Denny Siregar dan Politik Dinasti Jokowi

Denny Siregar termasuk yang kepo, ingin tahu ada apa di balik gerakan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming, maju Pilkada Surakarta 2020.
Gibran Rakabuming (kanan) mendampingi ayahnya, Presiden Jokowi, menyalami warga sebelum upacara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 di Jakarta, Minggu, 20 November 2019. (Foto: Antara/Rachman)

Jakarta - Pegiat media sosial Denny Siregar termasuk yang 'kepo' penasaran, ingin tahu ada apa di balik gerakan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai bakal calon Wali Kota Surakarta pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Surakarta 2020. Apakah Jokowi sedang membangun dinasti politik?

Denny menuangkan kekepoan dalam tulisan berjudul Politik Dinasti Jokowi di laman Facebook, Minggu malam, 3 November 2019.

Berikut petikan tulisan Denny selengkapnya.

"Kemarin malam mampir ke Solo, sesudah jadi pembicara di Universitas Sanata Dharma Jogja.

Dan waktu yang singkat saya sempatkan mampir ke keluarga Jokowi, diajak seorang teman yang dekat dengan mereka. Saya disambut dengan hangat oleh mereka sekeluarga besar. Rupanya hampir semua mengikuti tulisan-tulisan saya di media sosial.

Dan kami ngobrol sampai malam di tengah kesederhanaan keluarga seorang Presiden Republik Indonesia.

Saya bilang 'sederhana' karena mereka memang begitu adanya. Dahulu kala di Indonesia, menjadi keluarga seorang Presiden sudah pasti kaya raya dengan segala proyek dan pengutipan jasa.

Mereka memang beda.

Dan saya akhirnya tidak tahan untuk mengajukan pertanyaan yang selama ini ada di kepala, 'Untuk apa Gibran maju ke Pilwakot Solo? Apa tidak takut dituding politik dinasti?'

Pertanyaan itu ternyata membuat mereka sejenak terdiam, sampai seseorang bicara.

'Kalau mau dinasti, seharusnya Jokowi lebih mementingkan Gibran teruskan perusahaan mebelnya. Tapi Gibran tidak mau. Anak-anaknya tidak ada yang mau. Mereka keras kepala, mau dapat uang sendiri, keluar dari bayang-bayang orang tua.

Jadi kalau dibilang dinasti pasti tidak benar. Dinasti itu ada di partai, Pak Jokowi sendiri tidak punya partai. Itu maunya Gibran sendiri. Jokowi tidak bisa melarang,' kata mereka.

Saya melihat sekeliling wajah-wajah mereka dan memang tidak tampak sedikitpun wajah dari pelaku politik dinasti. Mereka, meski keluarga Jokowi, adalah orang biasa. Mereka sudah cukup dengan usaha-usaha mebelnya dan menganggap politik itu hanya permainan belaka.

Tapi saya penasaran. Saya harus menggali lebih dalam, tepat ke jantungnya.

Lalu saya bertanya, 'Saya pengen jawaban yang jujur kenapa Gibran malah ikut jejak bapaknya? Selama ini dia dikenal yang paling menentang bapaknya masuk politik.'

Kita yang ribut bahkan lebih Solo dari warga Solo, hanya karena Gibran anak Jokowi. 

Gibran RakabumingGibran Rakabuming (kedua kanan) mendampingi ayahnya, Presiden Jokowi, berjalan menghampiri warga sebelum upacara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 di Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2019. (Foto: Antara/Rachman)

Lama mereka terdiam lagi, sampai salah seorang menjawab.

'Orang selalu melihat masalah di Solo dengan kacamata Jakarta. Karena Gibran anak Presiden, maka keputusan dia menjadi masalah nasional. Padahal, Gibran cuma memikirkan Solo,' jawabnya dengan logat Jawa yang kental.

'Masalah di Solo ini sejak peninggalan Jokowi adalah tidak ada kemajuan sama sekali. Lari di tempat. Kebijakannya Asal Bapak Senang. Orang-orang pada gelisah..

Yang bikin gelisah lagi, calon yang terkuat usianya sudah 70 tahun, wakil Wali Kota sekarang. Kalau dia menjabat lagi, Solo ya terus begini.

Nah, Gibran dapat dorongan dari warga supaya bisa melakukan perubahan. Hanya dia yang bisa, karena namanya dia terkenal. Kalau orang lain, pasti kalah. Ya, akhirnya karena kondisinya begitu, kami support aja.'

Agak lama saya merenung, terutama ketika mengingat perkataan 'orang melihat masalah Solo dengan kacamata Jakarta'.

Kita yang ribut bahkan lebih Solo dari warga Solo, hanya karena Gibran anak Jokowi. Yang kita lupa, dia juga warga negara yang punya hak mencalonkan diri. Dari semua sudut pandang, kita hanya memakai satu saja bahwa ia anak Jokowi. Titik.

Sudah malam. Perut sudah penuh karena sorenya diajak makan ayam goreng Mbah Karto di Sukoharjo. Saya pamit pulang.

Seruput kopi malam itu memang membawa kesan.

Denny Siregar."

Pendukung Gibran di Solo

Gibran RakabumingWarga melakukan aksi tanda tangan di selembar kain panjang 30 meter sebagai bentuk dukungan kepada Gibran Rakabuming Raka maju Pilkada Surakarta 2020, di Jalan Bhayangkara Solo, Minggu, 3 November 2019. (Foto:Antara/Bambang Dwi Marwoto)

Sementara itu di Solo, ratusan warga yang tergabung dalam Kancane Gibran Gess (KaGeGe) Solo, Jawa Tengah, berkumpul di Jalan Bhayangkara Surakarta, Minggu.

