Swiftconomic Sumber Cuan Singapura dari Konser Taylor Swift

Istilah Swiftconomic disematkan bagi keuntungan ekonomi suatu negara yang menjadi tuan rumah konser Taylor Swift
Hotel hingga penerbangan di Singapura untung besar akibat konser Taylor Swift di negara itu (Foto: dw.com/id - David Gray/AFP)

TAGAR.id - Istilah Swiftconomic disematkan bagi keuntungan ekonomi suatu negara yang menjadi tuan rumah konser Taylor Swift. Konser itu ditaksir membawa cuan besar bagi Singapura.

Lebih dari 300.000 penggemar dari Singapura dan negara-negara tetangga akan menghadiri enam pertunjukan Eras Tour superstar AS yang tiketnya terjual habis di Stadion Nasional pada 2-9 Maret.

Ingrid Delgado, lulusan baru di Manila yang akan melakukan perjalanan ke Singapura untuk pertunjukan pada 4 Maret, mengatakan dia membeli "gaun baru yang berkilauan" untuk acara tersebut tetapi kesulitan menemukan hotel yang terjangkau.

"Sudah banyak yang dipesan, jadi saya harus memesan hotel yang lebih mahal,” katanya.

Fullerton Hotels and Resorts, serta Fairmont Hotel, mengatakan kepada AFP bahwa permintaan kamar selama periode konser meningkat.

Pembelanja besar telah memilih paket mewah Marina Bay Sands yang diberi nama sesuai dengan lagu hit Swift, seperti "Shake it Off" dan "Stay Stay Stay".

Paket "Mimpi Terliar" hotel senilai 50.000 dolar Singapura (sekitar Rp 500 juta) mencakup tiket VIP, santapan mewah, suite hotel, transfer limusin, dan tiket masuk ke tempat-tempat wisata.

Hotel tersebut mengatakan kepada AFP bahwa semua paketnya telah terjual habis.

Singapore Airlines dan Malaysia Airlines mengatakan ada peningkatan permintaan untuk penerbangan tujuan Singapura namun tidak dapat memastikan apakah peningkatan tersebut semata-mata disebabkan oleh "Efek Swift".

Kontingen besar Swifties Malaysia akan menyeberang ke negara tetangga Singapura.

"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Saya merasa senang dan gugup," kata Harith Arsat, seorang pelajar berusia 20 tahun yang akan melakukan perjalanan luar negeri pertamanya dari Kuala Lumpur.

Di Filipina, maskapai penerbangan hemat Cebu Pacific telah mengubah nomor penerbangan biasanya untuk pesawat tujuan Singapura menjadi "1989", tahun kelahiran Swift dan judul album kelimanya, untuk periode 1-9 Maret.

Taylor Swift di konserSingapura menjadi satu-satunya negara yang disinggahi Taylor Swift di Asia Tenggara (Foto: dw.com/id - David Gray/AFP)

Karpet merah untuk Swift

Namun, tidak semua orang senang ketika satu-satunya perhentian Swift di Asia Tenggara diumumkan, termasuk penggemar dan pemerintah di beberapa negara tetangga Singapura.

Bepergian ke Singapura mahal bagi banyak orang di kawasan ini karena nilai tukar mata uang yang tinggi, apalagi paket hotel mewah.

Beberapa juga tidak senang karena Singapura memberikan hibah untuk membantu mengamankan tur pemecahan rekor Swift di negara kota tersebut.

Para pejabat dari Kementerian Kebudayaan dan Dewan Pariwisata Singapura, dengan alasan kerahasiaan bisnis, pekan lalu menolak mengatakan berapa jumlah yang dibayarkan, atau apakah kesepakatan eksklusivitas telah ditandatangani untuk menjadikan Singapore Swift sebagai satu-satunya perhentian di Asia Tenggara.

Hal ini menyusul laporan bahwa Perdana Menteri Srettha Thavisin mengatakan kepada forum bisnis di Bangkok bahwa Singapura memang telah membuat kesepakatan semacam itu.

Para pejabat Singapura tidak menanggapi komentar Srettha secara langsung namun mengatakan bahwa pertunjukan Swift "kemungkinan besar akan menghasilkan manfaat yang signifikan bagi perekonomian Singapura".

Singapura telah menggelar karpet merah bagi banyak artis internasional, seperti Blackpink, Harry Styles, dan Ed Sheeran, sejak mengakhiri pembatasan pandemi Covid-19.

Coldplay menampilkan enam pertunjukan yang tiketnya terjual habis pada bulan Januari dan pertunjukan mendatang termasuk Bruno Mars, Sum 41 dan Jerry Seinfeld.

"Singapura mulai membuka diri lebih cepat dibandingkan negara lain setelah pandemi ini dan keunggulan negara ini sebagai penggerak pertama serta upaya bersama untuk mengadakan tindakan, acara, dan konvensi telah membantu,” kata Song Seng Wun, penasihat ekonomi untuk CGS International, kepada Kantor Berita AFP. "Momentum itu telah meningkat.”

Potensi penipuan online

Jutaan orang berebut tiket ketika mulai dijual tahun lalu, yang menyebabkan meningkatnya penipuan online yang menargetkan Swifties yang putus asa.

Polisi Singapura bahkan merilis video media sosial dengan tagline: "Jangan cepat kehilangan uang, beli tiket dengan aman."

Terlepas dari bahayanya, Ericko Dimas Pamungkas, 25, di Jakarta login ke tiga perangkat untuk mendapatkan nomor antrian tiket.

Saya merasa sangat beruntung. Saya merasa konser ini adalah salah satu momen terpenting bagi saya, ujarnya.

Swift telah berevolusi dari seorang penyanyi dengan lirik yang menarik menjadi seorang pengusaha wanita yang cerdik dan bintang pop terbesar di dunia, dan para penggemar yakin ada banyak hal yang bisa dipelajari dari penyanyi berusia 34 tahun ini.

"Saya menghargai keterusterangan Taylor dan apa yang dia perjuangkan seperti hak, kemurahan hati, dan kasih sayang,” kata Spencer Ler, seorang pilot Singapura yang mengantri selama 22 jam untuk mendapatkan tiket bagi putrinya dan teman-temannya.

"Itu adalah sesuatu yang bisa dipelajari oleh para gadis.” rs/hp (afp)/dw.com/id. []

Berita terkait
Taylor Swift Manggung di Singapura Bikin Hotel dan Penerbangan Laris Manis
Negara Singa itu berhasil meraup keuntungan besar dari ledakan industri pariwisata yang dipicu oleh pertunjukan Taylor Swift