Sekjen PBB Antonio Guterres Sebut Dunia Jadi Semakin Tidak Aman dari Hari ke Hari

“Setelah hubungan kekuasaan yang stabil selama puluhan tahun, kita sedang bertransisi ke era multipolaritas,”
Sekjen PBB Antonio Guterres menyampaikan pidato pembukaan sesi ke-55 Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, 26 Februari 2024. (Foto: voaindonesia.com/GABRIEL MONNET/AFP)

TAGAR.id, Jenewa, Swiss - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan para pejuang di negara-negara seperti Kongo, Gaza, Myanmar, Ukraina dan Sudan “tidak peduli” pada hukum internasional.

Berbicara ketika badan hak asasi manusia PBB membuka sesi terakhirnya, Guterres, Senin (26/2/2024), memperingatkan bahwa dunia menjadi “semakin tidak aman dari hari ke hari.” Dia juga menekankan bahwa kurangnya persatuan di Dewan Keamanan mengenai invasi Rusia ke Ukraina dan perang di Gaza telah “sangat” dan “mungkin fatal, melemahkan otoritas Dewan Keamanan.”

“Setelah hubungan kekuasaan yang stabil selama puluhan tahun, kita sedang bertransisi ke era multipolaritas,” katanya kepada Dewan HAM.

Guterres juga memperingatkan bahwa serangan “habis-habisan” Israel di kota Rafah di Gaza Selatan, menurutnya, “tidak hanya akan menakutkan bagi lebih dari satu juta warga sipil Palestina yang berlindung di sana, tetapi juga akan mengakhiri semua program bantuan kami." “Saya ulangi seruan saya untuk gencatan senjata kemanusiaan dan pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat.”

Dewan tersebut pada Senin memulai sesi enam minggu sementara krisis HAM semakin meningkat. Yang ada dalam benak banyak orang adalah kematian pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny bulan ini selagi ditahan di penjara Rusia. Negara itu adalah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. (ka/ns)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Komisaris Tinggi HAM PBB Kecam Serangan Disinformasi
“PBB telah menjadi penangkal propaganda manipulatif dan kambing hitam atas kegagalan kebijakan,” cetusnya