Rekomendasi 10 Novel Indonesia Temani Aksi #diRumahAja

Berikut hitung mundur rekomendasi 10 Novel yang layak untuk dibaca selama menjalankan aktifitas karantina mandiri di rumah dalam aksi #diRumahAja.
Cover Novel Kusni Kasdut

Jakarta - Pada masa banyak aktivitas diliburkan karena wabah virus corona (Covid-19) sepert saat ini, tiba-tiba banyak orang yang bingung untuk mencari kegiatan selama berdiam diri di rumah. Salah satu kegiatan bagus untuk menghabiskan waktu adalah membaca.

Membaca juga efektif menghilangkan rasa panik akibat wabah penyakit yang berseliweran di media sosial tersebut. Tagar telah mengumpulkan beberapa novel yang layak dibaca saat kita masih banyak waktu di rumah.

Membaca 10 novel yang direkomendasikan ini tidak akan membuat waktu Anda terbuang sia-sia. Selain itu, kebutuhan rohani Anda akan bacaan bermutu juga akan terpenuhi.

Berikut hitung mundur rekomendasi 10 Novel yang layak untuk dibaca selama menjalankan aktifitas karantina mandiri di rumah dalam aksi #diRumahAja:

Cover Novel Harimau Harimau!Cover Novel Harimau Harimau!

10. Harimau Harimau! (1975) karya Mochtar Lubis

Novel Harimau! Harimau! ditulis saat Lubis dipenjara di Madiun sebagai protes atas Soekarno yang diangkat menjadi presiden seumur hidup. Novel ini bercerita tentang tujuh pengumpul damar yang diserang harimau ketika pulang ke desanya. Pemimpin mereka yang karismatik gagal menyelamatkan mereka.

Ditulis di masa Orde Lama, dan dirilis di masa Orde Baru mulai bertindak represif, novel ini dianggap mengandung simbol-simbol yang mengkritik penguasa.

9. Para Priyayi (1991) karya Umar Kayam

Novel ini menceritakan jalan hidup seorang anak petani untuk mencapai status priyayi. Ternyata untuk masuk ke status tersebut perlu sebuah perjuangan unik dan berat. Novel Para Priyayi kental dengan budaya Jawa.

8. Pulang (2013) karya Leila S. Chudori

Novel Pulang berisi drama keluarga, persahabatan, cinta dan intrik dengan latar belakang tiga peristiwa besar dalam sejarah modern, yaitu Indonesia 30 September 1965, Perancis Mei 1968, dan Indonesia Mei 1998.

Cover Novel PulangCover Novel Pulang

7. Supernova (2001) karya Dee Lestari

Novel Supernova adalah seri pertama dari bacaan bersambung ini. Menceritakan 4 tokoh penting, yaitu Bodhi, Elektra, Zarah, dan Alfa. Dee Lestari sendiri dikenal sebagai penulis feminis pluralis sejak era reformasi, selain Ayu Utami.

6. Laskar Pelangi (2005) karya Andrea Hirata

Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan.

Karya-karya Andrea Hirata, Habiburrahman El Shirazy, dan Tere Liye menjadi bacaan yang digemari oleh generasi milenial muslim yang mulai tumbuh pada tahun-tahun awal novel Laskar Pelangi terbit.

5. Rahasia Meede (2007) karya E.S. Ito

Novel kedua E.S. Ito ini bercerita tentang perburuan harta karun peninggalan era VOC yang dilakukan oleh berbagai pihak dari Indonesia dan Belanda. Mayoritas cerita berlatar di Jakarta pada era reformasi.

Sebagai sebuah novel. Meskipun sekilas seperti karya ringan, namun novel ini sangat kental dan dalam, pertanda penulisnya telah dibekali dengan riset mumpuni.

Cover Novel Kusni KasdutCover Novel Kusni Kasdut

4. Kusni Kasdut (1979) karya Parakitri T. Simbolon

Parakitri berhasil mengemas dengan menarik sekaligus menyentuh kisah kehidupan Kusni Kasdut (seorang penjahat terkenal) dalam bentuk novel. Karya ini juga menjadi bahan perenungan tentang antitesis seorang pejuang kemerdekaan yang harus menjalani jalan yang gelap.

3. Pada Sebuah Kapal (1972) karya N.H. Dini

Novel Pada Sebuah Kapal terdiri atas dua bagian yang bercerita secara bersinggungan. Bercerita tentang Sri, seorang penari yang menjadi istri diplomat Perancis, Charles Vincent, dan bertemu dengan Michel Dubanton, seorang pelaut.

Novel Pada Sebuah Kapal mengeksplorasi tekad dan seksualitas dari sudut pandang kaum hawa yang pada masa itu termasuk tabu, apalagi bagi penulis perempuan.

2. Ronggeng Dukuh Paruk (1982) karya Ahmad Tohari

Novel ini bercerita tentang kisah cinta Srintil, seorang penari ronggeng, dan Rasus, teman sejak kecilnya yang seorang tentara. Novel ini membuka kesadaran pembaca akan colateral damage (korban yang terkena imbas) dari gejolak politik 1965, di mana pada saat itu banyak rakyat miskin dan bodoh yang menjadi korban.

Novel Ronggeng Dukuh Paruk dilanjutkan dengan Novel Lintang Kemukus Dini Hari dan Jantera Bianglala.

1. Bumi Manusia (1980) karya Pramoedya Ananta Toer

Novel Bumi Manusia adalah buku pertama dari Tetralogi Buru yang ditulis saat sang penulis menjadi tahanan politik di Pulau Buru.

Proses penerbitannya juga menarik karena setelah diterbitkan selama setahun, novel ini kemudian dilarang beredar atas perintah Jaksa Agung. Sebelum dilarang, buku yang telah diterjemahkan dalam 33 bahasa ini sukses dicetak ulang 10 kali selama 1980-1981.

Setelah reformasi, Tetralogi Buru diterbitkan lagi dan menjadi novel yang paling banyak dicari.

Novel Bumi Manusia sendiri bercerita mengenai seorang tokoh bernama Minke, pribumi yang mampu sekolah HBS bersama keturunan Eropa. Minke sendiri adalah seorang revolusioner yang berani melawan ketidakadilan terhadap bangsanya.

Dia juga berani memberontak terhadap kebudayaan Jawa yang penuh hierarki. Dalam novel itu juga terdapat tokoh menarik bernama Nyai Ontosoroh, seorang simpanan orang Belanda yang memperjuangkan haknya sebagai perempuan.

Tetralogi Buru terdiri dari Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.

Baca juga: Risa Saraswati Bagi e-Book Gratis Aksi #diRumahAja

Selain itu, Pramoedya juga menulis kisah kehidupan kala menjadi tahanan politik berjudul Nyanyi Sunyi Seorang Bisu. Sisi menarik dari buku itu bukan hanya protes ketidakadilan tentang tahanan tanpa pengadilan, tetapi juga survival atau bertahan hidup di tengah ketakutan, keputusasaan, dan situasi yang tidak menentu. []

Berita terkait
Jadwal dan Daftar Musisi ikut Konser #diRumahAja
Sederet musisi Indonesia siap menggelar konser bertajuk #diRumahAja yang dijadwalkan berlangsung mulai mulai 25-28 Maret 2020.
Rekomendasi Film dan Serial Temani Kamu #diRumahAja
Berikut Tagar rangkumkan beberapa rekomendasi film yang bisa dinikmati demi membunuh kebosanan saat berdiam diri di rumah:
Tips Betah #diRumahAja ala Dian Sastro
Dian Sastrowardoyo membagikan tips mengisi kebosanan ketika bekerja di rumah.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.