TAGAR.id, Jakarta - Puasa sunah merupakan salah satu bagian ibadah yang dilakukan untuk mendapatkan cinta atau kasih sayang dari Allah SWT. Menurut ajaran Islam, puasa sunah merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Bagi yang menjalankan puasa sunah, seseorang mendapatkan beberapa keuntungan yaitu keuntungan untuk menjadi orang-orang yang disayangi Allah serta mendapatkan pundi pahala. Dengan puasa sunah seseorang dipercaya bisa mendapatkan tubuh sehat dan kuat.
Dalam sebuah hadis Muslim dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad SAW mengatakan Allah mencintai orang beriman yang sehat dan kuat dari pada orang beriman yang lemah.
Salah satu puasa sunah yang dikenal dalam ajaran Islam yaitu puasa Senin-Kamis, yang merupakan dilakukan oleh Nabi sepanjang hidupnya.
Dalam menjalankan puasa sunah seperti puasa Senin-Kamis harus berniat untuk mendapatkan kasih sayang Allah dan puasa sunah yang dilakukannya juga atas dasar cinta kepada Allah.
Berikut sepuluh puasa sunah yang perlu diketahui untuk diteladani.
1. Puasa Senin dan Kamis
Puasa senin kamis berawal ketika Nabi Muhammad SAW memerintah umatnya untuk senantiasa berpuasa di hari Senin dan Kamis. Jenis puasa satu ini juga merupakan puasa sunah terpopuler.
Karena hari Senin merupakan hari kelahiran Nabi, sedangkan hari Kamis adalah hari pertama kali Alquran diturunkan.
2. Puasa Syawal
Syawal merupakan nama bulan setelah Ramadhan. Puasa Syawal adalah berpuasa selama enam hari di awal bulan Syawal. Jenis puasa sunah pertama yang dianjurkan adalah puasa Syawal.
Puasa ini bisa dilakukan secara berurutan dimulai dari hari kedua bulan Syawal setelah Idul Fitri atau juga bisa dilakukan secara tidak berurutan.
3. Puasa Arafah
Merupakan puasa sunah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang beribadah haji. Sedangkan bagi yang sedang berhaji, tidak ada keutamaan untuk puasa pada hari arafah atau tanggal 9 Zulhijah.
Menurut hadis riwayat Muslim, Nabi mengatakan puasa Arafah sendiri mempunyai keistimewaan bagi pelaksananya yaitu akan dihapuskan dosa-dosa pada tahun lalu serta dosa-dosa di tahun yang akan datang.
5. Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari Tarwiyah yakni tanggal 8 Zulhijah. Istilah Tarwiyah sendiri berasal dari kata Tarawwa yang berarti membawa bekal air.
Hal tersebut karena pada hari itu, para jamaah haji membawa banyak bekal air zamzam untuk persiapan Arafah dan menuju Mina.
6. Puasa Daud
Puasa Daud bertujuan untuk meneladani puasanya Nabi Daud As. Puasa jenis ini juga ternyata sangat disukai Allah SWT.
Puasa ini merupakan puasa unik, pasalnya puasa Daud adalah puasa yang dilakukan secara selang-seling (sehari puasa, sehari tidak).
7. Puasa Asyura
Pada bulan ini memang disunahkan untuk memperbanyak puasa, pelaksanaannya bisa di awal bulan, pertengahan, atau pun pada akhir. Namun, puasa paling utama adalah pada hari Asyura yakni tanggal sepuluh pada bulan Muharam.
Juga dikenal dengan istilah yaumu asyura yang artinya hari pada tanggal kesepuluh bulan Muharam.
8. Puasa Ayyamul Bidh
Umat Islam disunahkan berpuasa minimal tiga kali dalam sebulan. Namun puasa lebih utama dilakukan pada ayyamul bidh, yaitu pada hari ke-13, 14, dan 15 dalam setiap bulan Hijriyah.
Ayyamul bidh sendiri mempunyai arti hari putih karena pada malam-malam tersebut bulan purnama bersinar dengan sinar rembulannya yang putih. Sehingga juga biasa disebut puasa putih.
Puasa ini mempunyai keutamaan untuk menenteramkan hati dan dapat membantu menundukkan hawa nafsu manusia saat terjadi fenomena alam yang membuat kondisi membuat kondisi psikologi menjadi sensitif, oleh karena itu Rasulullah menganjurkan puasa ini untuk meredakan emosi yang kita rasakan sehingga dapat terkontrol dengan baik.
9. Puasa Sya’ban (Nisfu Syaban)
Bulan Syawal merupakan sebuah kesuksesan besar yang dapat disebut sebagai yaumul ‘id atau hari Idul Fitri, yakni kembali pada naluri kesucian. Bulan Syaban juga memiliki keistimewaan tersendiri.
Pada bulan Sya’ban dianjurkan agar umat Islam mencari pahala sebanyak-banyaknya. Salah satunya adalah dengan melakukan puasa pada awal pertengahan bulan.
Pengasuh Ponpes Qudsiyyah Kudus, KH Ahmad Asnawi menerangkan Rasulullah bersabda: Rajab bulan Allah, Syaban bulanku dan Ramadhan bulan umatku.
10. Puasa Rajab
Dalam sebuah hadis menerangkan bahwa Rajab itu bulan menanam, Syaban itu bulan menyiram, Ramadan bulan memanen.
Menurutnya, orang menyirami itu lebih semangat dari pada orang menanam, sedangkan orang memanen itu lebih semangat dibanding menyirami. []KH Ahmad Asnawi memaknai, orang itu apabila pada bulan Rajab semangat ibadah, pasti Syaban tambah semangat, Ramadan semakin tambah semangat.
Menurutnya, orang menyirami itu lebih semangat dari pada orang menanam, sedangkan orang memanen itu lebih semangat dibanding menyirami. []