Gokil! ISAT Cetak Laba Rp 6,7 Triliun, Ini Prospek Bisnisnya

Perseroan menyebutkan bisnis selular masih menjadi pemasukan utama perseroan sebanyak Rp25,3 triliun, meningkat 10% dibandingkan tahun 2020.
Indosat Ooredoo. (Foto: Tagar/Indosat)

Jakarta - Bursa Efek Indonesia dalam keterbukaan informasinya mengumumkan bahwa PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan pendapatan sebesar Rp31,38 triliun. Nilai tersebut meningkat 12,4 persen dibandingkan tahun 2020 sejumlah Rp27,92 triliun.

Perseroan menyebutkan bisnis selular masih menjadi pemasukan utama perseroan sebanyak Rp25,3 triliun, meningkat 10% dibandingkan tahun 2020.

Sejumlah kontribusi pendapatan di pos selular terdiri dari pemasukan data sebanyak Rp22,9 triliun, telepon Rp1,45 triliun, jasa nilai tambah Rp1,22 trilun, jasa interkoneksi Rp1,02 trilun, sewa menara Rp195 miliar, short message service (SMS) Rp172,87 miliar, dan lain-lain Rp540,81 miliar.

Adapun pendapatan MIDI juga meningkat 26,4%, terdiri dari layanan konektivitas tetap Rp3,3 triliun, fixed internet Rp1,31 trilun, dan jasa TI Rp729,73 miliar.

Sementara pendapatan telekomunikasi tetap tumbuh 2,6% terdiri dari layanan telepon internasional sebesar Rp436,67 miliar, dan telepon jaringan tetap Rp138,16 miliar.

Beban perseroan sepanjang 2021 mengalami penyusutan menjadi Rp21,03 triliun, dibandingkan beban tahun 2020 sebanyak Rp25,52 triliun.

Secara rinci, beban penyelenggaraan jasa naik 11,6% menjadi Rp1,4 triliun, yang disebabkan oleh peningkatan beban frekwensi, beban pemeliharaan, beban instalasi, beban utilitas, USO dan beban sewa, sejalan dengan penambahan site dan peningkatan dalam pendapatan tahun ini.

Beban penyusutan dan amortisasi sedikit meningkat sebesar Rp192,6 miliar atau 1,9% lebih tinggi dibandingkan tahun 2020, disebabkan imbas penyusutan dari penambahan aset tetap akibat penggelaran jaringan.

Beban karyawan turun sebesar Rp384,8 miliar atau 14,9% lebih rendah dibandingkan tahun 2020, terutama disebabkan oleh dampak bersih penyesuaian organisasi sebesar Rp329 miliar di tahun 2020. Beban pemasaran turun sebesar Rp47,4 miliar atau 4.4% lebih rendah dibandingkan tahun 2020, utamanya dikarenakan efisiensi marketing melalui perubahan menjadi digital.

Beban umum dan administrasi meningkat sebesar Rp27,9 miliar atau 4,2% lebih tinggi dibandingkan tahun 2020, terutama disebabkan peningkatan beban provisi penurunan nilai piutang seiring dengan peningkatan pendapatan, yang diimbangi oleh penurunan beban sewa, penurunan beban administrasi, penurunan beban jasa profesional serta penurunan beban transportasi, yang merupakan bagian dari inisiatif optimalisasi biaya yang berkelanjutan.

Sementara pendapatan operasional lain-lain meningkat sebesar Rp5,6 triliun atau 582,6% lebih tinggi dibandingkan tahun 2020, utamanya disebabkan oleh keuntungan bersih dari jual dan sewa balik menara yang dikurangi kerugian penurunan nilai atas aset tetap.

Setelah perhitungan beban lain-lain neto, maka laba bersih perusahaan mencapai Rp6,75 triliun, membalikkan kerugian pada tahun 2020 sebanyak Rp716,71 miliar.

Dari sisi aset, perseroan mampu membukukan total aset sepanjang tahun 2021 sebanyak Rp63,39 triliun, naik 1% dibandingkan periode 2020 sebesar Rp62,77 triliun.

Aset lancar meningkat sebesar 19,8% menjadi Rp11,4 triliun terutama karena peningkatan kas dan setara kas dari transaksi penjualan menara dan dari operasional, yang diimbangi oleh pembayaran kas untuk dividen dan utang.

Sementara aset tidak lancar turun sebesar 2,4% menjadi Rp51,89 triliun terutama diakibatkan karena penjualan aset tetap dan penurunan aset pajak tangguhan.

Adapun liabilitas perseroan juga meningkat 6,5% menjadi Rp53,09 triliun dari tahun 2020 Rp49,86 triliun. Jumlah ekuitas menyusut 20,2% menjadi Rp10,30 triliun dari Rp12,91 triliun.

Liabilitas jangka pendek meningkat sebesar 26,5% menjadi Rp28,6 triliun disebabkan adanya peningkatan utang obligasi akibat reklasifikasi dari utang porsi jangka panjang ke utang jatuh tempo dikurangi pembayaran selama tahun ini.

Liabilitas jangka panjang menurun sebesar 10,2% menjadi Rp24,4 triliun diakibatkan penurunan dalam utang pengadaan jangka panjang dan utang obligasi. Ini terjadi karena ada reklasifikasi dari utang porsi jangka panjang ke dalam utang jatuh tempo, yang diimbangi oleh kenaikan liabilitas sewa, dampak dari penambahan jumlah menara yang disewa.

Jumlah kas dan setera kas pada akhir tahun sebesar Rp3,78 triliun, lebih tinggi dari periode tahun lalu sebesar Rp1,78 triliun.[]

Baca Juga:

Berita terkait
NET TV Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia, Ini Target Bisnisnya
PT Net Visi Media Tbk (NETV) resmi menjadi pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan siap mengembangkan bisnis media dan konten kreatif.
7 Saham dengan Sistem Syariah yang Ada di Bursa Efek
Dalam penutupan perdagangan di akhir tahun lalu, Indeks Saham Syariah Indonesia menduduki peringkat unggul dari Indeks Harga Saham Gabungan.
Mengenal Saham Blue Chip yang Ada di Bursa Efek Indonesia
Bahkan menurut para ahli, saham Blue Chip dikatakan lebih aman dilakukan untuk berinvestasi saham jika dibandingkan dengan jenis saham lain.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.