Risiko Besar Mudik, Sebar Virus Corona ke Luar DKI

Ahli Kesehatan Masyarakat Nurul Nadia tidak dapat memungkiri mudik berisiko tularkan virus corona (Covid-19) dari DKI Jakarta ke daerah lain.
Sejumlah numpang dari Pulau Batam yang didominasi pemudik Natal tiba di pelabuhan penumpang Bandar Sri Junjungan Dumai, Riau, Sabtu, 21 Desember 2019. (Foto: Antara/Aswaddy Hamid)

Jakarta - Ahli Kesehatan Masyarakat Nurul Nadia tidak dapat memungkiri kebijakan pemerintah untuk tidak melarang masyarakat mudik lebaran berpotensi meningkatkan penyebaran penuralan virus corona atau Covid-19 di sejumlah wilayah di Indonesia.

"Kebijakan mudik ini memang risiko besar akan menyebarkan penularan corona ke daerah-daerah luar DKI Jakarta dan Jawa, dan itu sebenarnya sudah diinformasikan ke pemerintah. Tapi entah kenapa kebijakannya masih memperbolehkan mudik," kata Nurul kepada Tagar, Jumat, 3 April 2020.

Baca juga: Polemik Mudik, Perpanjang Masa Penanganan Covid-19

Dia khawatir tingginya mobilitas masyarakat menjelang hari raya Idul Fitri nanti akan memunculkan epicenter baru di luar Jakarta. Terlebih bagi pemudik yang telah terinfeksi Covid-19, namun tak menunjukan gejala apapun (asymptomatic).

"Mungkin daerah lain yang sekarang belum ada kasusnya, kalau dibiarkan ada mudik ini akan ada kurva-kurva baru. Jadi kita nanti bisa melihat ada epicenter-epicenter baru di luar Jakarta dan Jawa. Kalau memang orang-orang asymptomatic dan terinfeksi, virus ini menyebar ke daerahnya masing-masing," ucapnya.

Senada dengan Nurul, Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) mengatakan sebagian orang yang masih ngotot untuk melakukan mudik dan tidak menerapkan physical distancing dengan konsisten, berisiko menambah lokasi penyebaran virus corona di Indonesia.

Hal tersebut, kata dia, tentu akan menambah beban tugas tenaga medis, terlebih bila perawatan dilakukan di daerah-daerah dengan fasilitas kesehatan yang kurang memadai.

Baca juga: PSI Desak Larang Mudik Sampai Corona Reda

Kebijakan mudik ini memang risiko besar akan menyebarkan penularan corona ke daerah-daerah luar DKI Jakarta dan Jawa.

"Apalagi jika ditambah faktor mudik, maka akan menambah juga jumlah lokasi penyebarannya. Terutama di daerah-daerah lokasi mudik yang kemungkinan besar fasilitas kesehatannya jauh dari memadai untuk menangani lonjakan jumlah pasien," kata Berry kepada Tagar, Jumat, 3 April 2020.

Sementara itu, melanjutkan hasil wawancara iNews dengan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam melalui kanal YouTube Official iNews, Kamis, 2 April 2020, Ari memprediksi kemungkinan terburuk kasus Covid-19 di Indonesia akan mengalami lonjakan hingga belasan ribu pasca mudik lebaran nanti.

"Sekarang rumah sakit sudah kewalahan, ventilator terbatas. Kita sudah melakukan analisa pada pasien-pasien yang meninggal ini angkanya sudah hampir 10 persen," kata dokter spesialis penyakit dalam Gastroenterologi-Hepatologi itu.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah memutuskan untuk tidak akan melarang mudik lebaran 2020. Meski begitu, para pemudik akan secara otomatis masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) dan harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di kampung masing-masing. []

Berita terkait
Kapolri Idham Azis Larang Anak Buahnya Mudik Lebaran
Kapolri Jenderal Idham Azis melarang jajarannya bepergian ke luar kota atau mudik saat Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.
Pratikno Tepis Fadjroel Rachman Soal Warga Bebas Mudik
Mensesneg Pratikno menepis pernyataan Jubir Presiden yang menyebut masyarakat bebas mudik Idul Fitri 2020.
Diprotes, Rusunawa Kudus Jadi Karantina ODP Pemudik
Penghuni Rusunawa Bakalankrapyak Kudus protes TB IV akan digunakan sebagai ODP dari kalangan pemudik.
0
Harga TBS Sawit Terjun Bebas, Sultan Najamudin Minta Pemerintah Tingkatkan Porsi Penggunaan CPO
Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah RI Sultan B Najamudin mendorong pemerintah untuk melakukan akselerasi penyerapan stok CPO.