Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mempertanyakan kenapa jabatan cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin sebagai Dewan Pengawas Syari'ah di BNI Syariah dan Bank Mandiri Syariah dipermalahkan.
Persoalan itu, kata Andi, kenapa dipertanyakan setelah beragam polemik sempat menyeruak. Adapun polemik tersebut di antaranya rencana pembunuhan empat jenderal di Indonesia pasca-demonstrasi berujung ricuh di sejumlah titik di Jakarta pada 21-22 Mei 2019.
"Sebetulnya mengapa bangsa ini harus terbelah, harus ada kampanye, mengapa harus ada kerusuhan dan upaya pembunuhan, mencurigai Ibu Ani sakit sebagai pura-pura, harus memaki AHY sebagai penghianat, kalau pada akhirnya di ujung pertarungan hanya mempermasalahkan status BUMN," kata Andi lewat Twitternya, @AndiArief__, pada 13 Juni 2019.
Baca juga: Prabowo Menang, Andi Arief Sebut Demokrat Tak Punya Hak
Menurut Andi, kubu pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebaiknya membuktikan klaim kemenangan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dibandingkan mempersoalkan status Ma'ruf di dua bank.
Prabowo-Sandi diketahui sebelumnya sempat menyampaikan kemenangan Pilpres 2019 sebesar 62 persen pada 17 April 2019, kemudian diubah 54,24 persen pada 14 Mei dan terakhir menjadi 52 persen pada 10 Juni 2019.
"Apa yang ditunggu rakyat? Saya keliling daerah, rakyat menunggu 02 bawa bukti 62 persen seperti sudah dikemukakan Pak Prabowo. ini menyangkut nama baik dan kredibilitas beliau. Mungkin statemen ini menyakitkan, tapi kenyataannya ini yang ditunggu. bukan soal Bank Syariah," ucap dia.
Baca juga: Andi Arief Komentari Eks Tim Mawar, Fauka Noor Farid