Tangerang Selatan - Seorang remaja di Kecamatan Setu mengalami tindak percobaan pemerkosaan yang dilakukan oleh supir angkot berinisial RN di Kampung Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Selasa, 28 April 2020 malam tadi.
korban diajak ke kontrakan supir, korban malah ngikut aja.
Remaja ini berhasil dibawa oleh supir angkot ke kontrakannya. Mengetahui tangannya dipegang oleh supir angkot, remaja ini langsung teriak dan lari dari kontrakan. Warga yang mengetahui hal tersebut dari korban langsung mengamankan sopir RN ke kantor Kelurahan Setu.
Sekretaris Kelurahan (Sekel) Setu Adhi Mustofa mengatakan, menurut korban kejadian bermula saat remaja ini tertidur di angkot jurusan Muncul-Kalideres.
"Ceritanya korban dari Cipondoh dan ngomongnya gitu. Dari Cipondoh naik angkot dan ketiduran. Tujuan korban kelewat dan korban rencananya mau ke TangCity Mal, ketiduran sampai ke Kebon Nanas atau Cikokol," kata Adhi saat dihubungi Tagar, Rabu 29 April 2020.
Mengetahui tujuan korban terlewat, remaja ini panik karena tidak tahu jalan dan supir menenangkannya. Kemudian, berjanji akan diantar ke lokasi tujuan. Tetapi, supir tidak mengantar remaja ini ke tujuan dan malah dibawa ke kontrakan supir di Muncul, Setu, Kota Tangsel.
"Setelah itu karena udah magrib, korban diajak ke kontrakan supir, korban malah ngikut aja. Sampai kontrakan dia minta cuci muka. Terus disuruh mandi dan mau juga," tutur Adhi.
Setelah mandi korban ini mengaku tangannya dipegang oleh supir dan langsung panik, menjerit histeris kemudian kabur lari ke pinggir jalan. "Dia menjerit disangkanya mau diperkosa. Terus dia kabur ke pinggir jalan, nangis, teriak 'saya mau diperkosa' gitu," ujar Adhi.
Warga yang melihat tangisan remaja di pinggir jalan itu pun langsung membantunya dan mengamankan si supir angkot.
"Supirnya juga keluar dari kontrakan dan kayanya pergi nyari juga. Akhirnya dicari, terus ketemu dan dibawa ke kelurahan," ucapnya.
Adhi memutuskan untuk membawa supir tersebut ke pihak berwajib. Khawatir massa yang tambah banyak memenuhi kantor kelurahan.
"Saya langsung telpon polisi biar polisi yang nanganin. Kita kan gak tahu yang bener yang mana dan massa udah banyak dan ngeri juga," tutur Adhi. []
