Dairi - Setelah aksi pada 12 Mei lalu, ratusan abang becak kembali melakukan aksi serupa ke kantor Bupati Dairi, Jalan Sisingamangaraja, Sidikalang pada Kamis, 14 Mei 2020. Mereka menuntut janji bantuan bupati.
Pengunjuk rasa diterima Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Eddy Banurea. “Tukang becak pasti dihubungi katanya. Dua jam lagi. Ternyata tidak ada sampai sekarang. Justru yang menghubungi saya, polisi. Menanyakan, sudah ada hasil atau tidak,” kata Suryanto, juru bicara pengunjuk rasa.
Rekan Suryanto, Natal Simamora menimpali, mereka menuntut pernyataan Bupati Dairi, Eddy Kelleng Ate Berutu di salah satu media cetak terbitan Medan, bahwa abang becak telah menerima sembako.
“Di berita koran, masyarakat, tukang becak sama parrengge (pedagang), sudah terima sembako dari bapak Eddy Kelleng, sebesar 850 paket. Padahal satu pun paket itu tidak sampai ke tangan kami. Itu yang kami tuntut. Janji-janji palsu,” kata Natal.
Menjawab pengunjuk rasa, Eddy Banurea menyebut akan segera melapor ke Bupati Dairi, dan segera menghubungi pengunjuk rasa memberitahukan hasilnya. Dia berdalih pimpinannya sedang teleconference. “Saya lapor dulu. Pasti saya hubungi,” kata Eddy.
Kenyataannya kami tidak ada menerima bantuan. Jangan kami sopir becak ini dikucilkan
Menanggapi hal itu, pengunjuk rasa bersedia menunggu dengan batas waktu hingga Senin, 18 Mei 2020 mendatang. Jika tidak ada hasil pengunjuk rasa mengancam akan melakukan aksi lebih besar.
“Kalau tidak ada jawaban itu sampai Senin, kami akan bertindak. Senin kami kumpulkan saja becak di sini,” kata Suryanto, disambut teriakan setuju rekan-rekannya. Pengunjuk rasa pun membubarkan diri.
Diberitakan sebelumnya, dua ratusan abang becak, berunjuk rasa ke kantor Bupati Dairi, Selasa, 12 Mei 2020. Mereka menuntut kebenaran pernyataan Bupati Dairi, Eddy Kelleng Ate Berutu, tentang adanya bantuan sembako kepada penarik becak, sebagaimana dimuat di salah satu media cetak terbitan Medan.
Tertulis di media itu, Gugus Tugas Covid-19 Dairi menyalurkan bantuan bersumber dari sumbangan sukarela ASN dan pihak swasta. Sebanyak 850 paket bantuan diberikan kepada warga terdampak Covid-19 pada Sabtu, 9 Mei 2020.
Bantuan tahap pertama itu diserahkan kepada tutor pendidikan anak usia dini, pedagang, penarik becak, pekerja seni dan pekerja media. Isi paket berupa beras, minyak goreng, telur, gula, mi instan dan lainnya.
“Kenyataannya kami tidak ada menerima bantuan. Jangan kami sopir becak ini dikucilkan. Lebih baik tidak ada di berita dibuat. Hanya khusus untuk parrengge-rengge (pedagang). Kalau memang benar ada, kapan, biar kami tunggu. Kalau memang gak ada, gak ada,” kata Suryanto saat itu.[]