Redam Cemburu, 4 Warga Kudus Tolak Sembako Kemensos

4 warga Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kudus bersikap bijak merespons bantuan sembako dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Warga Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kudus, melakukan pencairan bantuan sosial tunai dengan memperhatikan protokol pencegahan Covid-19, Selasa, 19 Mei 2020. Empat warga desa menolak menerima bantuan sembako dari Kementerian Sosial. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Kudus - Empat warga Desa Ploso, Kecamatan Jati menolak pemberian bantuan sosial pangan (BSP) dari Kementerian Sosial (Kemensos). Meredam potensi kecemburuan sosial di masyarakat menjadi alasan utama mereka menolak bantuan sosial berupa paket sembako tersebut.

Kepala Desa Ploso Mas'ud mengatakan ada 144 paket BSP yang diberikan Kemensos kepada warganya. Dari jumlah itu, empat di antaranya menolak menerima bantuan tersebut. Mereka adalah Sofian Efendi, warga RT 3 RW 1 serta Ramini, Tri Hidayati dan Wahyu Mulyandari, ketiganya warga RT 2 RW 3.

Kata mereka, BSP ini lebih baik diberikan kepada warga lain yang lebih membutuhkan.

Mereka secara tegas menolak dengan alasan perekonomian masih stabil sehingga merasa tidak layak menerima bantuan untuk warga terdampak Covid-19 tersebut. Selain itu, mereka takut jika diterima akan memicu timbulnya polemik dan kecemburuan sosial di masyarakat.

"Kata mereka, BSP ini lebih baik diberikan kepada warga lain yang lebih membutuhkan. Berhubung data penerima bansos dari Kementerian Sosial tidak dapat diubah, jadi BSP mereka kini hangus," jelas Mas'ud pada Tagar usai membuka kegiatan pembagian bantuan sosial tunai di Balai Desa Ploso, Selasa, 19 Mei 2020.

Meski begitu, dirinya memberikan apresiasi atas sikap warganya yang bijak dalam merespons penyaluran bantuan sosial ini. Bagi Mas'ud, sikap seperti ini dibutuhkan agar bantuan sosial yang dikucurkan pemerintah bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh warga yang benar-benar membutuhkan.

Selain kesadaran masyarakat, sikap tegas pemerintah desa dalam melakukan proses verifikasi dan validasi data penerima bantuan sosial juga memegang peranan penting agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.

"Selama bantuan sosial yang diberikan tepat sasaran, saya rasa hal itu tidak akan menimbulkan gejolak atau kecemburuan sosial di masyarakat," ujar dia.

Sementara itu, Sugili, Ketua RT 3 RW 2 Desa Ploso mengungkapkan tiga warganya yang menolak pemberian BSP saat ini masih bekerja. Sehingga secara perekonomian mereka tergolong sebagai orang mampu.

"Di RT saya ada 10 orang yang terdaftar menerima BSP. Tiga warga di antaranya mengundurkan diri, karena mereka sadar bantuan itu salah sasaran. Sedangkan tujuh BSP lainnya, sudah tepat sasaran sebab para penerimanya sudah tidak lagi bekerja," tuturnya. []

Baca juga: 

Berita terkait
2 DPRD Semarang Masuk Daftar Penerima Bansos Covid
Dua anggota DPRD Kota Semarang masuk dalam daftar penerima bansos dampak Covid-19. Bagaimana sikap keduanya?
Alasan Warga Kulon Progo Mengalihkan Bansos Covid-19
Dua warga Kulon Progo yang menerima bantuan dampak Corona dari Kemensos mengalihkannya kepada orang lain yang lebih membutuhkan.
Wajah Kecewa Warga Kudus di Pembagian Bansos Covid
Ratusan warga kecewa karena tak kebagian bansos Covid-19 PT Pura Kudus. Paket sembako dibagikan sebelum jadwal.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.