Yogyakarta - Dua beruang madu Sumatera yang sempat lepas dari kandangnya di Wildlife Rescue Center (WRC) Jogja milik Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY) di Dusun Paingan, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Rabu 29 April 2020 sore, merupakan hewan yang akan dilepasliarkan. Namun akibat adanya pandemi Covid-19 hal ini urung dilaksanakan.
Pengelola YKAY, Tarko Sudiarto mengatakan, kedua beruang itu telah direhabilitasi selama lima tahun dan insting liarnya mulai kembali seperti sedia kala. Karenanya rilis ke habitat aslinya akan dilakukan dalam waktu dekat.
Namun, karena wabah Covid-19, akhirnya rilis belum bisa dilaksanakan. Padahal, komunikasi dengan sejumlah lembaga di Kalimantan dilakukan untuk rilis tersebut. "Rencananya dilepas liarkan di sana, namun karena wabah Corona belum bisa dilaksanakan," ujar Tarko di Kulon Progo, Rabu, 29 April 2020 malam.
Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Kulon Progo, Untung Suripto mengatakan, kedua hewan berjenis kelamin betina dengan usia lima tahun dan jantan dengan usia delapan tahun.
Kedua hewan dilindungi ini merupakan sitaan dari jual beli satwa ilegal di Yogyakarta. "Keduanya sitaan jual beli online dan mau translokasi ke hutan, kemungkinan Sumatera. Namun karena wabah Corona jadi belum terlaksana," ujar Untung.
Penyebab lepasnya hewan ini karena petugas kandang lalai. Petugas tidak mengecek kondisi gembok kandang seusai melakukan pembersihan kandang.
Untung Suripto, menambahkan, lepasnya kedua beruang ini murni kelalaian petugas, karena dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pintu kandang sebenarnya sudah tergembok namun tapi kurang sempurna.
Itu baru beruang yang lepas, coba kalau kandang buaya yang lupa ditutup dan lepas, pasti lebih mengerikan.
Peristiwa ini memang disayangkan, mengingat beruang madu Sumatera tersebut adalah hewan liar yang berpotensi membahayakan warga jika sampai lepas dan masuk pemukiman. "Kami harapkan kejadian ini tidak terulang kembali kedepannya. Nanti kkan ada pembinaan kepada keeper atau petugas kandang yang bersangkutan," tutur Untung.
Lepasnya beruang madu ini, turut disayangkan oleh Wakil Bupati Kulon Progo Fajar Gegana. Dia mengharapkan kedisiplinan petugas WRC lebih ditingkatkan lagi karena kejadian pada Rabu 29 april 2020 tersebut memang kelalaian petugas yang tidak mengunci rapat kandang.
Karenanya, lanjut Fajar, diharapkan kejadian itu jangan sampai terulang lagi agar tidak meresahkan warga setempat. "Itu baru beruang yang lepas, coba kalau kandang buaya yang lupa ditutup dan lepas, pasti lebih mengerikan," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, dua ekor beruang madu sumatra lepas dari WRC, pada Rabu 29 April 2020 sekitar pukul 17.00 WIB akibat kelalaian keeper. Petugas ini tidak mengecek dengan baik kondisi gembok kandang usai dilakukan pembersihan.
Beruang betina berhasil ditangkap dengan jaring sekitar pukul 17.30 WIB di dalam area WRC. Sementara untuk beruang jantan ditangkap sekitar pukul 22.00 WIB di pekarangan warga sekitar 100 meter di utara WRC.
Untuk menangkap beruang ini terpaksa ditembak dengan obat bius karena beruang tersebut adalah hewan nocturnal, dan lebih paham medan," ungkap Tri Miarno, seorang warga yang berpartisipasi dalam penangkapan.
Setelah ditembak, hewan dilindungi tersebut dievakuasi. Selain itu juga dilakukan dibius agar tidak membahayakan tim yang bertugas. []