Tegal - Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan belum rampung. Kini kebakaran meluas, melanda hutan lereng Gunung Slamet di Kabupaten Tegal dan Brebes, Jawa Tengah, hingga Rabu malam, 18 September 2019 masih belum bisa dipadamkan. Upaya pemadaman terkendala medan dan cuaca.
Pantauan Tagar dari Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal Rabu malam, sejumlah titik api masih terlihat dari jarak sekitar tiga kilometer. Kebakaran di area hutan lindung milik Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat tersebut sudah berlangsung lebih dari 24 jam.
Wakil Administratur KPH Pekalongan Barat Hartanto mengatakan, area hutan lindung yang terbakar luasnya mencapai 18 hektare dengan ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut.
Di wilayah Kabupaten Tegal lokasinya berada di Petak 48. Sementara di wilayah Kabupaten Brebes berlokasi di petak 16. Area yang terbakar didominasi tanaman vegetasi dan semak belukar.
Selain kendala angin kencang, area yang masih terbakar berada di tebing-tebing. Medannya sulit dijangkau dan membahayakan petugas.
"Sejak mulai terjadi kebakaran kemarin (Selasa 16 September 2019) pukul 15.00, petugas kami langsung berkoordinasi dengan Tim Reaksi Cepat, dan sudah ada yang naik untuk memadamkan. Namun karena angin kencang sampai malam ini api masih ada yang belum bisa dipadamkan," kata Hartanto, Rabu, 18 September 2019.
Menurut dia, dari total 18 hektare area hutan lindung yang terbakar, baru area seluas 8 hektar yang sudah berhasil dipadamkan. Lahan yang terbakar itu berada di wilayah Kabupaten Tegal dan Brebes.
"Selain kendala angin kencang, area yang masih terbakar berada di tebing-tebing. Medannya sulit dijangkau dan membahayakan petugas," ujar Hartanto.
Dia mengemukakan, upaya pemadaman akan kembali dilakukan mulai Kamis pagi, 19 September 2019, mulai pukul 08.00 WIB dengan melibatkan 150 personel gabungan dari Perhutani, BPBD, Kepolisian, dan relawan SAR.
"Besok pemadaman dari dua arah, dari jalur pendakian Permadi dan Gusapala. Pemadaman pakai peralatan manual gepyok dan sekat bakar dengan cangkul dan sabit," tuturnya.
Untuk mendukung upaya pemadaman, posko koordinasi dan dapur umum didirikan Dukuh Sawangan, Desa Sigedong. Posko dan dapur tersebut didirikan oleh PMI, BPBD, dan Dinas Sosial.
"Tadi juga sudah rapat koordinasi untuk pembagian tugas, personel, sarpras. Kami mendatangkan masyarakat peduli api dari Moga, Pemalang untuk membantu pemadaman," kata Hartanto.
Kapolres Tegal AKBP Dwi Agus Prianto yang terjun langsung memantau upaya pemadaman mengatakan, sebanyak 100 personel polisi disiagakan untuk membantu upaya pemadaman.
"Mereka disiagakan sampai api berhasil dipadamkan. Posko juga didirikan dengan dikoordinir oleh BPBD," kata Dwi.