Manggarai Timur - Kantor Kepala Sekolah dan ruang guru Sekolah Dasar Katolik (SDK) Rende, Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, NTT terbakar sekira pukul 11.30 Wita, Senin, 3 Februari 2020.
"Api merambat dan menghanguskan atap bangunan kantor yang terdiri dari ruangan kepala sekolah dan ruangan guru serta bangunan dapur sekolah," kata Kapolsek Kota Komba, Iptu. I Ketut Kantun ketika dihubungi Tagar.
Ia menjelaskan, selain bangunan, barang yang ikut terbakar yaitu laptop 7 unit, printer 4 unit, komputer 4 unit, Jam digital 1 unit, speaker aktif 1 unit, genset 1 unit.
Api merambat dan menghanguskan atap bangunan kantor yang terdiri dari ruangan kepala sekolah dan ruangan guru serta bangunan dapur sekolah.
"Lemari yang berisikan dokumen sekolah seperti buku induk, ijasah, sertifikat tanah sekolah juga ikut terbakar," jelas Kantun.
Menurut kepala sekolah SDK Rende, Martinus Beos, 53 tahun, bahwa kebakaran tersebut terjadi sebelum para guru dan siswa pulang sekolah.
"Kejadian tersebut sebelum guru dan murid pulang sekolah sekitar pukul 13.00 Wita," ujar Martinus.
Dikatakannya, sekitar pukul 13.30 Wita, kepsek SDK Rende itu mendapat telepon dari istrinya Joana F. Sanida yang saat itu sedang berada di kantin sekolah SMKN 2 Kota Komba dan memberitahukan bahwa ada kebakaran di SDK Rende.
"Kepsek mengetahui ada kebakaran di SDK Rende setelah mendapat informasi dari istrinya," kata dia.
Setelah mendapat informasi tersebut, lanjut Kantun, Kepsek langsung berangkat ke sekolah dan mendapati bangunan kantor sekolah terbakar.
"Saksi bersama siswa SMKN 2 kota Komba dan warga sekitar langsung berusaha memadamkan api dan mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan di ruangan kelas yang berdekatan dengan bangunan kantor yang terbakar sehingga api tidak merambat ke bangunan lain," jelas dia.
Kantun menjelaskan, berdasarkan informasi dari para saksi yang pertama kali melihat kebakaran tersebut mengatakan, penyebab kebakaran karena hubungan arus pendek listrik yang berasal dari plafon, namun polisi tetap melakukan penyelidikan selanjutnya untuk mengetahui penyebab kebaran tersebut.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut, namun kerugian material yang dialami akibat kebakaran diperkirakan sekitar Rp 200 juta. []