Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS ), Suhariyanto menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai mengalami pemulihan. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi di beberapa negara juga mulai membaik.
"Walau masih terkontraksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai mengalami pemulihan," kata Suhariyanto dalam keterangan pers secara virtual di Jakarta, Kamis, 5 November 2020.
Indonesia sudah melampaui titik terendah dan mulai beranjak maju.
Ia menjelaskan, pada kuartal III-2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan (year on year) masih mengalami kontraksi minus 3,49%. Akan tetapi, ia menyebut, jika dibandingkan dengan kuartal II 2020, ekonomi Indonesia tumbuh positif 5,05 persen.
Dengan demikian, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal I-III 2020 dibandingkan kuartal I-III 2019 terkontraksi minus 2,03 persen. “Dengan demikian terjadi perbaikan ekonomi yang cukup signifikan dan ini bisa menjadi modal yang bagus untuk melangkah ke triwulan IV-2020,” kata Suhariyanto.
Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP), Edy Priyono mengatakan Indonesia sudah melampaui titik terendah dan mulai beranjak maju. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2020 memang masih negatif.
Tetapi, menurutnya, angka negatifnya lebih kecil dibandingkan kuartal II 2020. “Berikutnya, yang juga sangat penting adalah apa yang harus kita lakukan?” ucap Edy.
Menurut Edy, strategi pemerintah merancang sejumlah program dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebagai langkah yang tepat. Selain itu, pemerintah terus mendorong belanja pemerintah. Hal ini membuat pertumbuhan konsumsi pemerintah pada kuartal III 2020, positif.
“Fakta ini menjadi catatan positif karena sesuai dengan prinsip counter cyclical, artinya ketika ekonomi lesu, belanja pemerintah menjadi andalan utk mendorong perekonomian,” ujar Edy.
Edy menambahkan, hal seperti itu perlu terus dilakukan selama perekonomian belum sepenuhnya pulih. Di samping itu, kelompok menengah-atas perlu terus didorong untuk meningkatkan konsumsinya.
“Selama ini mereka diduga banyak menempatkan uangnya sebagai tabungan. Pemerintah perlu mendukung dengan menegakkan aturan tentang protokol kesehatan/Covid-19, karena kelompok menengah-atas hanya akan mau keluar dan berbelanja (secara fisik) jika merasa aman,” tutur Edy. []
- Baca Juga: Anggaran Pemulihan Ekonomi Triwulan III Tersalurkan Rp 366,86 T
- Indonesia Resmi Masuk Resesi, BPS: Ekonomi Minus 3,49 Persen