Mereka melakukan aksi tanda tangan di selembar kain warna merah muda sepanjang sekitar 30 meter sebagai wujud dukungan terhadap Gibran Rakabuming Raka maju pada Pilkada Surakarta 2020, 

Aksi tersebut dimaksudkan agar putra sulung Jokowi itu mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP.

Imelda Yuniati juru bicara relawan KaGeGe Solo mengatakan aksi mengumpulkan tanda tangan dukungan kepada Gibran tersebut disambut antusias warga Solo. Lebih dari 200 orang telah menerakan tanda tangan di kain itu.

"Relawan KaGeGe hanya memfasilitasi warga Solo yang menyatakan dukungan terhadap putra sulung Presiden Jokowi itu. Banyak kalangan masyarakat Solo yang menginginkan Gibran maju dalam Pilkada Surakarta 2020," kata Imelda seperti diberitakan Antara.

Ia menjelaskan Gibran sebelumnya telah mendaftarkan diri dan menjadi anggota PDIP, tetapi langkah Gibran untuk maju Pilkada Surakarta 2020 melalui DPC PDIP Surakarta sudah tertutup.

Bahkan, lanjutnya, DPC PDIP Surakarta sebelumnya telah sepakat mengajukan satu pasangan, yakni Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota pada Pilkada Surakarta 2020.

"Gibran anggota atau kader PDIP hanya mau maju sebagai bakal calon melalui partainya, sehingga kami ingin mengumpulkan dokumen-dokumen dukungan masyarakat agar putra Jokowi itu mendapatkan rekomendasi maju dalam Pilkada 2020 dari DPP PDIP," ujar Imelda.

Menurut Imelda, banyak warga yang menanyakan ingin memberikan dukungan kepada Gibran. Bahkan mereka ingin menitipkan kartu tanda penduduk (KTP) untuk mendukung Gibran.

Imelda mengatakan warga memberikan dukungan Gibran maju Pilkada Surakarta 2020, karena merupakan sosok muda visioner yang diyakini bakal mampu membawa perubahan Kota Solo ke depan.

"Selain aksi penggalangan tanda tangan, kami juga melakukan aksi potong rambut ala Gibran yang banyak diminati anak muda," ujar Imelda.

Gibran RakabumingRelawan mengajak warga potong rambut gratis dan tanda tangan dukungan untuk Gibran pada Pilkada 2020 di Solo, Jawa Tengah, Minggu, 3 November 2019. (Foto: Antara/Mohammad Ayudha)

Suara PDIP Surakarta

Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo menyatakan sikapnya tegak lurus dengan keputusan partai terkait dirinya sebagai calon tunggal dari Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDIP Surakarta pada Pilkada 2020.

"Saya 'kan kader, petugas partai, yang menilai kinerja saya pimpinan, bukan saya sendiri. Apa pun itu saya siap melaksanakan apa yang diputuskan partai," kata Purnomo di Solo, Selasa pekan lalu.

Nama putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, santer dikabarkan menjadi pesaing Achmad Purnomo sebagai calon peserta Pilkada Surakarta 2020 yang diusung PDIP.

Purnomo mengatakan dirinya menyadari meskipun saat ini partai di tingkat kota memilih ia dan Teguh Prakoso sebagai calon tunggal yang diusung PDIP pada pelaksanaan Pilkada 2020, keputusan akhir tetap ada di tingkat Dewan Pengurus Pusat (DPP).

"Nanti DPP mungkin ada calon lain. Semua pasti lewat proses, mungkin nanti akan ada seleksi. Kalau keputusan partai jatuh pada Mas Gibran, ya, kami dukung Mas Gibran. Kalau jatuh kepada saya, ya, saya akan melaksanakan," ujar Purnomo.

Ia memastikan tidak akan melawan meski PDIP tidak jadi mengusung pasangan Achmad Purnomo dan Teguh Prakoso.

Kuncinya di Megawati

Dalam kesempatan terpisah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga adalah kader PDIP memberikan sinyal, maju tidaknya Gibran dalam Pilkada Surakarta 2020, kuncinya berada dalam genggaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Kan semua orang boleh mencalonkan. Kalau tradisi PDI Perjuangan nanti keputusannya di tangan Ketua Umum, sesimpel itu saja," kata Ganjar di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.

Meskipun Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kota Solo bersikeras telah memiliki calon wali kota sendiri, sesuai tradisi PDI Perjuangan, keputusan tetap berada di tangan Ketua Umum.

"Serahkan saja kepada Ketua Umum," ujar Ganjar. []

Baca juga:

Berita terkait
Ratusan Warga Dukung Gibran Maju Pilkada 2020 Surakarta
Dukungan terhadap Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Jokowi, akan maju pada Pilkada Surakarta 2020 terus bergulir digalang oleh KaGeGe
Gibran Bagikan Baju Bergambar Jokowi-Prabowo di Ponpes
Gibran Rakabuming Raka membagikan sebuah baju bergambarkan Jokowi dan Prabowo Subianto, kepada santri.
Sikap Pribadi FX Hadi Rudyatmo Jika Gibran Diusung PDIP
Rudy mengaku akan memiliki keputusan sendiri jika nantinya Gibran mendapat surat rekomendasi dari DPP.