Seorang Remaja di Bantaeng Mencuri untuk Makan

Soerang remaja di Bantaeng, Sulsel, mencuri untuk menghidupi dirinya dan adiknya. Mereka ditinggal mati ibunya dan ayahnya pergi ke daerah lain
Rumah tempat tinggal Jono, yang butuh perhatian pemerintah setempat (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng – Anggota polisi dari Polres Bantaeng, Sulsel, menangkap seorang remaja, sebut saja Jono, 15 tahun, tersangka pencurian di sebuah SDN bersama dua temannya. 

Jono dijemput oleh Tim Terukur Tegas Terpercaya dan Profesional (T4P) Polres Bantaeng, sekitar pukul 17.30 WITA, Rabu, 28 Agustus 2019. Ia dijemput saat tengah menonton bersama kakeknya, Daeng Sarro yang sudah berusia kurang lebih 90 tahun.

Dari foto penangkapan yang beredar, anak lelaki berusia 15 tahun itu, tampak bertelanjang dada dan menatap kosong ke kamera yang menangkap potretnya. Sangat jelas, ruang yang ditempatinya bersantai bukanlah ruangan yang layak dan terurus, terlihat pakaian yang entah bersih atau kotor berserakan di sudut-sudut ruangan, dan tampak jelas dinding-dinding yang reyot termakan usia.

Anak Piatu

Siang hari, Jumat, 30 Agustus 2019 “Tagar.id” melalukan kunjungan ke alamat Jono dijemput.  Seorang wanita berusia sekitar 30 tahun, sebut saja Ani, menyambut di dekat pagar. Itu tante Jono, putri kedua Daeng Sarro dan Daeng Kanang yang baru tiba dari Gowa. Ani sempat menolak untuk memberikan keterangan baik namanya sendiri maupun musibah yang menimpa keponakannya yang merupakan seorang piatu.

Setelah beberapa saat diberi pemahaman akhirnya ia mau membuka mulut dan bercerita sedikit tentang Jono. Anak itu ditinggalkan ibunya yang meninggal karena mengidap penyakit selama kurang lebih 5 tahun. Ayahnya memilih menetap  di Kabupaten Bulukumba bersama istri dan kehidupan barunya dengan meninggalkan dua orang anak dari istri pertama yang sudah tiada. Kedatangan Ani adalah untuk mengunjungi orang tuanya di Bantaeng. Dirinya sama sekali tidak mengetahui kronologis kejadian.

Dari keterangan kepolisian tim T4P Polres Bantaeng yang dipimpin oleh Aiptu Hamiruddin melakukan penangkapan terhadap Jono di Jalan Pemuda, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Beberapa bulan sebelumnya, tanggal  1 Februari  2019, sekira pukul 18.30 WITA, terjadi pencurian di salah satu sekolah dasar di Bantaeng, yaitu SD Negeri 5 Lembang Cina. Jono membobol sekolah tersebut dengan dua orang rekannya. Satu orang sudah ditangkap lebih awal, dan satu lagi masih dicari polisi.

Adapun barang yang diambil adalah dua unit laptop 14 inci berwarna hitam merk Lenovo dan Acer. Selain itu ada uang tunai sebanyak Rp 7 juta yang merupakan barang inventaris sekolah. Dari kejadian tersebut pihak SDN 5 Lembang Cina mengalami kerugian materil sekitar Rp 18 juta.

Setelah diinterogasi Jono mengakui pernah melakukan semua hal yang disebutkan. Lalu barang-barang tersebut dijual. Dan uangnya digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Jumat siang yang terik, Ani kemudian bercerita sedikit demi sedikit tentang masa lalu yang masih sangat membekas diingatannya. Tentang Jono, keponakannya yang beranjak remaja.

Jono adalah seorang anak yang putus sekolah. Ia bersekolah hanya sampai kelas dua SD. Kemudian ibunya sakit, ia mengidap gondok beracun dan hanya bisa terbaring. Sejak mengetahui sakit yang diderita ibunya, Jono memutuskan untuk berhenti sekolah dan mencari uang.

