Jakarta - Rohaniwan Antonius Benny Susetyo mengimbau umat Katolik untuk tidak risau menanggapi potongan ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) terkait 'Patung Salib Yesus dan Jin Kafir'.
Menurut Romo, sapaan akrabnya, justru momen ini menjadi pelajaran umat Katolik menerapkan ajaran Kristus.
"Umat Katolik tidak perlu risau dan reaktif terhadap viralnya video tersebut. Ini saatnya kami menerapkan ajaran Kristus, yakni belas kasih, mengampuni sesama," kata dia di Jakarta, Minggu, 18 Agustus 2019 seperti dilansir dari Antara.
Untuk meredam potensi ketegangan antar-umat, Romo pun menyarankan Ustaz Abdul Somad (UAS) mengklarifikasi pernyataannya yang viral di media sosial pada Sabtu, 17 Agustus 2019. Bahkan, memberikan permintaan maaf.
"Sebaiknya dia punya iktikad baik untuk klarifikasi. Kalau mau minta maaf, itu lebih baik lagi," tuturnya.
Pro Kontra Netizen
Pro kontra pun tak terbendung dari warganet (netizen) maupun masyarakat terkait pernyataan UAS. Mereka beramai-ramai tanggapi ceramah UAS terkait 'Patung Salib Yesus dan Jin Kafir'.
1. Ampuni Ustaz Abdul Somad
Imam Katolik Rm Aba MSC turut menanggapi ceramah UAS dalam sebuah video dengan judul 'Abdul Somad, Salib, Patung, dan Jin Kafir. Sebuah Tanggapan. Rm. Aba MS' dalam akun Youtube @romo ndeso.
Meski heran dengan UAS, dalam video itu Rm Aba MSC justru berterima kasih. Menurutnya, kasus yang kini ramai diperbincangkan justru membuat keyakinan umatnya semakin besar.
Ia pun mengajak umatnya untuk memberikan pengampunan terhadap UAS.
"Untuk saudara-saudariku yang Kristiani yang sedang menyaksikan video ini, saya ingin mengajak anda semua untuk tidak perlu gusar, tidak perlu galau. Mari kita mengikuti teladan Kristus untuk mendoakan orang yang benci untuk mendoakan musuh kita," kata dia.
2. Berterima Kasih pada Ustaz Abdul Somad
Tak hanya Youtube, tanggapan mengenai potongan ceramah UAS muncul juga dari akun Instagram @ustadzabdulsomad_official. Seperti yang disampaikan akun Instagram @vitri_damanik yang disukai 1204 akun, dalam kolom komentar @ustadzabdulsomad_official.
"Pak ustad Terima kasih sudah menghina agama Kristen, kami tidak akan demo berjilid2 untuk anda atas menistakan agama kami, dengan itu kami sungguh2 mengerti bahwa Salib yg sesungguhnya itu sungguh wajib kami pikul di dalam kehidupan kami dan akan membawa kemenangan. Tuhan Yesus memberkati anda," ucapnya.
3. Kecewa pada Ustaz Abdul Somad
Masih dalam kolom komentar Instagram @ustadzabdulsomad_official, akun bernama @yohanasih528 mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap UAS. Bukan hanya merasa sedih, ia bahkan mempertanyakan kenapa agama yang paling suci malah mencampuri dan mengolok-olok agama orang lain.
"Betapa sedih nya aku mendengar ceramah ustad tolol ini . Yang mengatakan bahwa salib dan patung Yesus itu adalah jin kafir . Inikah agama kalian.agama yang katanya paling suci. Tapi malah suka mencampuri dan mengolok-olok agama orang lain," tuturnya.
4. Melaporkan ke Polisi
Organisasi Massa (Ormas) Brigade Meo Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan Ustaz Abdul Somad ke Polda NTT, pada Sabtu, 17 Agustus 2019, terkait pernyataannya. Dakwah UAS dinilai tidak menghargai kemajemukan yang ada di Indonesia.
Anggota Brigade Meo Jemmy Ndeo menganggap dakwah Somad telah menistakan salib dan patung yang merupakan simbol agama Katolik dan Kristen Protestan.
"Apa yang dikatakan Ustaz Abdul Somad dalam videonya itu sudah sangat meresahkan masyarakat, terlebih umat Kristen dan Katolik. Dia harus bertanggung jawab," ujarnya.
5. Maafkan Ustaz Abdul Somad
Sekretaris Umum Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sahat Martin Philip Sinurat menyayangkan pernyataan Ustad Abdul Somad (UAS) yang viral di media sosial mengenai simbol salib dan jin kafir. Meski demikian, kata Sahat, GAMKI akan memaafkan UAS.
DPP GAMKI menganggap ucapan UAS sebagai ucapan individu dan bukan mewakili umat Islam di Indonesia yang selama ratusan tahun sudah hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain.
"Saat ini kami berupaya untuk menguasai diri kami dan memaafkan beliau. Meski ucapan beliau menyakitkan, kami percaya, Yesus yang disalibkan itu tidak perlu dibela. Ia tidak meminta diri-Nya untuk dibela, justru sejarah mencatat, Yesus disalibkan bukan karena kesalahannya, melainkan karena membela orang lain yakni umat manusia," ujar dia. []