Jakarta - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Sadikin menjelaskan lembaganya bertugas untuk memulihkan ekonomi. Tugas pemulihan, kata dia, sifatnya cepat dan jangka pendek.
"Juga harus fokus ke program transformasi ekonomi yang sifatnya fundamental dan jangka panjang," kata Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Sadikin seperti dilansir di situs Sekretariat Kabinet, Jakarta, Kamis, 30 Juli 2020.
Satgas PEN harus fokus ke program transformasi ekonomi yang sifatnya fundamental
Ia menuturkan rasa aman dalam masa pemulihan memerlukan insentif ekonomi atau stimulus fiskal. Rakyat, kata dia, dapat merasakan rasa aman dengan insenstif walaupun pendapatan dari kerjanya berkurang.
Baca juga:
Wakil Menteri BUMN ini menuturkan sejuah ini pemerintah telah banyak mengeluarkan program insentif ekonomi. Namun melihat pentingnya pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga, sehingga kata dia, akan fokus ke beberapa program secara spesifik.
Program spesifik ini mencoba menjaga pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di rakyat. “Dua program utama yang akan kami konsentrasikan dalam dua sampai empat minggu ke depan adalah program bantuan UMKM produktif. Bantuan ini dalam bentuk grant dalam bentuk bantuan, bukan dalam bentuk pinjaman,” ucapnya.
Rencananya, lanjut dia, pemerintah akan memberikan Rp 2,4 juta per orang. Bantuan ini diharapkan digunakan bukan hanya untuk kehidupan sehari-hari tapi juga mengembangkan UMKM.
Berdasarkan permintaan Presiden Jokowi, Budi berusaha meningkatkan jumlah UMKM penerima bantuan. Jumlah diupayakan bertambah bertahap hingga 10 sampai 12 juta UMKM.
“Ini akan langsung kita berikan secara bertahap ke mulainya dari 1 juta yang sudah kita identifikasi, nanti akan naik secara bertahap ke 12 juta UMKM,” tuturnya.
Sementara Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, UMKM paling terpuruk dalam krisis ekonomi akibat pandemi corona. Situasi ini berbeda ketika krisis ekonomi menghantam pada 1998.
"Ini berbeda dengan krisis 1998 yang saat itu UMKM justru menjadi penyelamat ekonomi nasional, bahkan ekspornya bisa tumbuh sampai 50 persen," ujar Teten kemarin di Jakarta.
Pagebluk, kata dia, telah memukul UMKM dari dua sisi: suplai dan permintaan. Sejak Covid-19 mewabah, pelaku UMKM kesulitan melakukan produksi, distribusi hingga mendapatkan konsumen. "Jadi, hari ini betul-betul terganggu," ucapnya.[]