Sejarah Puasa Ramadhan dan Perintah Berpuasa

Puasa Ramadhan diwajibkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya pada bulan Syaban tahun kedua Hijriah.
Ilustrasi - Amalan Menjelang Bulan Ramadhan. (Foto: Tagar/DPD RI)

Jakarta - Hallo sobat muslim, kamu tau gak sih sejarah bagaimana awal mula kita harus berpuasa 1 bulan penuh selama bulan ramadhan?

Puasa Ramadhan merupakan puasa yang wajib bagi umat muslim dan Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun islam yang lima. Jadi kita sebagai umat muslim wajib menjalankan puasa Ramadhan ini.

Puasa Ramadhan diwajibkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya pada bulan Syaban tahun kedua Hijriah. 

Kala itu Rasulullah mulai membangun pemerintahan di Madinah. Puasa sangat penting artinya dalam membentuk manusia yang dapat menerima dan melaksanakan tugas-tugas besar dan suci.


Perintah berpuasa ini ada dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: "Hai, orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."


Dan juga ayat 185. "Siapa diantara kalian yang menyaksikan bulan (Ramadhan), maka berpuasalah."

Puasa Ramadhan adalah bagian dari rukun Islam yang lima. Oleh karena itu mengingkari kewajiban puasa Ramadhan termasuk mengingkari rukun Islam.

Pada awal dijalankannya ibadah puasa, umat Islam diwajibkan berpuasa sampai waktu magrib. 

Setelah berbuka mereka diperbolehkan makan, minum, dan melakukan hubungan suami-istri hingga melaksanakan salat Isya dan tidur. Namun, setelah itu, mereka tidak makan dan minum hingga tiba saatnya berbuka.


Sejarah Puasa Dimulai Dari Terbit Fajar Sampai Waktu Berbuka

Saat itu umat belum mengetahui batas kapan dimulainya puasa dalam sehari. Ada seorang sahabat dari kalangan Anshar, Qais bin Shirmah Al Anshari. Ketika tiba waktu berbuka, ia mendatangi sang istri, dan bertanya "apakah kamu punya sesuatu yang bisa dimakan?"

Tidak ada makanan di rumah Qais. Sang istri kemudian berinisiatif untuk mencari sesuatu untuknya. Namun, ketika istri tersebut pergi, Qais yang kelelahan karena bekerja dan menahan lapar seharian, ketiduran. Ketika terjaga, otomatis Qais mengira ia tidak diperbolehkan makan lagi. Ia mesti berpuasa hinga tiba waktu berbuka esok harinya.

Qais kemudian kembali bekerja di lahannya, tetapi ia pingsan sebelum tengah hari. Ia lantas mengadukan kejadian ini kepada Nabi Saw. Dari sinilah turun Surah al-Baqarah ayat 187.

Dalam ayat tersebut, Allah memperbolehkan umat Islam makan, minum, dan berhubungan intim dengan para istrinya sepanjang malam bulan puasa hingga terbit fajar.

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ ٱلصِّيَامِ ٱلرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَآئِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ ۖ فَٱلْـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبْتَغُوا۟ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ مِنَ ٱلْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا۟ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَٰكِفُونَ فِى ٱلْمَسَٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ


Arab-Latin:

Uḥilla lakum lailataṣ-ṣiyāmir-rafaṡu ilā nisā`ikum, hunna libāsul lakum wa antum libāsul lahunn, 'alimallāhu annakum kuntum takhtānụna anfusakum fa tāba 'alaikum wa 'afā 'angkum, fal-āna bāsyirụhunna wabtagụ mā kataballāhu lakum, wa kulụ wasyrabụ ḥattā yatabayyana lakumul-khaiṭul-abyaḍu minal-khaiṭil-aswadi minal-fajr, ṡumma atimmuṣ-ṣiyāma ilal-laīl, wa lā tubāsyirụhunna wa antum 'ākifụna fil-masājid, tilka ḥudụdullāhi fa lā taqrabụhā, każālika yubayyinullāhu āyātihī lin-nāsi la'allahum yattaqụn

Artinya:

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istrimu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampunimu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa."


Demikian sejarah bagaimana umat muslim sekarang berpuasa di bulan Ramadhan.[]



(Haykal)

Baca Juga:

Berita terkait
Dua Bulan Warga Intan Jaya Papua Hidup Diteror KKB
Warga Distrik Hitadipa dan Distrik Sugapa ibu kota Kabupaten Intan Jaya, Papua hidup dalam ketakutan. Ini penyebabnya
Cara Melawan Kantuk Selama WFH di Bulan Puasa
Bekerja dari rumah selama bulan puasa tentu membuat suasana yang berbeda dan rasa kantuk bisa saja secara mendadak terjadi.
5 Artis Hollywood yang Berpuasa di Bulan Ramadan
Ada beberapa artis Hollywood yang beragam Islam turut melaksanakan ibadah puasa Ramadan meski dalam perbedaan waktu dan tradisi.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.