Jono belajar kerasnya kehidupan sejak umur 8 tahun. Begitulah yang disampaikan Ani. Ia belajar bekerja serabutan untuk bisa makan. Mulai dari tukang pungut bola di lapangan tenis, di gedung olahraga, sampai membantu-bantu di kafe.

Mencari Uang

Hubungan ayah dan ibunya yang kurang harmonis seolah menuntutnya mandiri sejak dini. Jono adalah anak yang kehilangan masa bermainnya karena sibuk memikirkan besok makan apa, dan di rumah ada keluarga yang menunggunya.

Setelah menderita selama kurang lebih 5 tahun, tepatnya pada tahun 2016 ibu Jono meninggal. Selang berapa lama, ayahnya pun berpindah tempat tanpa membawa serta anaknya. Hanya sesekali diajak bertemu. Kabarnya kini pun sudah punya istri baru.

Jono menetap di satu rumah panggung yang sudah berusia 23 tahun. Rumah yang kini hanya dimanfaatkan kolongnya saja, karena lantai atas papannya sudah lapuk. Kakeknya hanyalah seorang pemulung. Di sana, Jono juga tinggal serumah dengan tiga orang tante, dua orang paman, lima orang sepupu dan seorang anak perempuan bernama Putri, adik kandung Jono.

Lebih dari sepuluh orang jumlahnya yang hidup hanya mengandalkan gaji pensiunan Daeng Sarro yang tak seberapa, dan mengharuskannya tetap memulung untuk menambah pemasukan. Jono adalah cucu pertama yang sangat peka dengan hal demikian, terlebih setelah ditinggal orang tuanya. Ia mencari uang untuk makan, untuk menghidupi keluarga dan adiknya, Putri, yang duduk di kelas 4 sekolah dasar.

Kata Ani, soal urusan makan di keluarga itu tidak menentu. Kadang makan sekali sehari saja. Tergantung berapa banyak rejeki yang bisa dibagi, atau siapa saja yang berhasil pulang ke rumah dengan membawa bekal makanan untuk dinikmati bersama-sama. Baik kakek nenek, paman dan tantenya pun bukanlah orang yang beruntung dalam hal ekonomi.

"Di sini, siapa saja yang datang kami tampung. Asal ikhlas menerima keadaan, kalau ada makanan Alhamdulillah, susah senang dirasa bersama. Makanya saya sesekali datang liat keluarga di sini, saya ikut suami menetap di Gowa," kata Ani.

Kabarnya keluarga tersebut sempat menerima bantuan raskin dari pemerintah, namun sudah lama terhenti. Tepatnya setelah ibu Jono yang merupakan putri sulung Daeng Sarro, meninggal dunia.

Setelah ditangkap, Jono kemudian diambil alih oleh unit PPA atau perlindungan perempuan dan anak Polres Bantaeng. “Pelaku memang anak di bawah umur, jadi diambil alih unit PPA," kata Aipda Sandri Paur Humas Polres Bantaeng.

Jono telah dibawa oleh pihak berwajib untuk menjalani pembinaan. Meninggalkan banyak pertanyaan yang tidak terjawab dari orang-orang di rumahnya. Pertanyaan dari adik perempuan yang tidak memahami apa-apa. Hanya Jono yang tahu. Dia mencuri untuk makan. []

Berita terkait
Disiapkan Rp 1,7 M Beli Mobil 3 Pimpinan DPRD Bantaeng
Anggaran sebesar Rp 1,750 miliar disiapkan untuk pengadaan tiga unit mobil kendaran dinas pimpinan DPRD Kabupaten Bantaeng.
Bantaeng dan Samarinda Kerja Sama di Bidang Pertanian
Pemerintah kabupaten Bantaeng melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kota Samarinda di bidang pertanian
FABT Bantaeng Pelopor Forum Anak Di Sulsel
Forum Anak Butta Toa (FABT) Bantaeng adalah pelopor forum anak di Sulawesi Selatan.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.