Jakarta - Isu tentang Undang-Undang (UU) Cipta Kerja semakin hari semakin diperdebatkan, lantaran keberadaannya yang tidak dipercaya rakyat akan membawa kebaikan untuk tanah air.
Ternyata draft yang pada 5 Oktober 2020 lalu diresmikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berubah jumlah halamannya.
Filsafat sekaligus pengamat politik tanah air Rocky Gerung (RG) mengatakan bahwa pasal di dalam UU Cipta Kerja ini seperti di bongkar pasang karena jumlahnya yang berubah-ubah.
"Teman saya penjual kertas di daerah pasar Pramuka mengatakan bahwa DPR bolak balik ketokonya untuk pesan kertas. Semua kertas habis, karena setiap 2 jam bongkar pasang lagi," ujarnya di chanel YouTube Rocky Gerung Official yang berjudul 'Makin Seru Makin Asyik: Bongkar Pasang Pasal Omnibus Law'.
Jadi yang diuntungkan itu ya toko kertas, nanti kalau kertasnya habis nanti UU itu dicetak diatas kertas toilet,
Rocky mengungkapkan bahwa yang diuntungkan dalam pengesahan UU Cipta Kerja yaitu toko kertas, karena pasal yang selalu berubah-ubah jumlahnya.
"Jadi yang diuntungkan itu ya toko kertas, nanti kalau kertasnya habis nanti UU itu dicetak diatas kertas toilet," ucapnya.
Banyaknya penggunaan kertas dianggap berdampak kepada perusakan lingkungan. Menurutnya UU yang rencananya akan disederhanakan justru membuat kegaduhan karena menghabiskan banyak kertas.
Lantaran jumlah halaman UU Cipta Kerja terbaru itu sebanyak 1.187. Ia mengumpamakan jika sekali cetak saja menghabiskan 1 rim, maka perlu 2 sampai 3 pohon yang perlu ditebang.
"Kalau kita bikin audit lingkungan, UU ini sudah merusak dan membabat kira-kira 4 hektar pohon," kata Rocky.
UU Cipta Kerja ini sejak awal dirasa tidak bersahabat dengan lingkungan karena pasalnya yang berubah-ubah dan menghabiskan banyak kertas.
Sebelumnya diberitakan bahwa Rocky mengatakan tigas vaksin asal China sama seperti omnibus law, dipercepat.
Rocky mengatakan, jika demikian, vaksin itu belum selesai. Ia menyindir bulan November 2020 nanti jutaan orang Indonesia akan jadi sampel terlebih dulu. []
Baca juga: