Sebagai pendukung Bapak Jokowi sejak 2014, saya ingin mengungkapkan unek-unek di hati saya, demi menjaga nama baik Bapak di mata rakyat. Dukungan saya ke Bapak adalah dukungan kritis. Artinya kalau ada hal yang menurut saya keliru, pasti saya kritik. Dan saya mengajukan pilihan lain yang secara akademis lebih argumentatif.
Saya memilih Bapak di Pilpres 2014 dan 2019 karena rekam jejak, kesederhanaan, kejujuran, kerja keras Bapak, dan Bapak tidak membawa-bawa keluarga dan kerabat ke pemerintahan dan panggung politik. Walau saya juga harus jujur dan objektif akui, selama pemerintahan Bapak di periode 2014-2019, belum banyak hasil yang menyentuh kehidupan rakyat miskin. Kesenjangan sosial masih menjadi momok bagi kita semua. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia masih jalan di tempat sebagai slogan nan indah.
Jujur sayapun kecewa, karena selama ini yang saya banggakan, bahwa Bapak beda dengan lainnya akhirnya runtuh.
Orang-orang di sekitar Bapak, tidak semua tulus membantu Bapak. Banyak yang hanya menjilat-jilat, ABS, dan cari muka yang ujung-ujungnya hanya menjerumuskan Bapak pada permasalahan serius. Contohnya ada politikus yang mewacanakan perubahan periode dan masa jabatan Presiden RI. Ini hanya ulah politikus penjilat yang sedang berakrobat cari panggung politik. Rakyat sudah sangat muak.
Akhir-akhir ini, saya sering mendengar suara akar rumput yang intinya sangat menyayangkan putra sulung dan putra menantu Bapak nyalon di Pilkada serentak 2020.
Tidak ada yang salah memang, karena putra sulung dan putra menantu Bapak, sebagai warga negara punya hak politik yang dijamin Undang-undang.
Jujur sayapun kecewa, karena selama ini yang saya banggakan, bahwa Bapak beda dengan lainnya akhirnya runtuh.
Alangkah baiknya, jika putra sulung dan putra menantu Bapak, nyalon Kepala Daerah setelah Bapak purna tugas sebagai Presiden RI di 2024. Jika sekarang ini, saya khawatir timbul hoax atau fitnah keji, yang menohok putra sulung dan putra menantu Bapak. Bahwa keduanya memanfaatkan pengaruh Bapak, karena Bapak masih menjabat sebagai Presiden RI. Rumor ini tidak bisa sepenuhnya disalahkan.
Saya yakin, orang-orang yang secara politik berseberangan dengan Bapak, saat ini pasti sedang membangun narasi-narasi jahat yang menuduh Bapak sedang membangun dinasti politik.
Mohon maaf jika Bapak tidak berkenan dengan masukan saya. Saya tidak punya maksud apa pun, karena saya juga tidak pernah diuntungkan secara pribadi atas pilihan politik saya. Saya hanya ingin Bapak khusnul khotimah di 2024: tanpa cela dan cacat politik.
*Akademisi Universitas Gadjah Mada
Baca juga: