi dengan kebisingan," katanya.

Baca Juga:

Dengan begitu, masyarakat bisa berjalan dengan tenang menikmati aktivitas perekonomian yang ada di sana. Untuk pejalan kaki juga dibagi alurnya. "Untuk yang ke arah selatan, maka berada di sisi timur. Sedangkan untuk yang ke arah utara, ada di sisi barat,” imbuhnya.

Pada saat dimulainya uji coba, rekayasa lalu lintas di Jalan Malioboro diterapkan mulai pukul 11.00 WIB hingga 20.00 WIB. Sedangkan jalan di luar Malioboro akan berlaku selama 24 jam.

Made menjelaskan, karena uji coba dilakukan sekitar dua minggu lamanya, pemberlakuan satu arah untuk jalan selain Malioboro akan berlaku 24 jam. Namun untuk Jalan Malioboro setelah tanggal 3 November, rekayasa lalu-lintas dilakukan dari jam 06.00 sampai 20.00 WIB.

Oleh karenanya, waktu loading barang untuk aktivitas ekonomi yang ada di kawasan Malioboro dapat dilakukan setelah jam 20.00 WIB sampai dengan sebelum 06.00. "Kami ingin tetap membantu semua aktivitas yang nantinya berjalan termasuk membantu PKL yang ada di sana, karena akan banyak wisatawan yang datang menikmati. Semoga ini dapat juga menumbuhkan perekonomian” tuturnya.

Ketersediaan Kantong Parkir

Disinggung mengenai ketersediaan kantong parkir di kawasan Malioboro, Made beranggapan bahwa hal tersebut tentunya telah menjadi pemikiran bersama. Made tak menampik seberapa banyak kantong parkir yang ada tidak akan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

Baca Juga:

Sejauh ini, sudah ada kantong kantong parkir yang sudah disediakan baik itu yang ada di Abu Bakar Ali kemudian Ngabean, di Pasar Sore dekat Beringharjo, lalu di Ramai Mall. Kalau mungkin dilihat dari sisi jumlah, tidak bisa memenuhi seluruh kapasitas yang diinginkan oleh masyarakat. "Harapan kami kemudian adalah pemanfaatan angkutan umum, tidak hanya untuk warga Yogyakarta saja tetapi untuk wisatawan,” katanya.

Made mengatakan pihaknya tidak akan memenuhi kebutuhan parkir kendaraan sesuai harapan masyarakat. “Terus terang tidak bisa seberapapun kami akan menyiapkan karena kebutuhan orang berkendara itu, apalagi memiliki kendaraan itu juga kita tidak bisa membatasi satu keluarga hanya satu kendaraan, yang bisa kami batasi adalah mengatur perjalanan mereka” paparnya. []

Berita terkait
Nasib PKL Terdampak Revitalisasi Pedestrian di Yogyakarta
PKL di Jalan KH Ahmad Dahlan Kota Yogyakarta tergusur revitalisasi pedestrian di kawasan tersebut. Bagaimana nasib pencaharian mereka?
Desember, Kudus Miliki Pedestrian ala Malioboro Yogyakarta
Kudus City Walk ditarget rampung pertengahan Desember mendatang. Pedestian wisata ini akan dikonsep seperti Malioboro Yogyakarta.
Uji Coba Semi Pedestrian Malioboro Yogyakarta Sukses
Uji coba semi pedestrian Malioboro berlangsung sukses. Tidak kendaraan bermotor yang melewati ruas jalan itu, kecuali Trans Jogja.
0
JARI 98 Perjuangkan Grasi untuk Ustadz Ruhiman ke Presiden Jokowi
Diskusi digelar sebagai ikhtiar menyikapi persoalan kasus hukum yang menimpa ustaz Ruhiman alias Maman.