Selly Andriany Berjuang untuk Disabilitas Cirebon

Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina berjuang menyediakan fasilitas bagi 1.328 penyandang disabilitas di Kota Cirebon, Jawa Barat.
Selly Andriany Gantina di Sekolah Luar Biasa (SLB) Mekar Arum di Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Minggu, 5 Januari 2020. (Foto: Rakyat Cirebon/Nurul Fajri)

Cirebon - Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina mengunjungi Sekolah Luar Biasa (SLB) Mekar Arum di Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Minggu, 5 Januari 2020. Dalam kesempatan ini ia mengatakan akan memperjuangkan fasilitas untuk 1.328 warga Kota Cirebon yang terdeteksi menyandang disabilitas atau berkebutuhan khusus. 

Sementara Kementerian Sosial RI melalui pendamping disabilitas sendiri baru memverifikasi sekitar 400 orang. Tidak hanya disabilitas fisik, tapi banyak pula ditemukan disabilitas intelegensia. “Penyandang disabilitas bukan hanya fisik. Tapi intelegensia juga banyak. Total yang sudah terdata ada 1.328 penyandang disabilitas. Tapi yang baru didata (diverifikasi) kementerian itu sekitar 400 orang,” kata Selly.

Selly Andriany Gantina adalah juga politikus PDI Perjuangan, juga mantan wakil bupati Cirebon. Ia mengatakan dengan jumlah disabilitas yang terbilang banyak itu, Kota Cirebon hanya memiliki satu panti yang menampung penyandang disabilitas. Kabupaten/kota di Jawa Barat belum banyak yang memiliki panti khusus untuk kaum disabilitas. “Khusus di Cirebon dan Indramayu, ini menjadi PR bagi saya untuk disampaikan ke kementerian terkait.”

Kita tidak boleh abai. Harus mencari solusinya.

Selly Andriany GantinaSelly Andriany Gantina (tengah) bersama anak-anak Sekolah Luar Biasa (SLB) Mekar Arum di Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Minggu, 5 Januari 2020. (Foto: Rakyat Cirebon/Nurul Fajri)

Ia menyatakan prihatin dengan minimnya panti khusus penyandang disabilitas. Terlebih lagi, ia menyoroti banyaknya penyandang disabilitas, baik fisik maupun intelegensia berasal dari Kecamatan Harjamukti. “Ini perlu dicari informasi, apa penyebabnya. Kita tidak boleh abai. Harus mencari solusinya. Kalau dari masalah lingkungan misalnya, perlu ditangani komprehensif. Karena diduga, bisa jadi karena efek dari galian C, menimbulkan paparan mercuri yang menyebabkan disabilitas intelegensia.”

Selly juga mendorong Pemerintah Kota Cirebon melakukan pendataan secara riil sekaligus mendeteksi penyebabnya. Terutama di wilayah Harjamukti. “Agar anak pengidap disabilitas intelegensia tidak bertambah. Kalau memang dari lingkungan, Pemda harus turun tangan. Harus ditangani.”

Untuk disabilitas intelegensia, kata Selly, perlu penanganan khusus. Kalaupun disekolahkan di SLB, maka perlu SLB yang memang bisa memberikan pelayanan khusus bagi penyandang disabilitas intelegensia. Karena jika disekolahkan di SLB reguler, tetap saja sulit menerima materi pembelajaran. “Tidak bisa ditangani SLB biasa. Tapi SLB yang punya kekhususan. Karena secara kemampuan berpikir, diajari Matematika misalnya, itu akan sulit juga mencerna. Mereka harus diajar dengan cara khusus dan diasah kreativitasnya juga.”

Dalam kesempatan sama, Kepala Bidang Sosial pada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Kota Cirebon, Aria Dipahandi membenarkan ada sekitar 1.300 lebih penyandang disabilitas yang terdeteksi di Kota Cirebon. Ia mengakui Kota Cirebon memang belum memiliki banyak panti khusus untuk disabilitas.

“Kita punya program yaitu pondok sosial, itupun memang belum banyak dan kita baru menyentuh disabilitas yang berkebutuhan tidak terlalu khusus. Programnya semisal melalui pelatihan pembuatan kue, seperti di SLB Mekar Arum ini,” kata Aria.

Aria menambahkan, setiap tahun, Pemerintah Kota Cirebon dibantu Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pusat, memberikan bantuan berupa alat bantu bagi penyandang disabilitas. Terkait panti khusus untuk disabilitas, Pemerintah Kota Cirebon perlu menyediakannya. “Karena ini amanat UU Nomor 8/2016 yang mengatur hak-hak penyandang disabilitas.” []

Baca juga:

Berita terkait
Disabilitas Intelektual Humbahas Didorong Mandiri
Puluhan penyandang disabilitas di Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara, menerima bantuan kemandirian.
Gubernur Sul-Sel Komitmen Layanan Ramah Disabilitas
Sulawesi Selatan berkomitmen membangun infrastruktur yang ramah disabilitas.
Disabilitas Sumbar Masih Terasingkan
Penyandang disabilitas di Sumatera Barat masih merasa terasingkan karena program yang ditelurkan pemerintah belum tepat sasaran.
0
Kapolri: Sinergitas TNI-Polri Harga Mati Wujudkan Indonesia Emas 2045
Kapolri menekankan penguatan sinergitas TNI-Polri menjadi salah satu kunci utama dalam menyukseskan dan mewujudkan visi Indonesia Emas.