Ramadan Pertama, Harga Kebutuhan Pokok di Medan Naik

Memasuki bulan suci Ramadan di Kota Medan, harga sembako dan kebutuhan pokok lainnya mengalami kenaikan.
Aktivitas pedagang bahan pangan di Pasar Simpang Limun, Medan, Jumat, 24 April 2020. (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Memasuki bulan suci Ramadan 1441 Hijriah, harga sembako dan bahan pangan, seperti cabai merah, bawang, dan tomat di Kota Medan, mengalami kenaikan.

Beberapa faktor menjadi penyebab kenaikan, di antaranya dampak pandemi Covid-19 dan stok bahan di pihak distributor terbatas.

Di Pasar Simpang Limun Medan, harga cabai merah yang biasanya Rp 16 ribu per kilogram (Kg), naik menjadi Rp 24 ribu per Kg. Harga bawang Rp 30 ribu, sekarang menjadi Rp 45-Rp 50 ribu per Kg.

Kenaikan harga sembako dan bahan pangan ini dibenarkan R Purba, salah seorang pedagang di Pasar Simpang Limun. 

"Kalau harga kebutuhan pokok naik, pembeli enggan untuk membeli dalam jumlah yang banyak. Misalnya, biasanya pembeli bisa membeli 1 Kg, karena mahal, belinya jadi setengah kilo atau bisa menjadi seperempat kilo," kata dia, Jumat, 24 April 2020.

Menurut pria anak satu ini, tingginya harga cabai dan bahan pangan lainnya di hari pertama puasa karena memang dari agen maupun distributor harga sudah naik dan bukan direkayasa.

"Kalau di Pasar Simpang Limun ini, hampir rata-rata barangnya dari Pasar Induk Lau Cih di Medan Tuntungan dan Pasar Rakyat MMTC. Kalau belanja di Pasar Lau Chi harganya bisa lebih murah. Namun, jarak lebih jauh dari Pasar MMTC. Dari sana harga itu memang sudah naik, makanya sampai di sini harganya menjadi naik. Terkadang pembeli mengeluh," ungkapnya.

Dampak kenaikan harga, banyak pedagang mengalami penurunan omset dan tertanam modal karena adanya penyusutan kualitas bahan yang akan dijual.

Saya pribadi harus lebih pandai lagi mengelola keuangan keluarga, mudah-mudahan harga sembako ini bisa kembali normal

"Kalau kita jualan kentang, dia bisa bertahan tiga sampai empat hari. Tapi jika cabai, mana bisa bertahan tiga hari, langsung menyusut berat cabai itu. Tentunya kita akan rugi jika cabai yang kita belanjakan tidak habis dalam sehari, pasti berat cabai itu akan menyusut," tutur Purba.

Biasanya, omset penjualan cabai merah milik Purba mencapai 40 Kg per hari. Namun, karena kenaikan harga di masa pandemi Covid-19, sehari hanya bisa menghabiskan 20 Kg.

"Biasanya sampai 40 Kg per hari, tapi sekarang 20 Kg juga belum tentu habis. Besok kita belanja 20 Kg lagi, jadi sisa yang belum habis jadi menyusut dan di situlah kita sering termakan modal. Apalagi kalau cabai yang gak habis itu menjadi busuk," kata Purba.

Dia berharap pemerintah bisa melakukan langkah membuat harga kebutuhan pokok kembali normal. "Kami berharap agar harga bisa normal, penjualan dan omset kami pun normal kembali," kata dia.

Seorang ibu rumah tangga bernama T boru Nainggolan, ketika diajak berbincang, mengaku harga sembako yang relatif tinggi akan mempengaruhi daya beli.

"Bukan cabai dan bawang saja yang naik harganya, gula dan minyak makan juga naik. Kalau semuanya harganya naik, pastinya sangat membebani masyarakat. Harga gula Rp 19 ribu per kilo," kata dia.

Selain itu, kenaikan harga gula dan lainnya dapat memicu berkurangnya pendapatan, terutama dia yang setiap hari membuka usaha kedai kopi.

"Saya pribadi harus lebih pandai lagi mengelola keuangan keluarga, mudah-mudahan harga sembako ini bisa kembali normal," ungkapnya.[]

Berita terkait
Promo Makanan Menggiurkan Selama Ramadan
Selama Ramadan, tak sedikit restoran ternama di Indonesia menyediakan promo yang menggiurkan. Berikut sejumlah promosi makanan bulan Ramadan.
Minta Sembako ke Perusahaan, Dewan di Medan Diadukan
Anggota DPRD Kota Medan dilaporkan ke BKD terkait tindakannya menyurati perusahaan untuk meminta partisipasi bantuan sembako.
Seorang Pelajar Medan Sumbangkan Tabungan Beli APD
Pelajar SMP di Medan menyumbangkan tabungannya untuk membeli APD para tenaga medis yang tengah berjuang melawan Covid-19.