Rusia Akan Tarik Sebagian Pasukan dari Perbatasan dengan Ukraina

Rusia nyatakan sebagian pasukannya yang ditempatkan di dekat Ukraina akan kembali ke markas mereka setelah menuntaskan latihan militer
Tank Rusia dari unit Distrik Militer Barat kembali ke lokasi penempatan permanen mereka, di lokasi yang tidak diketahui di Rusia, 15 Februari 2022 (Foto: voaindonesia.com - Kementerian Pertahanan Rusia/Handout via REUTERS)

Jakarta – Rusia, Selasa, 15 Februari 2022, menyatakan sebagian pasukannya yang ditempatkan di dekat Ukraina akan kembali ke markas mereka setelah menuntaskan latihan militer. Dalam sebuah pernyataan, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, mengatakan latihan berskala besar di berbagai penjuru negara itu akan berlanjut, tetapi beberapa unit distrik militer Selatan dan Barat telah menyelesaikan latihan mereka dan mulai kembali ke markas. Pergerakan pasukan ini tidak dapat segera dikukuhkan.

“Sementara latihan berakhir, pasukan, seperti biasa, akan kembali ke markas mereka,” kata juru bicara itu. “Unit-unit dari distrik-distrik militer Selatan dan Barat yang telah menyelesaikan tugas mereka telah mulai menaiki kereta api dan kendaraan bermotor. Mereka akan mulai pindah ke pangkalan asal mereka. Unit-unit individual akan bergerak sendiri dalam barisan-barisan militer.”

Mayjen Igor KonashenkovJuru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayjen Igor Konashenkov, dalam konferensi pers, di Moskow, Rusia, 17 September 2018 (Foto: voaindonesia.com - Kirill Zykov/Kantor Berita Moskow via AP)

Pernyataan ini muncul di tengah-tengah berbagai upaya diplomatik untuk mencegah invasi yang dikhawatirkan akan dilakukan Rusia terhadap Ukraina. Kanselir Jerman Olaf Scholz, Selasa, 15 Februari 2022, mengunjungi Moskow untuk membahas krisis Rusia-Ukraina dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, sementara Jerman menyerukan resolusi damai melalui dialog dan memperingatkan situasi dapat “meruncing sewaktu-waktu.”

kanselir jerman di kremlinKanselir Jerman, Olaf Scholz (kanan), menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Makam Prajurit Tak Dikenal di Tembok Kremlin, Moskow, Rusia, 15 Februari 2022  (Foto: voaindonesia.com - Maxim Shemetov/Pool Photo via AP)

Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa terserah Rusia untuk meredakan situasi dan menarik pasukannya dari daerah-daerah di perbatasan dengan Ukraina.

Sekretaris pers Pentagon, John Kirby, mengatakan kepada wartawan hari Senin, 14 Februari 2022, “Bahkan selama 24 hingga 48 jam terakhir .… Putin telah menambahkan kemampuan militer di perbatasan dengan Ukraina dan di Belarus. Ia terus melakukan hal-hal yang Anda perkirakan akan dilakukan jika ada yang merencanakan aksi militer besar.”

Rusia telah membantah memiliki rencana menyerang Ukraina, sambil meminta jaminan keamanan dari Barat, seperti jaminan bahwa NATO tidak akan menerima Ukraina sebagai anggotanya.

AS, NATO dan Ukraina telah menolak tuntutan itu, dengan mengatakan negara-negara bebas membuat perjanjian keamanan mereka sendiri.

Pentagon, 14 Februari 2022, menyatakan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, dan Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, membahas melalui telepon mengenai “pentingnya mempertahankan tindakan pencegahan dan pertahanan yang kuat serta menegaskan bahwa tindakan Rusia pada akhirnya akan mencapai hal yang berlawanan dengan efek yang mereka inginkan – Aliansi NATO yang lebih kuat dan lebih kompak, siap untuk mencegah dan mempertahankan diri dari agresi di Sayap Timur NATO.”

Austin akan menghadiri pertemuan para menteri pertahanan NATO di Brussels pekan ini, dan akan mengunjungi negara-negara tetangga Ukraina, Polandia dan Lithuania (uh/ab)/voaindonesia.com. []

Menlu AS ke Ukraina dan Jerman Bahas Pengerahan Pasukan Rusia

DK PBB Bahas Penumpukan Pasukan Rusia di Perbatasan Ukraina

NATO Waspadai Invasi Pasukan Rusia ke Ukraina

Respons Keras Amerika Jika Rusia Kirim Pasukan ke Ukraina

Berita terkait
Redakan Konflik Rusia dan Ukraina Hanya Jalur Diplomasi
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres desak Rusia, Ukraina dan negara-negara Barat untuk menurunkan ketegangan
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya