Sejumlah Fakta Tentang Tumpeng yang Jarang Diketahui

Tumpeng merupakan makanan khas Nusantara yang bisa dibilang ikonik dengan bentuknya. Berikut fakta tumpeng yang jarang diketahui orang.
Tumpeng merupakan makanan khas Nusantara. (Foto: Tagar/Kuliner)

TAGAR.id, Jakarta - Tumpeng merupakan makanan khas Nusantara yang bisa dibilang ikonik dengan bentuknya. Mulai dari bentuk mengerucut seperti gunung, lauk pauknya yang berlimpah dan disajikan di atas daun pisang, hingga sejarahnya yang turut memiliki unsur Jawa dan Islam. 

Tumpeng banyak digunakan saat memperingati hari-hari besar, mulai dari perayaan ulang tahun hingga acara kenegaraan, tumpeng selalu disajikan dalam bentu variasi. Berikut fakta tentang tumpeng yang harus Anda ketahui.


1. Arti simbol lauk pauk

Tumpeng ternyata tidak hanya sekadar nama, tetapi singkatan dari yen metu kudu sing mempeng. Dalam bahasa Jawa artinya, 'jika keluar harus dengan sungguh-sungguh'. Lauknya juga sering berjumlah tujuh buah, dilambangkan sebagai pitulungan atau pertolongan.

Tujuh jenis lauk pauk ini terdiri dari hewan darat dan laut, serta ada beragam sayur. Lauk pauk biasanya nasi, ikan, urap, telur, ayam, sapi dan rempeyek teri.


2. Sudah ada sejak zaman Jawa Kuno

Ternyata di berbagai prasasti yang ada di zaman Jawa Kuno, terdapat torehan yang mirip dengan tumpeng. Saat itu, makanan yang bernama sekul paripurna ini menurut para ahli sangat mirip dengan tumpeng yang mempunyai banyak sekali lauk pauk.

Sekul paripurna ini biasanya disajikan pada acara penting di kala itu atau saat sima. Nah, Sima merupakan daerah merdeka bebas pajak yang diberikan oleh pihak kerajaan. Sima diberikan ke daerah yang berjasa dalam berbagai hal di kerajaan.


3. Modifikasi tumpeng

Dahulu, tumpeng sebenarnya dibuat dengan nasi putih. Hal tersebut melambangkan sumber yang bersih dan halal untuk dikonsumsi. Makna ini tidak serta merta hilang meski masa kini, tumpeng sudah dimodifikasi hingga memiliki banyak variasi. Contohnya, nasi kuning hingga mi goreng.


4. Merepresentasikan puncak Mahameru dan konsep Ketuhanan

Pada saat penyebaran agama Hindu di Indonesia, tumpeng direpresentasikan mengerucut seperti Gunung Mahameru yang dianggap suci. Diceritakan tempat itu sebagai bersemayamnya para dewa dan dewi.

Bentuk kerucut dari Gunung Mahameru pun juga simbol konsep Ketuhanan, yang menggambarkan awal dan akhir, simbolisasi dengan Tuhan dan alam. Semua semakin ke atas semakin mengerucut, semua akan kembali pada Tuhan.


5. Cara memotong tumpeng

Ternyata cara memotong tumpeng pun ada caranya. Dari awal, ujung tumpeng biasanya dipotong oleh orang yang paling di hormati di masyarakat. Selanjutnya, orang yang punya acara membagi tumpeng menjadi tiga perempat ke bawah. Hal ini pun mempunyai arti bahwa rezeki itu bisa dibagi sama rata ke manusia.


6. Terdapat berbagai jenis tumpeng

Fakta tentang tumpeng lainnya adalah mempunyai beragam jenis yang berbeda. Setiap jenis tumpeng pun mempunyai arti dan disajikan di tempat yang berbeda, dari mulai acara syukuran hingga duka.

  • Tumpeng pungkur disajikan pada saat acara kematian.
  • Tumpeng megana saat acara lahiran
  • Tumpeng robyong disajikan pada saat acara besar seperti musim panen, meminta hujan, hingga mengusir penyakit
  • Tumpeng kendit yang melambangkan telah bebas dari kesulitan
  • Tumpeng tumbuk disajikan pada saat acara ulang tahun

Nah, itulah fakta-fakta tentang tumpeng yang jarang diketahui. Namun, sering memakannya. []

Berita terkait
4 Makanan yang Baik Dikonsumsi Penderita Parkinson
Penyakit Parkinson dikenal sebagai penyakit yang memiliki gejala khas, yaitu tremor. Berikut jenis makanan yang harus dikonsumsi penderitanya.
Selain Nasi, Makanan Ini Jadi Hambatan Turunkan Berat Badan
Tanpa disadari, barangkali ada beberapa makanan yang jadi persoalan mengapa berat badan tidak lekas turun.
7 Makanan Korea Selatan Paling Populer yang Wajib Dicoba
Sejumlah kuliner Korea yang disukai banyak orang, seperti kimbap, tteokbokki, odeng, jjajangmeyon, jjampong, dan makanan lainnya yang lezat.
0
Hari Jumat Akan Dikabulkan Doanya, Intip Keutamannya
Nabi Muhammad SAW menyebut hari Jumat sebagai penghulu hari dan menjadi hari yang paling utama.