Reynhard Sinaga Sebagai Seorang Parafilia Predator

Reynhard Sinaga dihukum seumur hidup di Inggris karena melakukan 136 perkosaan terhadap laki-laki yang tidak sadarkan diri dan merekam perkosaan
Reynhard Sinaga di persidangan pengadilan di Manchester, Inggris (Foto: mailplus.co.uk)

Oleh: Syaiful W. Harahap*

TAGAR.id - Kasus perkosaan yang dilakukan oleh Reynhard Sinaga, 36 tahun, mahasiswa pascasarjana asal Indonesia, di Manchester, Inggris, jadi headline di banyak media. Sebut saja The Guardian (Inggris) sampai The New York Times dan Washington Post (AS). 

Kasus ini jadi besar karena menyangkut kejahatan seksual dengan korban yang banyak dan pelakunya terkait dengan minoritas yaitu homoseksual, dalam hal ini laki-laki gay.

Reynhard dituntut dengan dakwaan 159 pelanggaran hukum, 136 kasus perkosaan dan kejahatan seksual terhadap 48 laki-laki serta merekam perkosaan di dua ponsel. Pelanggaran hukum tsb. terjadi selama rentang waktu dua setengah tahun sejak 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017. Polisi mengidentifikasi 70 korban. Untuk pelanggaran hukum itu Reynhard diganjar dengan hukuman penjara seumur hidup.

1. Kejahatan Seksual yang Tidak Terkait dengan Orientasi Seksual

Polisi Manchester yang menyidik kasus itu menemukan materi grafis sebesar 3,29 TB ini setara dengan 250 DVD atau 300.000 foto yang menggambarkan serangan seksual yang berlangsung dalam satu kasus selama delapan jam.

Kasus Reynhard ini memang jadi pusat perhatian dunia yang jadi berita utama di banyak negara. Tapi, yang perlu diingat, seperti dikatakah oleh Dr Dede Oetomo, aktivis di GAYa Nusantara, Surabaya, kepada Tagar melalui sambungan telepon, 7 Januari 2020, kasus Reynhard itu adalah bentuk kejahatan seksual atau kriminal yang sama sekali tidak terkait dengan orientasi seksual pelaku, dalam hal ini homoseksual yaitu laki-laki gay.

Kasus perkosaan bisa dilakukan oleh siapa saja dengan orientasi seksual apa saja. Laki-laki heteroseksual (secara seksual tertarik dengan lawan jenis) bisa memperkosa perempuan dan laki-laki (sodomi). Sodomi adalah kasus perkosaan yang juga bisa dilakukan oleh laki-laki heteroseksual bukan perilaku seksual gay karena seks anal pada gay adalah hubungan seksual sebagai pasangan bukan paksaan.

ilus2 opini 7 jan 20Berita tentang Reynhard Sinaga jadi headline di koran Inggris (Foto: bbc.com)

Biar pun dalam sidang Reynhard membantah melakukan perkosaan, tapi bukti menunjukkan korban dalam keadaan tak sadar. Kondisi ini terjadi karena Reynhard memberikan obat yang dicurigai adalah GHB (gamma-hydroxybutyrate) ke dalam minuman korban. Hanya dalam hitungan detik korban suda tertidur. GHB adalah zat psikoaktif yang menyerang saraf (neurotransmitter). Efeknya sama seperti ketika orang minum alkohol.

Obat ini dikenal juga sebagai rape drug yang populer di Eropa sejak awal tahun 1990-an. Banyak dipakai di pusat-pusat hiburan malam. Pelaku mencari korban di pusat-pusat hiburan malam.

Kepolisian dan kejaksaan yang menangani kasus Reynhard menyebut kasus ini merupakan penyeledikan perkosaan terbesar dalam sejarah kriminalitas Inggris. Polisi meminta agar korban melapor. Penyelidikan dengn nama sandi Operation Island berjalan selama dua tahun sejak tahun 1917. Bermula dari salah seorang korban yang ‘sadar’ ketika diperkosa. Korban ini memukul kepala Reynhard dan melaporkan kasus tsb. ke polisi.

2. Memperkosa Korban Tidak Sadar Disebut Parafilia

Dikabarkan dua korban Reynhard berusaha bunuh diri karena depresi. Ini bertentangan dengan pernyataan Reynhard bahwa hubungan seks dilakukan dengan persetujuan. Ian Rushton, jaksa penuntut dalam kasus Reynhard, menggambarkan Reynhard Sinaga sebagai 'pemerkosa yang memiliki korban paling banyak dalam sejarah di Inggris.' BBC menyebutnya sebagai ‘evil sexual predator’.

Jika disimak dari orientasi seksual, cara-cara yang dilakukan oleh Reynhard yaitu memperkosa korban (seks anal) dalam keadaan tidak sadar bisa jadi itu merupakan bentuk parafilia yaitu deviasi seksual. Orang dengan parafilia menyalurkan dorongan seksual dengan cara-cara yang lain.

