Rusuh di Pilkada Rembang, Ditembak Meriam Air

Kendaraan meriam air dan gas air mata siap ditembakkan ke massa yang berbuat rusuh di Pilkada Rembang 2020.
Kendaraan meriam air menembakkan air ke massa yang rusuh di simulasi Sispamkota dalam rangka pengamanan Pilkada Rembang 2020, Sabtu, 12 September 2020. (Foto: Tagar/Rendy Teguh Wibowo)

Rembang - Bentrok pilkada terjadi di lingkungan Gedung Haji, Desa Kabongan Kidul, Kecamatan Rembang, Rembang, Jawa Tengah, Sabtu, 12 September 2020. Polisi mengerahkan kendaraan water cannon atau meriam air hingga senapan laras licin yang menembakkan gas air mata lantaran aksi protes mulai tak terkendali.

Kerusuhan dipicu masa pendukung dari salah satu kandidat kepala daerah yang tidak puas dengan hasil perolehan suara yang ditetapkan KPU Rembang. Namun kerusuhan berikut penanganan kepolisian tersebut hanya sebuah simulasi dari Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) yang digelar oleh Polres Rembang. 

"Simulasi Sispamkota ini merupakan suatu ketentuan yang harus dilaksanakan setiap polres dalam rangka memberikan keamanan terhadap jalannya pilkada," kata Kepala Polres Rembang Ajun Komisaris Besar Polisi Kurniawan Ronggre di sela simulasi. 

Karena sebenarnya dalam penanganan unjuk rasa sesuai dengan aturan yang ditetapkan, tidak diperbolehkan menggunakan senjata api.

Ronggre mengungkapkan untuk pengamanan kerusuhan pada pelaksanaan pilkada ada beberapa tahapan yang akan dilakukan. Diawali imbauan, kemudian pengerahan pasukan Dalmas awal ke Dalmas lanjut hingga upaya pembubaran dengan menembakkan meriam air dan gas air mata.

"Karena sebenarnya dalam penanganan unjuk rasa sesuai dengan aturan yang ditetapkan, tidak diperbolehkan menggunakan senjata api," ucap dia.

Dalam pengamanan pilkada yang digelar 9 Desember mendatang, sebanyak 550 personil kepolisian akan dikerahkan. Wilayah rawan kerusuhan juga sudah dipetakan mulai dari aman, rawan dan rawan satu.

"Yang paling rawan itu biasanya wilayah yang ada pasangan calonnya. Yaitu Rembang kota dan Kecamatan Pamotan," jelasnya.

Pengamanan pilkada tak hanya selama masa tahapan. Namun juga menyasar ke pengamanan personal calon kepala daerah. Calon bupati dan wakil bupati yang sudah ditetapkan KPU akan didampingi dan dikawan ketat polisi selama 24 jam. 

"Setiap calon ada dua tim yang melekat, setiap hari setiap waktu mendampingi bakal calon untuk memberikan keamanan," ujar dia.

Baca juga: 

Sementara itu, Pj Sekda Rembang meyakini bahwa Pilkada Rembang 2020 akan berjalan kondusif. Pasalnya salah satu kandidat merupakan petahana yang dirasa bisa mengendalikan masa pendukungnya.

"Karena salah satu calon ini incumbent saya yakin bisa menjaga semuanya demi Rembang ini kondusif," ucap dia. []

Berita terkait
Janji Harno - Bayu Jika Menangi Pilkada Rembang 2020
Pasangan Harno - Bayu resmi mendaftar balon bupati dan wakil bupati di Pilkada Rembang 2020. Apa janji mereka?
Pilkada Rembang, Hafidz Gandeng Kemenakan Gus Mus
Abdul Hafidz resmi mendaftar kembali sebagai balon bupati di Pilkada Rembang. Ia berpasangan dengan Gus Hanies, kemenakan Gus Mus.
Mantan Kades di Rembang Deklarasi 2020 Ganti Bupati
Para mantan kepala desa (kades) di Rembang mendeklarasikan 2020 Ganti Bupati. Sikap ini bentuk kekecewaan pecahnya Hafidz - Bayu di Pilkada 2020.