Setelah Pasar, Covid Menyebar di Perusahaan Semarang

Klaster baru Covid-19 muncul lagi di Kota Semarang. Klaster perusahaan, jumlah kasusnya bahkan lebih besar dari klaster pasar tradisional.
Ilustrasi Covid-19. Klaster baru penyebaran Covid-19 muncul di Kota Semarang, yakni klaster perusahaan. Jumlah temuan kasus positif dari klater tersebut lebih banyak dibanding klaster pasar tradisional. (Foto: Istimewa)

Semarang - Virus corona di Kota Semarang, Jawa Tengah, terus menyebar di fasilitas yang menjadi sarana atau tempat kegiatan bersama masyarakat. Setelah kantor pemerintahan, kegiatan pernikahan, pasar tradisional dan pasar modern, giliran lingkungan perusahaan menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Moch Abdul Hakam mengungkapkan dalam sepekan terakhir pihaknya menemukan sedikitnya tiga perusahaan yang kedapatan kasus positif covid dalam jumlah besar. Jumlah kasusnya bahkan ada yang mencapai ratusan, melebihi temuan kasus di klaster Pasar Kobong.

"Kalau kami bicara perusahaan kan pasti lebih gede, lebih banyak. Dan ini tidak hanya satu perusahaan. Ada tiga besar, besar-besar jumlahnya. Yang baru ketahuan di perusahaan A, itu 47 kasus, itu sudah swab semua ya. Kemudian di perusahaan B ada sekitar 24 kasus, dan yang baru ini lebih dari 100 kasus," kata Hakam, Senin 6 Juli 2020.

Kemudian yang paling besar, mungkin pada saat isoma, sama makan bareng, SOP-nya tidak sesuai SOP kesehatan.

Hakam menyebut sejumlah faktor yang dimungkinkan menjadi penyebab penyebaran covid di lingkungan pekerja tersebut. Di antaranya adalah ketidakpatuhan perusahaan menerapkan protokol kesehatan di lingkungan kerjanya.

"Ketika kami tracking, PHBS (Pola Hidup Bersih Sehat) tidak memadai. Kemudian yang paling besar, mungkin pada saat isoma, sama makan bareng, SOP-nya tidak sesuai SOP kesehatan," tuturnya.

Selain tingkat kepatuhan rendah, terungkapnya klaster baru perusahaan ini tidak lepas dari upaya keras jajaran Pemkot Semarang dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di proses tracking. Terlebih pemerintah juga makin menggencarkan tes massal, baik rapid test maupun swab test.

Hakam menyebut hingga saat ini sudah menggelar sekitar 30 ribu swab test dan sekitar 20 ribu rapid test di berbagai tempat di Kota Semarang. Dari pelacakan ini, pihaknya mendapatkan kasus positif sebanyak enam persen dari swab test dan tujuh persen dari rapid test.

"Jadi kalau bandingkan dengan jumlah penduduk kota Semarang sebanyak 1,6 juta, kami sudah melakukan pemeriksaan sebanyak 2,8 persen, baik swab maupun rapid test," ujar dia.

Proses tracking ini akan terus diintensifkan meski akan berimbas pada temuan kasus baru maupun klaster baru. Selain tes massal, proses pelacakan difokuskan pada kontak erat dari mereka yang sudah positif covid.

"Kami mengejar kontak erat. karena begitu ketemu positif, kontak eratnya masih banyak yang positif juga. Jadi beberapa memang daerah masih infeksius," ucap dia.

Terkait mereka yang sudah positif, Hakam memastikan sudah langsung memberlakukan karantina mandiri. Karantina mandiri dilakukan di rumah dinas Wali Kota Semarang, Balai Diklat dan karantina mandiri di rumah dengan pengawasan ketat tim medis puskesmas sekitar tempat tinggalnya. 

Hakam menambahkan kasus positif Covid-19 di Kota Semarang hingga saat ini tembus di angka 700. Dari jumlah itu, sekitar 200 kasus disumbang dari wilayah sekitar Semarang hingga warga asal Rembang dan Jepara yang sebelumnya berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). []

Baca juga: 

Berita terkait
Gagal New Normal, PKM Semarang Tanpa Batas Waktu
New Normal belum bisa diterapkan di Kota Semarang. Justru aturan PKM diperpanjang tanpa batas waktu karena kasus Covid-19 naik.
Protokol Jelang New Normal Pasar Pedurungan Semarang
Tak pakai masker tidak dilayani. Pasar Pedurungan menjadi percontohan pasar sehat di Kota Semarang, disiapkan menghadapi new normal.
Cek Fakta, Klaster Akad Nikah Covid-19 di Semarang
Klaster akad nikah di kawasan Terboyo, Kecamatan Gayamsari menyumbang kenaikan kasus Covid-19 Semarang. Bagaimana faktanya?
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.