Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berencana mengajak influencer, orang-orang yang memiliki pengaruh, mengampanyekan pencegahan penularan virus corona tipe baru atau Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) di Jawa Barat. Ia juga sudah melakukan langkah-langkah pencegahan. Sedangkan soal kebijakan lockdown, ia mengikuti keputusan pemerintah pusat.
“Peran serta influencer harus bisa dilakukan, terutama kampanye soal Covid-19 yang merupakan virus cepat menyebar tetapi angka fatalitas kematiannya rendah. Mengampanyekan itu habis-habisan,” tutur Ridwan Kamil.
Untuk lockdown, kita harus mengikuti keputusan pemerintah pusat.
Ia menyampaikan hal tersebut usai rapat koordinasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan Menteri Dalam Negeri dalam penanganan Covid-19 di Gedung Sate, Bandung, Rabu, 18 Maret 2020.
Termasuk, kata Kang Emil, kampanye pentingnya menerapkan social distancing, menjaga jarak selama 14 hari bagi masyarakat Jawa Barat.
Selain influencer, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat juga akan melibatkan semua kelompok masyarakat lain untuk turut serta berkampanye mencegah penularan Covid-19.
“Mendagri memberikan banyak arahan, meminta gerakan kampanye pencegahan penyebaran Covid-19 melibatkan masyarakat banyak. Jadi, pencegahan tak melulu harus dilakukan pemerintah pusat atau daerah, tetapi harus melibatkan semua pihak,” kata dia.
Lockdown Keputusan Pusat
Ridwan Kamil, mengingat salah satu kota di Jawa Barat menjadi wilayah penyabaran Covid-19, ia menjelaskan apa-apa saja yang telah dilakukan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
Sejauh ini pihaknya sudah melakukan tes proaktif, dan ternyata dari 230 yang diperiksa, 1 positif Covid-19 meskipun tidak memiliki gejala. Saat ini yang bersangkutan dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Catatan dari kasus positif Covid-19 ini membuktikan Covid-19 bisa menginfeksi siapa pun dan tanpa ada gejala.
“Oleh karena itu, kita harus terus waspada, bukan menunggu harus bergejala. Tetap waspada tapi jangan berlebihan,” kata Ridwan Kamil.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat juga telah menyiapkan beberapa skenario terburuk apabila di Jawa Barat kasus pasien positif Covid-19 melonjak menjadi 100, 500 bahkan 1.000. Semua skenario untuk mengatasi lonjakan tersebut sudah dipersiapkan, termasuk di dalamnya skema pencegahan atau memutus penyebaran Covid-19.
Sedangkan kemungkinan perlunya kebijakan lockdown, Ridwan Kamil mengikuti keputusan pemerintah pusat.
“Untuk lockdown, kita harus mengikuti keputusan pemerintah pusat. Kalaupun terburuk, kita harus sudah siap, dan warga pun harus bisa siap mengikuti dengan baik. Tapi, mudah-mudahan tidak sampai terjadi,” ujarnya.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat juga sudah menerapkan teknologi secara maksimal. Di antaranya membuat aplikasi Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat) yang saat ini sedang menunggu persetujuan Google. Agar bisa hadir di App Store sehingga bisa di-download masyarakat Jawa Barat. Pikobar isinya banyak, berbagai macam informasi tentang Covid-19, penyebaran dan penangannya.
“Bisa juga untuk alat membantu orang, karena banyak fenomena warga yang ingin membantu. Membantu menginformasikan rumah sakit rujukan dan lainnya,” ujar Ridwan Kamil. []
Baca juga: