Sehari Duit Rp 109 T untuk Biayai Udara Kotor Global

Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi polusi udara yang disebabkan bahan bakar fosil mencapai Rp 109,4 triliun per hari.
Polusi udara menganggu pernapasan manusia. (Foto: pixabay)

Paris - Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi polusi udara yang disebabkan oleh bahan bakar fosil mencapai 8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 109,4 triliun per hari atau sekitar 3,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia. Bahak bakar fosil itu khususnya dari pembakaran minyak, gas dan batu bara.

Ini merupakan hasil temuan pertama yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Energi dan Udara Berish (CREA) dan Greenpeace Asia Tenggara. "Kami menemukan bahwa China daratan, Amerika Serikat, dan India menanggung biaya tertinggi dari polusi udara bahan bakar fosil di seluruh dunia, masing-masing diperkirakan 900 miliar dolar AS, 600 miliar dolar AS, dan 150 miliar dolar AS per tahun," kata laporan itu.

Seperti diberitakan dari frence24.com, Rabu, 12 Februai 2020, partikel-partikel dari penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan 4,2 juta kematian prematur setiap tahun di seluruh dunia, termasuk 1,8 juta di China dan satu juta di India. Angka ini sejalan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memperkirakan 4,2 juta kematian setiap tahun karena polusi udara di permukaan tanah. Kematian itu kebanyakan dari penyakit jantung, stroke, kanker paru-paru dan infeksi saluran pernafasan akut pada anak-anak.

"Polusi udara dari bahan bakar fosil merupakan ancaman bagi kesehatan dan ekonomi kita yang merenggut jutaan nyawa dan menelan biaya triliunan dolar," kata Minwoo Son, juru kampanye udara bersih di Greenpeace Asia Timur.

Menurut estimasi laporan itu, biaya global tahun lalu mencapai 2,9 triliun dolar AS. "Ini adalah masalah yang kita tahu bagaimana menyelesaikannya, dengan beralih ke sumber energi terbarukan, menghapus mobil diesel dan bensin, serta membangun transportasi umum," kata laporan itu.

Laporan setebal 44 halaman ini merinci beban polusi udara global dipicu dari bahan bakar fosil - diukur dalam biaya ekonomi dan kematian dini - berdasarkan jenis polutan. Setiap tahun ekonomi global menerima berkisar 350 miliar dolar AS - 380 miliar AS dari nitrogen dioxide (NO2) yang merupakan produk sampingan dari pembakaran bahan bakar fosil di kendaraan bermotor dan pembangkit listrik.

Polusi UdaraSebuah jalan di New Delhi yang terpapar polusi udara. Tingkat polusi yang sudah mengkhawatirkan mendorong pemerintan kota untuk menerapkan aturan ganjil genap kendaraan bermotor. (Foto: Yahoo.com)

Sejauh ini, polutan yang paling mahal adalah bahan partikel halus mikroskopis (PM 2.5) yang menyumbang biaya keusakan lebih dari 2 triliun dolar AS per tahun. Hal itu diukur dari dampak terhadap kesehatan, kehilangan hari kerja, dan kematian dini. Rincian global untuk kematian dini setiap tahun adalah 500.000 untuk NO2, satu juta untuk ozon, dan tiga juga untuk PM 2.5.

Sekitar 40.000 anak-anak meninggal setiap tahun sebelum ulang tahun kelima karena PM 2.5, yang juga menyebabkan dua juta kelahiran prematur setiap tahun dan dua kali lebih banyak kasus asma. Partikel PM 2,5 menembus jauh ke dalam paru-paru dan memasuki aliran darah, yang menyebabkan masalah pernafasan kardiovaskular. Pada tahun 2003, WHO mengklasifikasikannya sebagai agen penyebab kanker.

Perkiraan jangkah menengah dari jumlah kematian dini yang berasal dari polusi bahan bakar fosil meliputi 398.000 untuk Uni Eropa, 230.000 untuk Amerika Serikat dan 96.000 untuk Bangladesh, serta 44.000 untuk Indonesia. Diantara negara-negara yang mengalami pukulan ekonomi terbesar setiap tahun adalah China (900 miliar dolar AS), AS (610 miliar dolar AS), India (150 miliar dolar AS), Jerman (140 miliar dolar AS), Jepang 130 miliar dolar AS, Rusia 68 miliar dolar AS dan Inggris 66 miliar dolar AS.

Secara global, polusi udara menyumbang 29 persen dari semua kematian dan penyakit kanker paru-paru, sekitar 17 persen dari infeksi saluran pernafasan akut, dan seperempat persen dai stroke dan penyakit jantung, menurut WHO. []

Baca Juga:

Berita terkait
Kabut Beracun Memburuk Tiap Jam, India Umumkan Darurat Polusi Udara
Ibu kota India umumkan darurat polusi udara. Kabut beracun di kota itu memasuki hari ketiga terus memburuk tiap jam.
Duduk Perkara Polemik Polusi Udara Jokowi dan Anies
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan digugat oleh 31 orang dalam polemik polusi udara.
10 Juta Pengidap Ginjal Kronis Setiap Tahun, Akibat Polusi Udara
Jumlah penyakit ginjal kronis global (CKD) yang disebabkan oleh polusi udara telah mencapai lebih dari 10 juta setiap tahun, demikian hasil satu studi baru.