Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas pernyataan yang ia lontarkan terkait rangkulan antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman saat melakukan pertemuan di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019.
Menurutnya, apa yang diucapkannya saat perayaan Hari Ulang Tahun Partai Golkar itu merupakan sikap cemburu Jokowi terhadap Sohibul Iman.
"Urusan rangkulan, Bang Surya dan Pak Sohibul Iman itu hanya kecemburuan. Itu masalah kecemburuan," tutur Jokowi dalam sambutan HUT Partai NasDem ke-8 di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, Senin, 11 November 2019.
Baca juga: Jokowi Sindir Surya Paloh Usai Temui Sohibul Iman
Dalam sambutannya, Jokowi pun tak melewatkan kesempatan untuk melontarkan sapaan pada Surya Paloh dengan kalimat kasih sayang.
"Yang saya hormati, yang saya cintai, yang saya sayangi Bapak Ketua Umum Partai NasDem Bapak Surya Paloh," ucap Jokowi.
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kiri) berpelukan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman usai menyampaikan hasil pertemuan tertutup kedua partai di DPP PKS, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari/hp)
Sapaan Jokowi pun mendapatkan riuh tepukan tangan dari kader Partai NasDem yang hadir dalam acara tersebut. Lantas ia melanjutkan kata sambutan dengan menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan partai NasDem terhadap dirinya dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019 lalu.
Jokowi memberikan apresiasi kepada NasDem yang mengalami peningkatan peroleh suara dalam pemilu lalu.
"Penambahan kursi terbanyak ada di partai NasDem. Tambahan 23 kursi, ini terbanyak diantara partai-partai lain, penambahan pemilih terbanyak bertambah empat juta," kata Jokowi.
Selain Jokowi, sejumlah tokoh Indonesia turut hadir dalam perayaan HUT dan penutupan Kongres ke-2 Partai NasDem ini. Mereka adalah elite partai politik seperti Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri, Eks Wakil Presiden Jusuf Kalla, pimpinan Lembaga Tinggi Negara, Menteri Kabinet Indonesia Maju, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo, dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani.
Ada pula Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Polisi Idham Azis, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Jaksa Agung ST Burhanudin, dab Duta Besar Negara sahabat. []
