Seruan Pelajar Yogyakarta Demo Serentak

Seruan pelajar di Yogyakarta akan menggelar demo besar-besaran viral di medsos maupun pesan berantai WhatsApp. Ini seruannya
Ribuan mahasiswa dan masyarakat umum dalam seruan aksi #GejayanMemanggil pada Senin 23 September 2019 lalu. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Seruan pelajar di Yogyakarta akan menggelar demo besar-besaran viral di media sosial (medsos) maupun pesan berantai WhatApps. Dari seruan itu, mereka akan menggelar long march dari Tugu Pal Putih menuju Titik Nol Kilometer Yogyakarta.

Rencananya aksi digelar Senin 30 September 2019 mulai pukul 07.30 WIB. Mereka akan datang dari kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Ada sanksi bagi pelajar yang berdemonstrasi di jalanan pada saat jam belajar. Sekolah yang mengkondisikan. Kalau nekat, sekolah pula yang memberi sanksi. Sekolah berhak untuk itu

Berikut seruan aksi demontrasi pelajar yang mengatasnamakan Front Aliansi Siswa Pelajar Daerah Istimewa Yogyakarta, yang akan dilakukan pelajar se-DIY:

Undangan Terbuka Siswa/Siswi

Mohon kehadiran rekan-rekan pergerakan Siswa/Siswi dalam acara Siswa/Siswi Indonesia Bergerak "Catatan Akhir Demokrasi Dikorupsi 2019 Dari Siswa/Siswi Yogyakarta, yang akan dilaksanakan pada:

Hari Senin, Tanggal 30 September 2019, Pukul 07.30 - selesai WIB, bertempat di Tugu sampai KM 0.

Titik kumpul Regional SMA/SMK Sleman di Alun-Alun Kabupaten Sleman.

Titik kumpul Regional SMA/SMK  Kota Yogyakarta di Kantor Gubernur DIY.

Titik kumpul Regional SMA/SMK Bantul di ISI (institusi Seni Indonesia) Kabupaten Bantul.

Titik kumpul Regional SMA/SMK Kulon Progo di Alun-Alun Wates Kabupaten Kulon Progo.

Titik kumpul Regional SMA/SMK Gunungkidul di depan jalan Kidfun Banguntapan. Mari sama-sama untuk bangun bangsa ini mulai dari kita kawan kawan!

Atas kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih. Merdeka, Merdeka, Merdeka!!! Salam, Front Aliansi Siswa Pelajar Daerah Istimewa Yogyakarta

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanta Baskara Aji mengaku sudah mendapat sebaran siaran seruan aksi pelajar maupun di media sosial. 

"Ya, dari medsos ada undangan demonstrasi pelajar," katanya di Yogyakarta, Kamis 26 September 2019.

Menyikapi hal itu, Disdikpora DIY sudah minta kepada sekolah agar mengondisikan siswa untuk tidak hadir dalam aktivitas tersebut. 

"Karena (Senin 30 September) hari efektif belajar. Anak-anak punya kewajiban belajar," ujar Aji, sapaan akrabnya.

Aji mengungkapkan, pelajar belum saatnya berdemonstrasi di jalanan. Kalau ingin belajar demokrasi bisa dilakukan di sekolah, tidak perlu di jalanan. Untuk pelajar yang nekat, pihak sekolah masing-masing yang memberi sanksi. 

"Anak-anak ini masih di bawah usia. Yang sudah usia pun pada hari itu juga ada kegiatan belajar-mengajar," tuturnya.

"Ada sanksi bagi pelajar yang berdemonstrasi di jalanan pada saat jam belajar. Sekolah yang mengondisikan. Kalau nekat, sekolah pula yang memberi sanksi. Sekolah berhak untuk itu," ujar Aji.

Persoalannya bila aksi demontrasi pelajar dilakukan di luar jam sekolah, agak sulit bagi sekolah untuk mengkondisikannya. "Namun kami meminta kepada orang tua untuk mengawasi anak-anaknya," kata dia lagi. 

Menurut Aji, sebenarnya banyak saluran untuk anak-anak dalam menyampaikan aspirasi. Sekolah bisa memberi panggung di sekolah. Pemilihan Ketua OSIS sesungguhnya merupakan salah satu bentuk saluran penyampaian aspirasi 

Dia menegaskan, tidak bermaksud mengunci atau mengekang anak-anak dalam menyampaikan pendapat. Di sisi lain, faktor keamanan bagi siswa juga perlu diperhatikan. Kadis Dikpora menyampaikan lebih baik pelajar mempertimbangkan untung rugi saat demontrasi di jalanan.

"Aksi di jalan membahayakan, termasuk yang sudah dewasa sekali pun. Banyak saluran yang tidak membahayakan. Kita lihat aksi di jalanan sudah ada yang korban luka," katanya.

Di bagian lain, Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Polisi Yuliyanto mengaku sudah memonitor seruan siswa SMA/SMK di media sosial untuk berunjuk rasa. Kepolisian sudah koordinasi ke beberapa sekolah baik SMA maupun SMK tentang ajakan tersebut.

Menurut dia, sampai saat ini polda, polres maupun jajaran polsek belum menerima surat pemberitahuan Senin 30 September 2019 akan melakukan unjuk rasa. Mayoritas siswa di sejumlah sekolah memutuskan tidak hadir dalam ajakan tersebut.

"Penanggung jawab BC (broadcast) maupun meme di medsos tidak ada, sehingga kami simpulkan sementara bahwa ajakan itu hoax," katanya. []

Baca juga:

Berita terkait
Tujuh Tuntutan Demonstrasi di Gejayan Yogyakarta
Tujuh tuntutan elemen pelajar, mahasiswa dan masyarakat berdemonstrasi di Gejayan, Yogyakarta pada Senin 23 September 2019.
Golkar Yogyakarta Tak Akui PPG sebagai Organ Resmi
Marzuki Arche Simatupang menganggap PPG bukan organ yang dikenal di tubuh partai berlambang pohon beringin.
Bule Ikut Iuran Bedah Rumah di Yogyakarta
Pelajar asing di SMAN 3 Yogyakarta tampak ceria mengenakan pakaian khas Jawa, menyemarakkan pesta ulang tahun sekolah.