Sejarah Suku Betawi yang Perlu Diketahui

Sejarah awal mula Betawi yaitu saat pada zaman Belanda,agar tebentuknya indentitas kelompok masyarakat yang homogen dengan itu nama Betawi.
ilustrasi ondel-ondel. (Foto: Instagram//ondel.ondel.kembarbetawi)

Jakarta - Suku Betawi pasti kita tahu bahwa suku tersebut meninggali kota Jakarta, selain itu juga suku Betawi bermukim di daerah daerah sekitar Jakarta seperti Bekasi, Depok, Bogor, Tanggerang yang banyak kita jumpai orang Betawi

Sejarah awal mula Betawi yaitu saat pada zaman Belanda,agar tebentuknya indentitas kelompok masyarakat yang homogen dengan itu nama Betawi pun muncul, dan merupakan pemberian dari pihak Belanda. Usut punya usut, Betawi diambil dari nama Jakarta pada masa itu, yaitu Batavia.

Dilansir laman resmi Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, Suku Betawi terbentuk pada abad ke-17, merupakan hasil dari campuran beberapa suku bangsa seperti Bali, Sumatera, China, Arab, dan Portugis. 

Jakarta, yang terletak di pinggir pantai atau pesisir, dalam proses perjalanan waktu menjadi kota dagang, pusat administrasi, pusat kegiatan politik, pusat pendidikan, dan disebut kota budaya.

Anggota suku atau pendatang asing yang datang mulai berdiam di Jakarta untuk waktu yang cukup lama. Etnis pendatang yang pertama kali mendiami kota ini adalah orang Melayu, Jawa, Bali, Bugis, dan Sunda. Sedangkan, orang asing yang pertama kali tinggal di kota ini adalah Portugis, Cina, Belanda, Arab, India, Inggris, dan Jerman.

Unsur-unsur budaya kelompok etnik atau bangsa itu berasimilasi dan melahirkan budaya baru yang tampak dalam bahasa, kesenian, kepercayaan, cara berpakaian, makan, dan lain-lain. Sebutan suku, orang, dan kaum Betawi mulai populer pada 1918, saat Mohammad Husni Tamrin membentuk ‘Kaum Betawi’.

Sejarah Betawi diawali pada masa zaman batu yang menurut Sejarawan Sagiman MD sudah ada sejak zaman neolitikum. Arkeolog Uka Tjandarasasmita dalam monografinya "Jakarta Raya dan Sekitarnya Dari Zaman Prasejarah Hingga Kerajaan Pajajaran" (1977) secara arkeologis telah memberikan bukti-bukti yang kuat dan ilmiah tentang sejarah penghuni Jakarta dan sekitarnya dari masa sebelum Tarumanagara pada abad ke-5. 

Dikemukakan bahwa paling tidak sejak zaman neolitikum atau batu baru (3500–3000 tahun yang lalu) daerah Jakarta dan sekitarnya di mana terdapat aliran-aliran sungai besar seperti Ciliwung, Cisadane, Kali Bekasi, Citarum pada tempat-tempat tertentu sudah didiami oleh masyarakat manusia yang menyebar hampir di seluruh wilayah Jakarta. 

Dari alat-alat yang ditemukan di situs-situs itu, seperti kapak, beliung, pahat, pacul yang sudah diumpam halus dan memakai gagang dari kayu, disimpulkan bahwa masyarakat manusia itu sudah mengenal pertanian (mungkin semacam perladangan) dan peternakan. Bahkan juga mungkin telah mengenal struktur organisasi kemasyarakatan yang teratur.

Sementara Yahya Andi Saputra (Alumni Fakultas Sejarah Universitas Indonesia), berpendapat bahwa penduduk asli Betawi adalah penduduk Nusa Jawa. Menurutnya, dahulu kala penduduk di Nusa Jawa merupakan satu kesatuan budaya. 

Bahasa, kesenian, dan adat kepercayaan mereka sama. Dia menyebutkan berbagai sebab yang kemudian menjadikan mereka sebagai suku bangsa sendiri-sendiri.Menurut sejarah.

Asal mula penyebutan Suku Betawi berasal dari kesalahan penyebutan kata Batavia menjadi Betawi. Masyarakat Betawi secara geografis dibagi mejadi dua bagian, yaitu Tengah dan Pinggiran.

Masyarakat Betawi secara geografis dibagi mejadi dua bagian, yaitu Tengah dan Pinggiran.

Masyarakat Betawi Tengah meliputi wilayah Tanjung Priok atau meliputi radius 7 km dari Monas. Wilayah ini mayoritas dipengaruhi oleh budaya Melayu dan agama Islam yang terlihat dalam kesenian Samrah, Zapin dan berbagai macam Rebana.

Sedangkan, dari segi bahasa, terdapat banyak perubahan vokal a dalam suku kata akhir bahasa Indonesia menjadi e, misal guna menjadi gune. Sementara itu, Masyarakat Betawi pinggiran, sering disebut orang sebagai Betawi Ora yang dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian utara dan selatan.[]


(Haykal)

Berita terkait
Pelestari Makanan Khas Betawi Tempo Doeloe
Kuliner Khas Betawi kini semakin jarang dijumpai, tapi bisa ditemui di warung Betawi Bang Be’eng dan warung Laksa Betawi Asirot
Anies Baswedan Terima Gelar Pemuka Utama Budaya Betawi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru-baru ini mendapat gelar kehormatan Pemuka Utama Budaya Betawi dari Badan Musyawarah (Bamus) Betawi)
Cara Membuat Gado-Gado Khas Betawi
Tak perlu nunggu hari libur untuk bisa menikmati salah satu salad Indonesia, yakni gado-gado khas Betawi.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.