Seniman Jaran Kepang Semarang Tolak Demonstrasi Rusuh

Sekitar 20 seniman yang tergabung dalam Masyarakat Jaran Kepang Semarang Serasi menggelar aksi damai tolak demonstrasi rusuh.
Seniman jaran kepang Semarang menggelar aksi tolak demonstrasi rusuh, Kamis, 15 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Humas Pemprov Jateng)

Semarang - Aksi tolak demonstrasi rusuh kembali menggema dari Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 15 Oktober 2020. Kali ini datang dari elemen masyarakat yang tergabung dalam kelompok Masyarakat Jaran Kepang Semarang Serasi. 

Mereka menyerukan penolakan terhadap demo anarkis yang terjadi di Semarang beberapa waktu lalu. Aksi damai ini diikuti sekitar 20 orang, dimulai dari Taman Indonesia Kaya, kemudian mengelilingi kawasan Simpang Lima Semarang dan menyuarakan aspirasnya di depan kantor Gubernur dan DPRD Jateng. 

Meski diikuti massa dalam jumlah tidak banyak, namun aksi mereka cukup menyita perhatian masyarakat dan pengguna jalan yang melintas sepanjang kawasan Simpang Lima hingga Jalan Pahlawan. Sebab peserta mengenakan kostum dan berjalan sembari beraksi ala pemain jaran kepang. 

Kami melakukan aksi damai, menolak kelerasan dan menolak anarkisme.

Dua spanduk berukuran cukup besar dibawa, bertuliskan Timbang Kerusuhan Mending Kesenian dan Jaran Kepang Andum Panganan Becik Rembugan Ora Ngrusak Kahanan. Aksi tersebut mendapat pengawalan dari sejumlah polisi bersepeda. 

“Kami melakukan aksi damai, menolak kekerasan dan menolak anarkisme. Kita semua masyarakat Kota Semarang untuk bersama menjaga kota kita,” ucap salah satu orator aksi sepanjang perjalanan. 

Di depan halaman kantor Gubernur dan DPRD Jawa Tengah, peserta aksi menggelar tarian jaran kepang yang didahului dengan penaburan bunga di atas spanduk hitam bertuliskan Ojo Gawe Bubrah Jawa Tengah.

“Kami Masyarakat Jaran Kepang Semarang Serasi, Kabupaten Semarang, kami tujuannya meruwat gerbang DPRD. Untuk membuka jalan kepada masyarakat supaya tidak gegabah melakukan hal-hal yang tidak perlu terutama anarki ataupun kerusuhan karena bisa dilakukan secara rembug atau musyawarah,” kata koordinator aksi, Bowo Sulaksono. 

Baca lainnya: 

Selain menolak kerusuhan-kerusuhan yang terjadi di Indonesia, khususnya di Kota Semarang, Bowo juga menyatakan aksi pihaknya sebagai upaya mengingatkan pemerintah dan anggota DPRD untuk lebih memperhatikan nasib para seniman selama pandemi.

“Karena pandemi belum selesai sudah ada kerusuhan-kerusuhan, sedangkan kami para seniman sangat terdampak dan tidak bisa pentas sejak Maret. Semoga ke depan, pemerintah dan anggota Dewan akan lebih memperhatikan lagi nasib para seniman, terutama jaran kepang ini,” pungkas dia. 

Sebelumnya, ratusan warga Semarang tergabung dalam Gerakan Warga Cinta Damai Kota Semarang (Kantata Semar) tolak Omnibus juga menggelar aksi serupa. Mereka mengutuk dan menolak terulangnya aksi anarki di demonstrasi tolak Omnibus Law belum lama ini. Mereka menyatakan Semarang adalah kota yang cinta damai.  []

Berita terkait
Warga Semarang Cinta Damai, Tolak Demonstrasi Anarki
Kantata Semar menyatakan warga Semarang cinta damai dan menolak anarki dalam aksi demonstrasi maupun kegiatan lain.
Dangdutan dan Bagi Bunga, Demo Buruh di Semarang Adem
Ribuan buruh kembali demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Semarang. Demo berjalan adem, diwarnai aksi bagi bunga dan dangdutan.
Demo di Tugu Muda Semarang, Desak 4 Mahasiswa Dibebaskan
Empat mahasiswa di Semarang ditahan polisi. Namun tidak menciutkan nyali para mahasiswa dan buruh tolak Omnibus Law Cipta Kerja.