Hakim Suzanne Goddard dalam putusannya pada Senin, 6 Januari 2020, seperti dilansir  BBC Indonesia  menyebutkan, Reynhard "sama sekali tidak menunjukkan penyesalan" dan "tidak memedulikan kondisi korban" ketika melakukan aksinya. Reynhard sendiri masuk ke Inggris tahun 2007 ketika itu umurnya 24 tahun.

The Sun (Inggris) menyebut Reynhard sebagai pemerkosa terburuk di dunia yang menghabiskan uang dengan berpesta di Inggris dari keluarganya yang ‘sangat kaya’ di Indonesia yang tidak tahu kalau dia (Reynhard) seorang gay dan meminta agar Reynhard menikah.

Tampaknya, kasus ini disensor sehingga dua tahun tidak diberitakan media di Inggris. Sensor media baru dibuka tepat pada keputusan sidang di pengadilan. Kemenlu sendiri sejak tahun 2017 sudah memberikan bantuan kekonsuleran kepada Reynhard Sinaga (Reynhard Tambos Maruli Tua Sinaga) yaitu untuk memastikan yang bersangkutan mendapatkan hak-hak hukum sesuai peraturan yang berlaku di negara setempat. Rupanya, Kemenlu dan Kedubes Indonesia di London juga menutup informasi ini secara ketat sehingga tidak diketahui wartawan.

ilus1 opini 7 jan 20Dok Pribadi

Jika dilihat dari cara-cara yang dilakukan Reynhard bisa jadi hal itu terkait dengan deviasi seksual yang disebut parafilia yaitu menyalurkan dorongan seksual dengan cara yang lain. Parafilia yang dilakukan Reynhard dikenal sebagai somnofilia yang juga dikenal sebagai sindrom putri tidur atau sindrom kecantikan tidur. Seseorang dengan somnofilia akan terangsang secara seksual dengan orang yang tidur, lawan jenis atau sejenis.

3. Pelaku Juga Psikopat Sebagai Predator Parafilia

Kalangan ahli menyebutkan seseorang dengan somnofilia bisa jadi nekrofilia (secara seksual tertarik dengan mayat) sehingga dari aspek psikologi somnofilia diklassifikasi sebagai parafilia predator. Ini masuk akal karena cara yang dilakukan Reynhard, misalnya, sangat dekat dengan kematian. Korban dalam keadaan tak sadar. Obat GBH yang dicampurkan ke minuman beralkohol bisa jadi toksik (racun) yang mematikan.

Gambaran riil somnofilia difilmkan oleh Alfred Hitchcock dalam sebuah film Perancis dengan judul Who Killed Bambi? Film ini berkisah tentang seorang dokter bedah yang membius pasiennya (perempuan) untuk melakukan hubungan seksual tanpa persetujuan korban. Ketika ada korban yang terbangun, pelaku membunuhnya. Maka, Reynhard bisa juga disebut sebagai seorang psikopat, seperti juga yang disebut sebagai parafilia predator.

Pelaku menjalankan fantasi perkosaan kepada korban yang tidak sadar yang dikesankan sebagai pemaksaan untuk melakukan perkosaan tsb. Disebut juga sebagai sexsomnia atau seks tidur yang ditandai dengan salah satu sedang tidur atau tidak sadar yang ditandai dengan gerakan mata yang lambat. Tapi, ini tidak termasuk dengan hubungan seksual alami yang dilakukan malam hari.

Dr Dede melihat jaksa dan hakim di persidangan dengan kepala dingin, walaupun hakim menyebut ‘devil’, karena tidak ada penyerangan terhadap (perilaku) pribadi. 

Lain halnya jika kasus itu terjadi di Indonesia, apalagi dilakukan oleh minoritas dari sisi agama dan orientasi seksual, tentulah menimbulan reaksi yang bermacam-macam. Jeratan hukum pun akan memakai UU ITE (pelaku merekam perkosaan) dan UU Pornografi (Bahan-bahan dari: The Guardian, thesun.co.uk, bbc.com, telegraph.co.uk, dailymail.co.uk, en.wikipedia.org, dan sumber-sumber lain). []

* Syaiful W. Harahap, Redaktur di tagar.id

Berita terkait
Profil Keluarga Reynhard Sinaga Pemerkosa 190 Pria
Reynhard Sinaga pria asal Jambi yang berkuliah di Inggris dijerat kasus pemerkosaan terhadap 190 pria Inggris. Dia dijatuhi hukuman seumur hidup.
Komunitas Gay Komentari Kasus Reynhard Sinaga
Reynhard Sinaga seorang gay, mahasiswa Indonesia, memperkosa 159 sampai 190 pria Inggris. Ini komentar komunitas gay di Surabaya.
Begini Respons Polri Soal Kasus Reynhard Sinaga
Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Argo Yuwono menjelaskan KBRI di London, Inggris, memberikan pendampingan hukum untuk Reynard Sinaga.
0
Kapolri: NU Teruji Jaga Keutuhan NKRI
Ia menilai upaya menjaga kekompakan dan persatuan di antara Nahdliyin amat lah penting.