Selandia Baru Buka Bank Sperma untuk Penderita HIV

Selandia Baru membuka bank sperma untuk mereka yang mengidap HIV positif, yang merupakan bagian dari kampanye Hari AIDS Sedunia.
Ilustrasi hasil tes HIV (Sumber: GETTY IMAGES)

Jakarta - Selandia Baru membuka bank sperma untuk mereka yang mengidap HIV positif. Peresmian bank sperma pertama di dunia ini dilakukan Selasa lalu, 26 November 2019, merupakan bagian dari kampanye Hari AIDS Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 1 Desember.

Bank sperma untuk pengidap HIV ini didirikan oleh koloborasi New Zealand Aids Foundation (NZAF), Positif Women Inc dan Body Positive yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada penderita HIV menciptakan kehidupan serta menghapus stigma AIDS. Proyek bank sperma ini sudah ada tiga peserta pria yang mendaftar.

Seperti dikutip dari nypost.com, Rabu, 27 November 2019, meskipun pendonor tidak terbebas dari virus HIV, kampanye bank sperma ini untuk meyakinkan publik bahwa penderita HIV tidak dapat menularkan penyakit AIDS melalui persalinan dan hubungan seks tanpa kondom.

Banyak perempuan teridentifikasi HIV tapi bisa punya anak

Contohnya Damien Rule-Neal, seorang pengidap virus HIV. Ia sudah menikah dan mempunyai dua anak bahkan tiga cucu. "Virus HIV tak berarti masa depan Anda mati," kata Neal yang sejak 20 tahun lalu didiagnosa mengidap virus HIV.

Neal berkata lagi,"Saya melihat banyak teman perempuan teridentifikasi HIV tapi bisa memiliki anak. Ini menunjukkan bahwa sains dan pengobatan telah memberikan kemampuan untuk kembali," katanya.

Namun para ahli berpendapat, bank sperma Sperm Positive menghadapi tantangan besar. "Saya senang menyatakan bahwa saat ini telah ada perubahan besar dalam pemahaman publik tentang HIV, tetapi banyak orang yang hidup dengan HIV masih menghadapi stigma," kata Dr. Mark Thomas, seorang dokter penyakir menular dan profesor di Universitas Auckalnd kepada Guardian.

Menurut Thomas, diskriminasi membuat penderita AIDS atau yang berisiko HIV malu untuk ikut tes di bank sperma. Para penderita AIDS ini membutuhkan dukungan semua pihak dan akses pengobatan.  Portal pemerintah HIV.gov memperkirakan ada sekitar 37,9 juta orang di dunia yang mengidap HIV/AIDS pada tahun 2018. Dari jumlah itu, sektar 1,7 juta merupakan anak-anak. New York semakin gencar memerangi epidemi HIV. Statistik Departemen Kesehatan Amerika Serikat menunjukkan bahwa jumlah kasus HIV/AIDS mencapai titik terendah pada tahun 2018.[]

Berita terkait
Waspadai Penularan HIV/AIDS Melalui French Kiss
Reckitt Benckiser Indonesia mengeluarkan hasil survei yang menyebutkan faktor terbesar penularan HIV/AIDS adalah berciuman.
Penderita HIV/AIDS di Aceh Capai 854 Kasus
Penderita HIV/AIDS di Provinsi Aceh terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2004 hingga Juli 2019, tercatat 854 penderita HIV/AIDS.
Kisah Ibu Rumah Tangga Tertular HIV di Jepara
Seorang ibu rumah tangga di Jepara blak-blakan dirinya seorang pengidap HIV positif, penyakit mematikan itu telah merenggut nyawa suami dan anaknya