Roy Suryo: Indosat Belum Siap Kembangkan Lini Bisnis

Salah satu pemain utama jasa telekomunikasi di Tanah Air, Indosat Ooredoo baru saja membuat keputusan penting dengan merumahkan 677 karyawan.
Indosat

Jakarta - Salah satu pemain utama penyedia jasa telekomunikasi di Tanah Air, Indosat Ooredoo, baru saja membuat keputusan penting dengan merumahkan 677 karyawan. Menanggapi hal tersebut, pengamat sekaligus praktisi teknologi Roy Suryo mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang melatarbelakangin kebijakan Indosat untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pertama dan yang paling utama adalah ketidaksiapan Indosat untuk mengembangkan lini bisnis perusahaan.

"Jika hanya mengandalkan core business saja dengan berjualan pulsa maupun paket data pasti akan tergerus. Saya lihat ekspansi Indosat di luar itu memang masih kurang," kata Roy kepada Tagar di Jakarta, Senin, 17 Februari 2020.

Provider harus berpikir out of the box untuk bisa bertahan.

Hal berbeda akan ditemukan pada penyedia jasa lain seperti Telkomsel maupun XL Axiata. Dalam pandangannya, kedua provider utama di Indonesia tersebut cukup aktif dalam menghadirkan aplikasi pilihan bagi masyarakat. Dengan demikian, diversifikasi layanan bisnis dapat terus berjalan sembari mencari model usaha terbaik selain berjualan data transmission bandwidth.

"Provider harus berfikir out of the box untuk bisa bertahan. Contoh saja seperti Telkomsel yang punya layanan lain dan mereka aktif di Youtube, itu bisa jadi cara terbaik untuk bertahan," tutur mantan Menteri Pendidikan dan Olahraga itu.

Selain itu, faktor kepemilikan Indosat yang kini juga dimiliki oleh komsorsium Ooredoo asal Qatar menjadi tantangan tersendiri bagi pembentukan kebijakan perusahaan. Akibatnya, keputusan sensitif seperti PHK memang harus dengan pertimbangan investor asing itu. "Kedepan kalau Indosat tidak berubah dan masih seperti ini, saya kira pemutusan hubungan kerja akan berlanjut," kata Roy.

Ya memang, bisnis telekomunikasi dasar seperti ini memang sedang turun.

Hal lain yang menjadi sorotannya adalah soal pertumbuah moderat yang memang sedang melanda industri jasa telekomunikasi di Indonesia. Tidak hanya Indosat, Roy menduga semua pemain dalam bidang ini memang tengah mengalami masa perlambatan.

"Ya memang, bisnis telekomunikasi dasar seperti ini memang sedang turun. Karena itu tadi, sekarang ini terjadi shifting dari layanan utama provider ke layanan yang lain," tutur Roy.

Untuk diketahui, pada Jumat, 14 Februari 2020, Indosat Ooredoo memberhentikan 677 karyawan sebagai akibat dari penyesuaian yang dilakukan oleh perusahaan. Dari jumlah tersebut, Indosat mengklaim 80 persen telah setuju menerima paket kompensasi.

Direktur SDM Indosat Ooredoo Irsyad Sahroni mengungkapkan kebijakan penyesuaian ini akan terus dilaksanakan dalam kurun waktu tiga tahun ke depan. "Hari ini kami telah mengumumkan langkah baru untuk menyesuaikan organisasi sesuai perubahan kebutuhan pasar,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu, 16 Februari 2020.

Sementara itu, President Director dan CEO Indosat Ooredoo Ahmad Al-Neama menyampaikan bahwa perseroan saat ini tengah menjalankan tiga pendekatan strategis dalam berbisnis. Pertama adalah memperkuat tim regional agar lebih cepat mengambil keputusan dan lebih dekat dengan pelanggan.

"Kedua adalah pengalihan penanganan jaringan kepada pihak ketiga, yakni penyedia jasa managed service yang sejalan dengan praktik terbaik di industri. Kemudian, rightsizing organisasi melalui penambahan SDM untuk meningkatkan daya saing dan meningkatkan kualitas layanan serta merampingkan SDM di beberapa fungsi bisnis," ujar Roy.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Selalu Dijadikan Bahan Serangan dalam Pilpres, Ini Sejarah Indosat
Sejarah panjang Indosat yang selalu dijadikan bahan serangan dalam pilpres.
Perjalanan Indosat Sebelum dan Sesudah Dijual ke Tangan Asing
Bagaimana perjalanan Indosat sebelum dan sesudah dijual ke tangan asing?
Ini Alasan di Balik Penjualan Indosat pada Zaman Megawati
Keputusan Megawati untuk menjual saham Indosat di zaman pemerintahannya menjadi langkah yang tepat.