Saham Alibaba Meroket Pasca IPO di Bursa Hong Kong

Saham Alibaba melonjak dalam debut pertamanya di Bursa Saham Hong Kong, dengan diperdagangkan melonjak 6 persen menjadi 176 dolar Hong Kong.
Alibaba mampu mencatatkan transaksi penjualan online sebesar 114 miliar yuan Rp 229,02 triliun pada perayaan hari belanja online dalam waktu kurang dari 90 menint. (Foto: Yahoo.com)

Jakarta - Saham raksasa e-commerce China, Alibaba melonjak dalam debut pertamanya di Bursa Saham Hong Kong (Hong Kong Stock Exchange). Saham Alibaba di perdagangan melonjak  7,7  persen menjadi 189,50 dolar Hong Kong per saham. Ini membuat Indeks Hang Seng di Bursa Saham Hong Kong naik 0,67 persen pada pembukaan perdagangan.

Perusahaan milik taipan Jack Ma itu baru saja melakukan penawaran saham perdana (IPO) pasar sekunder (secondary market). Dari IPO, Alibaba berhasil meraup 11,3 miliar dolar AS atau setara Rp 159,2 triliun. Sebelumnya pada 2014, perusahaan sudah mencatatkan sahamnya (listing) di pasar perdana (premary market) di Bursa Saham New York. IPO Alibaba merupakan salah satu penawaran saham yang paling ditunggu-tunggu tahun ini.

Saat seremoni melantai di Bursa Hong Kong, Daniel Zhang, CEO Alibaba yang menggantikan Jack Ma memukul gong sebagai tanda "rumah" perusahaan telah kembali ke Hong Kong. Zhang ditemani Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan dan Kepala Eksekutif Hong Kong Tung Chee-hwa.

Seperti diberitakan dari BBC News, Selasa, 26 November 2019, Alibaba yang berkantor di Huangzhou itu awalnya mempertimbangkan untuk melepas saham perdana di Bursa Hong Kong pada 2013. Namun tak mendapat restu dari otoritas Hong Kong. Perusahaan akhirnya memutuskan untuk mencatatkan saham di Bursa Saham New York pada tahun 2014. Dan, IPO baru bisa direalisasikan tahun ini.

Jack MaJack Ma. (Foto: Techinasia.com)

Selama bertahun-tahun Alibaba telah berkembang dari pasar (marketplace) online menjadi raksasa e-commerce, dengan diversifikasi usaha mulai dari sektor keuangan hingga layanan kecerdasan buatan (artificial intelligence - AI). Menjelang debutnya di Bursa Saham Hong Kong, perusahaan menawarkan investor di Asia untuk ikut membeli saham  dan turut membangun pertumbuhan Alibaba. Menurut data Dealogic, perolehan saham Alibaba menggeser Uber di posisi teratas sebagai IPO terbesar tahun ini. Pada IPO di Bursa New York Mei lalu, Uber berhasil meraup dana 8,1 miliar dolar AS.

Alibaba semula menjadwalkan IPO pada akhir Agustus 2019. Namun ditunda karena melemahnya stabilitas keuangan dan politik di Hong Kong akibat unjuk rasa pro demokrasi yang sudah berlangsung lebih dari lima bulan. Aksi unjuk rasa pro demokrasi menentang RUU Ekstradisi membuat ekonomi Hong Kong mengalami resesi. Paul Chan, Sekretaris Keuangan Hong Kong mengatakan tidak ada tanda-tanda dua pihak yang mau mengalah membuat tahun ini diperkirakan tidak akan terjadi pertumbuhan.

Paul Chan mengatakan aksi demo telah memukul perekonomian secara komprehensif. Ia memperkiraan ekonomi pada dua triwulan terakhir akan mengalami kontraksi (istilah untuk menunjukkan resesi). "Sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tahunan 0 hingga satu persen seperti perkiraan pemerintah," jelasnya seperti diberitakan dari Reuters, Senin, 28 Oktober 2019.[]

Berita terkait
Belanja Online 11.11, Alibaba Raih Rp 229 Triliun
Alibaba, perusahaan e-commerce terbesar di dunia menjadi pelopor belanja online 11.11 yang pada tahun ini berhasil meraih Rp 229,02 triliun.
Jack Ma Pendiri Alibaba yang Sering Ditolak Kerja
Jack Ma lahir di Hangzhou, Zhejiang, Tiongkok, 10 September 1964. Ia dilahirkan dari keluarga yag miskin.
Daniel Zhang, Sosok Pengganti Jack Ma Pimpin Alibaba
Jack Ma akhirnya resmi mengundurkan diri. Adalah Daniel Zhang yang menggantikan pucuk kepemimpinan perusahaan raksasa teknologi Alibaba.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi