Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito Satgas meminta masyarakat yang baru pulang bepergian usai libur panjang dan cuti bersama pekan lalu, bisa segera melakukan testing (pemeriksaan) corona.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan untuk mengantisipasi penularan virus di masyarakat. Wiku bilang, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun telah mengeluarkan arahan strategi rekayasa perawatan pasien Covid-19 apabila sewaktu-waktu terjadi lonjakan kasus di rumah sakit.
Antisipasi ini dilakukan karena tren lonjakan kasus pascalibur panjang pernah terjadi.
"Terdapat tiga strategi rekayasa perawatan berdasarkan besar lonjakan kasus yang berpeluang terjadi pascalibur panjang," kata Wiku di Kantor Presiden Jakarta, Selasa, 3 November 2020.
Baca juga: Satgas: Penggunaan Masker yang Salah Tingkatkan Risiko Penularan
Pertama, kata dia, apabila terjadi kenaikan pasien Covid-19 sebesar 20-50%, maka rumah sakit rujukan siap menampung kenaikan pasien tersebut. Hal ini ditunjang karena kapasitas terpakai rumah sakit rujukan saat ini berada di persentase 50%.
"Kedua, apabila terjadi kenaikan pasien sebesar 50-100%, maka pemerintah akan menambah kapasitas ruang perawatan umum menjadi ruang perawatan Covid-19. Sehingga, ruang rawat inap dapat bertambah kapasitasnya," ucap dia.
Ketiga, apabila kenaikan pasien lebih dari 100%, maka tenda darurat akan didirikan di area perawatan pasien Covid-19 di luar rumah sakit. Selain itu, pemerintah akan mendirikan rumah sakit lapangan atau darurat bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Antisipasi ini dilakukan karena tren lonjakan kasus pascalibur panjang pernah terjadi saat libur panjang merayakan Idul Fitri akhir Mei 2020 dan hari kemerdekaan RI pada Agustus 2020. Pemerintah pusat, daerah dan Satgas Covid-19 telah berkoordinasi, baik sebelum dan setelah libur panjang dalam upaya antisipasi," tuturnya.
Baca juga: Satgas Covid-19 Sebut Bahan Baku Obat Corona Masuk April 2020
Ia menegaskan, beberapa antisipasi telah dilakukan sebelumnya, seperti pengawasan kekarantinaan, berlakunya e-Hac atau electronic health alert card, penyiapan alur rujukan kasus positif corona, penyiapan sarana dan prasarana pelabuhan, serta bandara untuk penerapan protokol kesehatan.
"Terdapat juga upaya antisipasi yang dilakukan di rumah sakit. Koordinasi dengan dinas dan fasilitas kesehatan setempat, penyiapan sarana dan prasarana rumah sakit," ujar Wiku. []