Jakarta - Direktur Rumah Milenial Indonesia (RMI) Wilayah DKI Jakarta, Carlos Wawo mengapresiasi kesigapan tim gabungan Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya (PMJ) dalam mengungkap sindikat narkoba jaringan internasional asal Timur Tengah, pada Selasa, 22 Desember 2020.
Selain menyita barang bukti berupa 196 paket sabu dengan berat sekitar 201 kilogram, polisi juga menangkap 11 tersangka di kawasan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Temuan ini sangat penting untuk didalami lebih lanjut, karena kita lihat selama ini aktivitas kelompok radikal dan teroris sepertinya masih tetap berjalan
Menurut hasil pemeriksaan sementara, polisi menduga pengedaran sabu itu untuk membiayai jaringan teroris di Indonesia.
Carlos menegaskan, RMI mendukung penuh upaya investigasi yang akan dilakukan polisi untuk mengungkap keterkaitan narkoba itu dengan kelompok terorisme.
"Kami dari Rumah Milenial Indonesia Wilayah DKI Jakarta mendukung upaya investigasi gabungan Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya dalam mengungkap jaringan narkoba asal Timur Tengah di Petamburan, Jakarta Pusat. Kepolisian harus mengungkap jaringan ini terafiliasi dengan kelompok mana saja di Indonesia," kata Carlos kepada Tagar, 24 Desember 2020.
Menurut Carlos, pengungkapan kasus ini sangat penting untuk memutus aliran pendanaan kelompok radikal dan teroris yang ada di dalam maupun luar negeri.
"Temuan ini sangat penting untuk didalami lebih lanjut, karena kita lihat selama ini aktivitas kelompok radikal dan teroris sepertinya masih tetap berjalan. Artinya kegiatan mereka masih ada yang mendanai sampai saat ini," ujarnya.
Dia berharap, polisi bisa segera mengungkap persoalan narkoba dan jaringan terorisme di Tanah Air. Sebab, katanya, kasus ini merupakan kejahatan luar biasa atau extra ordinary crime.
"Narkoba dan terorisme adalah kejahatan luar biasa. Oleh karena itu kami berharap dan mendukung penuh kepolisian melakukan usaha-usaha yang luar biasa untuk mengungkap kasus ini," tegasnya.
Selain itu, dia juga mengajak generasi muda di Indonesia, khususnya DKI Jakarta untuk melakukan edukasi dan sosialisasi terkait bahaya narkoba di lingkungan masing-masing.
- Baca juga: Transparan soal Kasus Laskar FPI, Kinerja Kabareskrim Diapresiasi
- Baca juga: Harus Berani, Menteri Agama Kunci Atasi Radikalisme - Terorisme
"Dengan adanya dugaan kaitan jaringan narkoba dan terorisme, mata kita menjadi terbuka. Selain narkoba merusak tubuh penggunanya, ternyata penjualan narkoba digunakan untuk mendanai aksi-aksi terorisme. Mari kita lawan bahaya narkoba dan terorisme bersama-sama," ucap Carlos.[]